PT Pertamina EP-Cepu (PEPC) continues to develop the Jambaran-Tiung Biru unitization gas field project. Next year, a subsidiary of PT Pertamina (Persero) will allocate investment funds of US $ 591 million. PEPC 2020 investment value rose 78.55% compared to this year's allocation which reached the US $ 331 million. The realization of the absorption of the budget until November 2019 of US $ 297 million.
the Jambaran-Tiung Biru project
The project target for the Jambaran-Tiung Biru project next year is to complete well drilling and build a gas processing facility (GPF). The investment budget also includes drilling and land acquisition. According to PEPC internal records, the development of the Jambaran-Tiung Biru construction so far is still according to plan.
Until November 2019, the employment phase is up to 47.3%. The project has two clusters, namely the Jambaran East Gas Field and the Jambaran Central Gas Field. On October 9, 2019, PEPC began working on a well or spud in the Jambaran East Gas Field consisting of four wells.
PEPC has completed drilling at the Jambaran East Gas Field up to the 12-1 / 4-inch hole route at JAM-3 and JAM-5 wells. The next target is drilling in JAM-8 and then the following work in the JAM-4 Well.
The drilling completion target is around June 2020. If the work at the Jambaran East Gas Field is completed, PEPC will move to the Jambaran Central Gas Field with the workmanship target at JAM-6 and JAM-7 wells.
They hope to start drilling around July next year. Until now, PEPC still holds the project completion target or on stream Jambaran-Tiung Biru in the second quarter of 2021.
Jamsaton Nababan
"Hopefully everything can be finished and can save even more time because later there can be saving costs, more efficient and more gas who entered, "explained Jamsaton Nababan, President Director of PT Pertamina EP-Cepu during a media meeting in Bojonegoro, East Java.
If Jambaran-Tiung Biru operates, PEPC calculates that there will be an additional gas production of 192 million cubic feet per day (mmscfd) and 2.5 trillion cubic feet (TCF) reserves. The company managed to flow the gas through the Gresik-Semarang transmission pipeline.
Just so you know, the development of the Jambaran-Tiung Biru project requires a total cost of US $ 1.5 billion. PEPC has secured funding commitments of up to the US $ 1.8 billion from a syndicate of 12 local and foreign banks.
While working on the Jambaran-Tiung Biru project, in 2020 PEPC is aiming for profits of US $ 852 million or higher than this year's target of US $ 845 million. The strategy is to increase production next year and pursue operational cost-efficiency. Until November 2019, PEPC pocketed a net profit of US $ 790 million. They claim to be the biggest contributor among other Pertamina subsidiary companies.
"Our financial performance this year is according to plan and even the APBN oil production target has been achieved," said Jamsaton.
IN INDONESIA
Alokasi Tiung Biru US$ 591 Juta di 2020
PT Pertamina EP-Cepu (PEPC) terus melanjutkan pembangunan proyek lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru. Tahun depan, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 591 juta. Nilai investasi PEPC 2020 naik 78,55% dibandingkan alokasi pada tahun ini yang mencapai US$ 331 juta. Adapun realisasi penyerapan anggaran hingga November 2019 sebesar US$ 297 juta.
Target pengerjaan proyek Jambaran-Tiung Biru tahun depan adalah merampungkan pengeboran sumur dan membangun fasilitas pemrosesan gas alias gas processing facility (GPF). Anggaran investasi juga mencakup pengeboran dan akuisisi lahan. Menurut catatan internal PEPC, perkembangan pengerjaan Jambaran-Tiung Biru sejauh ini masih sesuai rencana.
Hingga November 2019, tahap pekerjaan sampai 47,3%. Proyek itu memiliki dua kluster, yakni Lapangan Gas Jambaran East dan Lapangan Gas Jambaran Central. Pada 9 Oktober 2019, PEPC mulai mengerjakan tajak sumur atau spud in Lapangan Gas Jambaran East yang terdiri dari empat sumur.
PEPC sudah menyelesaikan pengeboran di Lapangan Gas Jambaran East sampai trayek lubang 12-1/4 inci di sumur JAM-3 dan JAM-5. Target berikutnya yakni pengeboran di JAM-8 lalu menyusul pekerjaan di Sumur JAM-4. Target penyelesaian pengeboran sekitar Juni 2020.
Kalau pekerjaan di Lapangan Gas Jambaran East rampung, PEPC bam bergeser ke Lapangan Gas Jambaran Central dengan target pengerjaan di Sumur JAM-6 dan Sumur JAM-7. Mereka berharap bisa memulai pengeboran sekitar Juli tahun depan. Hingga kini, PEPC masih memegang target penyelesaian proyek atau on stream Jambaran-Tiung Biru pada kuartal II 2021.
"Mudah-mudahan bisa selesai semua dan bisa lebih banyak lagi menghemat waktu karena nanti bisa ada saving cost, lebih efisien dan lebih banyak gas
yang masuk," beber Jamsaton Nababan, Direktur Utama PT Pertamina EP-Cepu saat temu media di Bojonegoro, Jawa Timur.
Kalau Jambaran-Tiung Biru beroperasi, PEPC menghitung akan ada tambahan produksi gas sebesar 192 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan Cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Pemsahaan tersebut bercana mengalirkan gasnya melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang.
Asal tahu, pengembangan proyek Jambaran-Tiung Biru membutuhkan total biaya sebesar US$ 1,5 miliar. PEPC telah memperoleh komitmen pendanaan hingga US$ 1,8 miliar dari sindikasi 12 bank lokal dan asing. Sambil mengerjakan proyek Jambaran-Tiung Biru, tahun 2020 PEPC membidik keuntungan sebesar US$ 852 juta atau lebih tinggi ketimbang target tahun ini yakni US$ 845 juta.
Strateginya dengan meningkatkan produksi pada tahun depan dan mengejar efisiensi biaya operasional. Hingga November 2019, PEPC mengantongi laba bersih sebesar US$ 790 juta. Mereka mengklaim sebagai kontributor terbesar di antara anak usaha Pertamina yang lain.
"Kinerja keuangan kami tahun ini sesuai rencana dan bahkan target produksi minyak APBN sudah dicapai," ujar Jamsaton.
Kontan, Page-14, Thursday, Dec 19, 2020
No comments:
Post a Comment