The Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) revealed that oil lifting this year could reach 746.3 thousand barrels per day / BOPD. While oil production is estimated at 745.5 thousand BOPD. The prognosis until the end of the year exceeds the lifting target set in the 2019 State Budget (APBN) of 745 thousand BOPD.
SKK Migas Secretary Murdo Gantoro said the realization of oil lifting would be officially announced on 31 December. Four days towards the end of 2019, SKK Migas carried out the optimization of lifting later this year in six main points namely Sumatra in Dumai Terminal, Java in MGS Balongan, FPSO Gagak Rimang, Siam Maspion and Kalimantan Terminals in Tanjung Santan, and Senipah Terminal.
FPSO Gagak Rimang
"We will continue to monitor until December 31 like what the numbers are. If this is not achieved, we will find out the obstacles and then evaluate them, "Murdo said during a visit to the PT Pertamina EP Asset 3 Main Gathering Station in Indramayu.
Murdo said SKK Migas is now directly overseeing the lifting. So far the activity has been carried out by surveyors as third parties. 11 contracted cooperation contracts (KKKS) can be monitored directly (real-time). This is a form of SKK Migas transformation. Because SKK Migas has a vision of creating one million barrels in 2030.
"Of course there is a milestone every year with a work plan. We measure the achievements and evaluate them, "he said.
In the same place, Finance & Business Support Director of PT Pertamina EP Adi Prasetyana revealed, Pertamina EP oil lifting reached 27,197,737 barrels of oil (BBL) and 249,533 MMSCF for gas until November. Projected to the end of the year, Pertamina EP oil lifting can reach 29,939,653 BBL and 272,954 MMSCF gas.
"Lifting at Balongan Terminal reached the agreed target of 4,654,987 BBL for oil until December 25, 2019," he said.
Adi said Pertamina EP Asset 3 recorded a proud performance in 2019. Towards the end of this year, Pertamina EP Asset 3 was able to produce 13,092 BOPD or equivalent to 100.6% of the WP&B target. The gas production reached 262 MMSCFD or 92% of the WP&B target.
"By maintaining the reliability of production facilities, PEP is expected to be able to maintain and increase production according to the target set by the government," he said.
Meanwhile, Member of Commission VII of the People's Representative Council (DPR) Kardaya Warnika revealed Pertamina EP Asset 3 was the backbone of Pertamina. Because the production continues to survive even exceeding the target set. He appreciated the efforts that had been made by Pertamina.
"The third asset region is the most sustainable. This is Pertamina's backbone, "he said.
the Rokan Block Chevron Pacific Indonesia
Rokan Block
Meanwhile, on the previous occasion, the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), Arifin Tasrif, encouraged the transition process of the management of the Rokan Block from Chevron Pacific Indonesia to PT Pertamina (Persero) to be completed soon next year.
That way, it will speed up the implementation process of oil and gas drilling in a block located in Riau Province. Arifin explained, the progress of the transfer of management between the two parties continued.
"We have asked Pertamina to be proactive then Chevron can open the door, already. Chevron reports every week. then we will meet with Pertamina, "explained Arifin, as quoted by www.esdm.go.id.
Accelerating the transfer of management, continued Arifin, was carried out in order to maintain the level of production of the Rokan Block when the maturity of managing over in 2021. Arifin immediately asked Pertamina to prepare funds for drilling investment.
"Pertamina has prepared, because of this Pertamina must immediately carry out 20 drilling points to be able to maintain, out of 72 targets. Yes, at least 20 can be done, "said Arifin.
Nevertheless, Arifin admitted there were still a number of administrative and other important issues between the two parties that were Business to Business (B to B).
"Indeed there are several matters related to regulations and also administrative contracts that must be completed. But next year it must be finished, "said Arifin.
Beginning in 2019, Rokan Block production will reach 207,000 barrels per day, equivalent to 26% of national production. The 6,220-kilometer block has 96 fields, of which three have the potential to produce very good oil, namely Duri, Minas, and Bekasap. It has been noted, since it began operating in 1971 until 31 December 2017, the total production in the Rokan Block has reached 11.5 billion barrels of oil since the start of the operation.
As is known, the Government through the Ministry of Energy and Mineral Resources decided to entrust the management of the Rokan Block to Pertamina on July 31, 2018. This decision was taken on the basis of business and economic considerations after evaluating the submission of Pertamina's proposal which was considered better in managing the block.
The Rokan Block itself is the second-largest oil block in Indonesia. The 6,220-kilometer block has 96 fields with three fields having very good oil potential namely Duri, Minas, and Bekasap. For next year, SKK Migas is targeting production in the Rokan Block to reach 161 thousand BOPD, down from this year's target of 190 thousand BOPD. This is because Chevron no longer invests in any activity in the Rokan Block in 2020.
IN INDONESIA
SKK Migas: Lifting Minyak Tahun Ini Lampaui Target
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, lifting minyak tahun ini bisa mencapai 746,3 ribu barel per hari/BOPD. Sementara produksi minyak diperkirakan mencapai 745,5 ribu BOPD. Prognosa hingga akhir tahun itu melampaui target lifting yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 745 ribu BOPD.
Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro mengatakan realisasi lifting minyak akan disampaikan secara resmi pada 31 Desember. Empat hari menjelang akhir tahun 2019, SKK Migas melakukan optimalisasi lifting akhir tahun ini di enam titik utama yakni Sumatera di Terminal Dumai, Jawa di MGS Balongan, FPSO Gagak Rimang, Terminal Siam Maspion dan Kalimantan di Tanjung Santan, dan Terminal Senipah.
“Kami akan monitor terus sampai 31 Desember seperti apa angkanya. Apabila tidak tercapai maka kita cari tahu kendalanya kemudian dievaluasi,” kata Murdo dalam kunjungan ke Main Gathering Station PT Pertamina EP Asset 3 di Indramayu.
Murdo mengungkapkan SKK Migas kini secara langsung mengawasi lifting. Selama ini kegiatan tersebut dilakukan oleh surveyor sebagai pihak ketiga. Tercatat 11 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dapat dipantau secara langsung (real time). Hal ini merupakan bentuk transformasi SKK Migas. Pasalnya SKK Migas memiliki visi menciptakan satu juta barel di 2030.
“Tentunya ada milestone tiap tahun dengan rencana kerja. Kita ukur capaiannya dan dievaluasi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Finance & Business Support Director PT Pertamina EP Adi Prasetyana mengungkapkan, lifting minyak Pertamina EP mencapai 27.197.737 barel oil (BBL) dan 249.533 MMSCF untuk gas hingga November kemarin. Diproyeksikan sampai akhir tahun, lifting minyak Pertamina EP dapat mencapai 29.939.653 BBL dan gas 272.954 MMSCF.
“Lifting di Terminal Balongan mencapai target yang disepakati yaitu 4.654.987 BBL untuk minyak hingga 25 Desember 2019,” ujarnya.
Adi menuturkan, Pertamina EP Asset 3 mencatatkan kinerja yang membanggakan di tahun 2019. Menjelang berakhirnya tahun ini, Pertamina EP Asset 3 mampu memproduksi 13,092 BOPD atau setara dengan 100,6% target WP&B. Adapun produksi gas mencapai 262 MMSCFD atau 92% target WP&B.
“Dengan menjaga kehandalan fasilitas produksi, diharapkan PEP mampu menjaga dan meningkatkan produksi sesuai target yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII Dewan Per wakilan Rakyat (DPR) Kardaya Warnika mengungkapkan Pertamina EP Asset 3 merupakan tulang punggung Pertamina. Pasalnya produksinya terus bertahan bahkan melampaui target yang ditetapkan. Dia mengapresiasi usaha yang telah dilakukan oleh Pertamina.
“Wilayah asset 3 satu-satunya yang paling sustain. Ini merupakan backbone Pertamina,” ujarnya.
Blok Rokan
Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mendorong proses transisi alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) bisa segera diselesaikan tahun depan. Dengan begitu, akan mempercepat pelaksanaan proses
pengeboran minyak dan gas bumi di blok yang terletak di Provinsi Riau tersebut. Arifin menjelaskan, progress alih kelola anatara kedua belah pihak terus berjalan.
“Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu, sudah. Tiap minggu Chevron sudah lapor. kemudian kita pertemukan dengan Pertamina,” jelas Arifin, seperti dikutip www.esdm.go.id.
Percepatan alih kelola, sambung Arifin, dilakukan guna mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola di tahun 2021 nanti. Arifin pun segera meminta kepada Pertamina untuk menyiapkan dana untuk investasi pengeboran.
“Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan, dari 72 target. Ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan,” ujar Arifin.
Kendati demikian, Arifin mengakui masih terdapat beberapa persoalan administrasi dan persoalan penting lainnya antar kedua belah pihak yang bersifat Business to Business (B to B).
“Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” tegas Arifin.
Awal tahun 2019, produksi Blok Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Tercatat, sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan untuk memercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina pada 31 Juli 2018. Keputusan ini diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.
Blok Rokan sendiri merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Untuk tahun depan, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161 ribu BOPD atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190 ribu BOPD. Ini lantaran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktivitas apapun di Blok Rokan pada tahun 2020.
Investor Daily, Page-14, Saturday, Dec 28, 2019
No comments:
Post a Comment