google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pursue the Target of Oil and Gas Lifting - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Friday, January 31, 2020

Pursue the Target of Oil and Gas Lifting



The realization of oil and gas lifting last year missed the target. During 2019, the realization of oil and gas lifting only reached 90.5 percent or 1.8 million barrels of oil equivalent per day (BOEPD). 

   In fact, the target in the 2019 State Budget (APBN) reaches 2.025 million BOEPD. This year, the government set oil and gas lifting 1,946 million BOEPD with details of 755 thousand from oil and 1.191 million from gas.

Arifin Tasrif 

Although declining compared to last year, this year's target is considered very high. ESDM Minister Arifin Tasrif is optimistic that this year's target will be achieved. He said, Indonesia still had a big opportunity to increase lifting or production-ready to sell oil and gas by working on new fields and developing the existing Work Areas (WK).

"Right now we are working on developing new sources of oil and gas," Arifin said in Jakarta.

Arifin acknowledged natural processes such as amount and time resulted in the decline of oil and gas production in the last decade. The condition was a big task when he was appointed by President Joko Widodo to solve the problem.

"The most important thing is how to increase oil and gas lifting because indeed in recent years our production has declined," he said.

At present, the government has entrusted Pertamina as a state-owned company to manage several WKs whose contracts have ended. Arifin revealed optimism regarding the achievement of the oil and gas lifting target that was seen from the 12 projects targeted to apply this year.

Petronas Carigali Ketapang III Ltd

The 12 projects include, among others, Bukit Tua Pashe-3 by Petronas Carigali Ketapang III Ltd with a production capacity of 31.5 million standard cubic feet per day (mmscfd). 

Blogger Agus Purnomo in Petronas Carigali Ketapang

    Currently, the operator is in the engineering, procurement, and construction (EPC) stage. The project is scheduled for production in January 2020. Then, there is a Grati Pressure Lowering project undertaken by Ophir Indonesia (Sampang) Pty Ltd with a production capacity of 30 mmscfd.

The current stage is the work of the EPC and is scheduled to produce in March 2020. Furthermore, there is a Buntal-5 project that Medco Energy works on and is scheduled to produce in March 2020.

Similar to Bukit Tua Pashe-3, the project was initially listed as onstream last year but was forced to be unable to operate. This happened because the rig for drilling the project did not arrive immediately because it was still used in Vietnam.

In addition, the government plans to implement a number of strategies by providing incentives to oil and gas business entities to accelerate 42 oil and gas field development / POD plans. Next also encourages the use of Enhanced Oil Recovery (EOR) technology and legalizes the management of old wells by the community even though the production is small.

"Through SKK Migas, the government also opened a One Door Service Policy (ODSP) service to realize the target of producing 1 million barrels of oil per day by 2030," he added.

IN INDONESIA

Kejar Target Lifting Migas

Realisasi lifting migas tahun lalu meleset dari target. Sepanjang 2019, realisasi lifting migas hanya mencapai 90,5 persen atau 1,8 juta barrels of oil equivalent per day (BOEPD). Padahal, target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mencapai 2,025 juta BOEPD. Tahun ini, pemerintah menetapkan lifting migas 1,946 juta BOEPD dengan perincian 755 ribu dari minyak dan 1,191 juta dari gas. 

Meski menurun dibandingkan tahun lalu, target tahun ini dinilai sangat tinggi. Menteri ESDM Arifin Tasrif optimistis target tahun ini akan tercapai. Dia menuturkan, Indonesia masih punya peluang besar meningkatkan lifting atau produksi siap jual minyak dan gas bumi dengan mengerjakan ladang baru serta mengembangkan Wilayah Kerja (WK) eksisting.

”Sekarang ini kita sedang mengupayakan supaya ada pengembangan sumber-sumber minyak dan gas baru," kata Arifin di Jakarta.

Arifin mengakui proses alamiah seperti jumlah dan waktu mengakibatkan terjadinya penuruman produksi migas dalam dekade terakhir. Kondisi itu menjadi tugas besar ketika dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Hal yang paling utama adalah bagaimana bisa meningkatkan lifting migas karena memang dalam beberapa tahun ini produksi kita menurun,” ujarnya.

Saat ini, pemerintah memercayakan kepada Pertamina selaku perusahaan milik negara untuk mengelola beberapa WK yang sudah berakhir masa kontraknya. Arifin mengungkapkan, optimisme terhadap capaian target lifting migas tersebut terlihat dari 12 proyek yang ditargetkan berlaku tahun ini. 

Ke-12 proyek tersebut, antara lain, Bukit Tua Pashe-3 yang dikerjakan Petronas Carigali Ketapang III Ltd dengan kapasitas produksi 31,5 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Saat ini operator dalam tahapan pengerjaan engineering, procurement, dan construction (EPC). Proyek tersebut dijadwalkan berproduksi Januari 2020. Kemudian, ada proyek Grati Pressure Lowering yang dikerjakan Ophir Indonesia (Sampang) Pty Ltd dengan kapasitas fasilitas produksi 30 mmscfd.

Tahapan saat ini adalah pengerjaan EPC dan dijadwalkan berproduksi pada Maret 2020. Selanjutnya, ada proyek Buntal-5 yang dikerjakan Medco Energi dan dijadwalkan berproduksi pada Maret 2020. 

Sama dengan Bukit Tua Pashe-3, awalnya proyek tersebut masuk daftar onstream tahun lalu, tetapi terpaksa tidak dapat beroperasi. Hal itu terjadi lantaran rig untuk pengeboran proyek tidak segera datang karena masih digunakan di Vietnam. 

Di samping itu, pemerintah berencana menjalankan sejumlah strategi dengan memberikan insentif kepada Badan Usaha (BU) minyak dan gas untuk mempercepat 42 rencana pengembangan/POD lapangan minyak dan gas. Berikutnya juga mendorong penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) serta melegalkan pengelolaan sumur tua oleh masyarakat meski produksinya sedikit.

”Melalui SKK Migas, pemerintah juga membuka layanan One Door Service Policy (ODSP) untuk merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030,” imbuhnya.

Jawa Pos, Page-5, Monday, Jan 20, 2020

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel