google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Prepares US $ 150 Million for Acquisition - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, January 16, 2020

Pertamina Prepares US $ 150 Million for Acquisition



PT Pertamina continues its planned merger and acquisition (M&A) of the oil and gas block. The state-owned oil company is allocating around the US $ 150 million as capital expenditure or CAPEX in 2020 for the acquisition of the M&A action.

Fajriyah Usman

PT Pertamina Vice President Corporate Communication, Fajriyah Usman, said mergers and acquisitions are part of Pertamina's inorganic upstream business development strategy.

"In accordance with Pertamina's growth strategy, mergers and acquisitions are part of that strategy. Therefore, Pertamina Prepares US $ 150 Million for Acquisitions has budgeted funds for mergers and acquisitions of that number (US $ 150 million)," said Fajriyah.

This strategy is a follow-up to the government's instructions so that Pertamina continues to increase oil production from abroad. This is to reduce oil imports which have been weighing on the current account. This year, Pertamina is targeting to bring in 8 million barrels of oil from oil and gas blocks abroad. That number increased by 1 million barrels from the previous year. So far, Pertamina has 12 oil and gas blocks abroad.

Nicke Widyawati

Previously, President Director of PT Pertamina, Nicke Widyawati, said that his party had tried the acquisition of oil and gas blocks in Abu Dhabi, United Arab Emirates. The reason is that the oil and gas block has entered the production stage.

"Our overseas acquisitions focus on blocks that have already been produced. We have explored Abu Dhabi, we are trying to enter," said Fajriyah.

According to Nicke, the selection of oil and gas blocks that are already in production has many advantages. Besides producing oil faster and reducing imports, productive oil and gas blocks reduce company risk. It's known, Pertamina is still haunted by the case of former Pertamina's Managing Director, Karen Agustiawan, related to M&A in the Basanta Manta Gummy (BMG) Block. 

     Therefore, Nicke said that this acquisition will also hold law enforcement agencies, starting from the planning process to the completion of the acquisition.

"To reduce that risk, in addition to the acquisition of oil and gas blocks that have been produced, we also cooperate with law enforcement officers, so that no one is left behind," Nicke said.

Deputy BUMN Minister Budi Gunadi Sadikin said Pertamina's financial position was in a healthy condition to carry out corporate actions or investment agenda, including to carry out this acquisition. This was indicated by the amount of earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) or Pertamina's income before interest, taxes, depreciation and amortization in 2018 which reached around US $ 9 billion.

"Pertamina's financial condition is very healthy, there is no financial problem for Pertamina to invest," said Budi.

IN INDONESIA

Pertamina Menyiapkan US$ 150 Iuta untuk Akuisisi


PT Pertamina melanjutkan rencana merger dan akuisisi (M&A) blok minyak dan gas bumi. Perusahaan miyak milik pemerintah ini mengalokasikan dana sekitar US$ 150 juta sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2020 untuk akuisisi aksi M&A tersebut. 

Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan merger dan akuisisi merupakan bagian dari strategi pengembangan bisnis hulu Pertamina secara anorganik.

"Sesuai dengan strategi growth dari Pertamina, merger dan akuisisi merupakan bagian dari strategi tersebut. Oleh karena itu, Pertamina Menyiapkan US$ 150 Juta untuk Akuisisi telah menganggarkan dana untuk merger dan akuisisi sebesar angka tersebut (US$ 150 juta)," kata Fajriyah.

Strategi ini merupakan tindak lanjut instruksi pemerinbah agar Pertamina terus memperbesar produksi minyak dari luar negeri. Hal tersebut untuk mengurangi impor minyak yang selama ini membebani nerca transaksi berjalan. Tahun ini Pertamina menargetkan bisa memboyong sebesar 8 juta barel minyak dari blok migas di luar negeri. Angka tersebut meningkat 1 juta barel dari setahun sebelumnya. Sejauh ini, Pertamina memiliki 12 blok migas di luar negeri. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, menyatakan pihaknya sudah menjajal akuisisi blok migas di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pasalnya, blok migas tersebut sudah memasuki tahap produksi. 

"Akuisisi luar negeri kami fokus ke blok yang sudah produksi. Kami sudah jajaki Abu Dhabi, kami coba masuk," kata Fajriyah.

Menurut Nicke pemilihan blok migas yang sudah berproduksi memberikan banyak keuntungan. Selain lebih cepat menghasilkan minyak dan mengurangi impor, blok migas yang produktif mengurangi risiko perusahaan. Maklumlah, Pertamina masih dihantui oleh kasus mantan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, terkait dengan M&A di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia. 

     Oleh karena itu, Nicke mengatakan bahwa akuisisi kali ini juga akan menggandeng penegak hukum, mulai dari proses perencanaan hingga tahap penyelesaian akuisisi.

"Untuk mengurangi risiko itu, selain akuisisi blok migas yang sudah produksi, kami juga bekerjasama dengan aparat penegak hukum, jangan sampai ada yang terlewat," kata Nicke.

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyatakan posisi keuangan Pertamina berada dalam kondisi sehat untuk melakukan aksi korporasi atau agenda investasi, termasuk untuk melakukan akuisisi ini. 

    Hal itu ditandai dengan jumlah earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi Pertamina di tahun 2018 yang mencapai sekitar US$ 9 miliar. 

"Kondisi keuangan Pertamina sehat sekali, tidak ada masalah keuangan bagi Pertamina untuk berinvestasi," kata Budi.

Kontan, Page-13, Monday, Dec 16, 2019

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel