google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, March 4, 2017

Pertamina Submits Proposal to NIOC



PT Pertamina has submitted a plan proposal floating two blocks to be acquired in Iran, namely the Ab-Teymour and Mansouri, to the National Iranian Oil Company (NIOC). However, there is no agreement between the two state-owned oil and gas company.

Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Denie Tampubolon said the development plan proposal is the result of the evaluation team of Pertamina according MoU (memorandum of understanding / MoU) were signed. Proposals submitted during a visit by the Indonesian government and the company to Iran start last weekend until Tuesday (28/2). "After that of a conversation between two parties (Pertamina and NIOC) for the next stage," he said.

As is known, Pertamina and NIOC has signed a memorandum of understanding in August last year. Based on this MoU, the company will have six months for the company to conduct a study and submit a preliminary proposal Ab-Teymour Field development and Mansouri in Iran. Now, the proposal submission is indeed the end of February. However, President Joko Widodo and Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan asked the company to enter as soon as possible the proposal in view of the number of competitors, one of which Lukoil, the Russian oil and gas company.

Related completed when talks with NIOC, Denie admitted can not be sure. Because the completion of these negotiations is not fully authorized Pertamina. "Because it involves two parties, the target also depends on progress on the part of Iran," he said.

Pertamina Upstream Director Syamsu Alam had expressed, after proposals from the development plan, the next stage which NIOC will review the proposal. It could not be sure how this process takes place considering it is the authority of NIOC. Thus, it also can not target acquisition when oil and gas blocks in
Iran is completed. "That's his call there (NIOC), we can not push push as well," said Alam.

As is known, the total reserves of Ab-Teymour Fields and Mansouri estimated at 5 billion barrels. Currently both are already in the production phase with the respective sizes of 48 thousand barrels per day (bpd) for the Ab-Teymour Field and 54 thousand bpd for Mansorui Field.

Ready to Fund

Pertamina Finance Director Arif Budiman said the company has set aside for the upstream business expansion overseas. Because the upstream business expansion will ensure supply of crude oil to the refinery fuel oil (BBM) owned by the company. This year, the fund set up for the acquisition of oil and gas blocks to reach US $ 1 billion. "If Iran's not the acquisition, but the bid (auction). So it may still be (funding), "he said.

Besides in Iran, he added, Pertamina is also negotiating the acquisition of oil and gas block in Russia. However, acquisitions in Russia is not to take the asset, but only shares in oil and gas blocks. This is because the system prevailing in Russia only allow local companies with an asset.

Only in the company allowed no foreign ownership. "So it's still our weigh-stations. If we essentially only in security of supply, "he said. Although not get the assets, Russia still allow Pertamina to bring the oil obtained to Indonesia.

In its official statement, Rosneft said it had signed a memorandum of understanding with Pertamina to work together on Fields The Northern Tip of Chayvo and Russkoye field. Field The Northern Tip of Chayvo, Pertamina could take a stake up to 20%, while in the Russkoye field to 37.5%.

Pertamina also has completed the French oil and gas company, which Maurel & Prom. According to Arif, the funds disbursed to take over ownership to 64.46% it is still within budget. "Under the US $ 1 billion (funds disbursed) to take over all the shares of the total," he said.

Pertamina is targeting oil and gas production increased to 1.9 million barrels of oil equivalent per day (barrel oil equivalent per day / boepd) in 2025 and 2.04 million boepd in 2030. Therefore, Pertamina should boost oil and gas production to be increased by 8% per year.

IN INDONESIAN

Pertamina Serahkan Proposal ke NIOC 


PT Pertamina telah menyerahkan proposal rencana pengambangan dua blok yang akan diakuisisi di Iran, yakni Ab-Teymour dan Mansouri, ke National Iranian Oil Company (NIOC). Namun, belum ada kesepakatan antara kedua perusahaan migas milik pemerintah  ini. 

Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Denie Tampubolon mengatakan, proposal rencana pengembangan itu merupakan hasil evaluasi Tim Pertamina sesuai nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang diteken. Proposal diserahkan dalam kunjungan Pemerintah Indonesia dan pihaknya ke Iran mulai akhir pekan lalu sampai Selasa (28/2). “Setelah itu tentu pembicaraan dua pihak (Pertamina dan NIOC) untuk tahap selanjutnya,” kata dia.

Seperti diketahui, Pertamina dan NIOC telah meneken nota kesepahaman pada Agustus tahun lalu. Berdasarkan nota kesepahaman ini, perseroan mempunyai waktu enam bulan bagi perseroan untuk melakukan studi dan menyampaikan preliminary proposal pengembangan Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri di Iran. Sehingga, batas penyerahan proposal ini memang akhir Februari ini. Namun, Presiden Joko Widodo dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta Pertamina sesegera mungkin memasukkan proposal tersebut mengingat banyaknya pesaing, salah satunya Lukoil, perusahaan migas asal Rusia.

Terkait kapan pembicaraan dengan NIOC selesai, Denie mengaku tidak dapat memastikannya. Pasalnya, penyelesaian negosiasi ini bukan sepenuhnya wewenang Pertamina. “Karena menyangkut dua pihak, target juga tergantung progres di pihak Iran,” ujar dia.  

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam sempat mengutarakan, setelah memasukkan proposal rencana pengembangan, tahap berikutnya yakni NIOC akan mereview proposal tersebut. Pihaknya tidak dapat memastikan berapa proses ini berlangsung mengingat hal itu merupakan wewenang NIOC. Sehingga, pihaknya juga tidak dapat menargetkan kapan akuisisi blok migas di
Iran ini selesai. “Itu call-nya di sana (NIOC), kami tidak bisa mendorong dorong juga,” Kata Alam.

Seperti diketahui, total cadangan Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri diperkirakan mencapai 5 miliar barel. Saat ini keduanya sudah pada tahap produksi dengan besaran masing-masing 48 ribu barel per hari (bph) untuk Lapangan Ab-Teymour dan 54 ribu bph untuk Lapangan Mansorui.

Siap Danai

Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman mengatakan, perseroan telah menyiapkan dana untuk ekspansi bisnis hulu di luar negeri. Pasalnya, ekspansi bisnis hulu bakal menjamin pasokan minyak mentah untuk kilang  bahan bakar minyak (BBM) milik perseroan. Pada tahun ini, dana yang disiapkan untuk akuisisi blok migas mencapai US$ 1 miliar. “Kalau di Iran kan bukan akuisisi, tetapi bid (lelang). Jadi kemungkinan masih bisa (pendanaan),” kata dia.

Selain di Iran, lanjutnya, Pertamina juga tengah negosiasi akuisisi blok migas di Rusia. Namun, akuisisi di Rusia ini bukanlah untuk mengambil aset, melainkan hanya saham di blok migas. Hal ini lantaran sistem yang berlaku di Rusia hanya membolehkan perusahaan setempat yang memiliki aset.

Hanya saja dalam perusahaan tersebut dibolehkan ada kepemilikan asing. “Jadi itu masih kami timbang-timbang. Kalau kami intinya hanya di security of supply,” ujarnya. Meski tidak mendapat aset, Rusia masih membolehkan Pertamina membawa minyak yang diperoleh ke Indonesia. 

Dalam keterangan resminya, Rosneft menyatakan telah meneken nota kesepahaman dengan Pertamina untuk kerja sama menggarap Lapangan The Northern Tip of Chayvo dan Lapangan Russkoye. Di Lapangan The Northern Tip of Chayvo, Pertamina bisa mengambil saham sampai 20%, sementara di Lapangan Russkoye sampai 37,5%.

Pertamina juga telah merampungkan perusahaan migas asal Perancis, yakni Maurel&Prom. Menurut Arif, dana yang dikucurkan untuk mengambil alih kepemilikan saham sampai 64,46% itu masih sesuai anggaran. “Di bawah USS 1 miliar (dana yang dikucurkan) untuk ambil alih total semua saham itu,” kata dia.

Pertamina menargetkan produksi migasnya meningkat menjadi 1,9 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) pada 2025 dan 2,04 juta boepd pada 2030. Untuk itu, Pertamina harus menggenjot produksi migasnya agar naik 8% per tahun. 

Investor Daily, Page-9, Thursday, March, 2, 2017

Cikarang Field Pertamina EP Start Stream Gas




Cikarang Tegal Pacing Development Project (CTDP) which is operated by PT Pertamina EP is already flowing gas (Gas inclusive) to the main production facility (block station) Pondok Makmur Bekasi. "Thank God Cikarang Field Tegal Pacing already started flowing gas at 6.4 million cubic feet of gas per day (MMSCFD), will ramp up to 14 MMSCFD, in accordance with the target time set by SKK Migas. Gas and inclusive process is in line with the policy of management of PT Pertamina in order to accelerate the monetization of exploration findings in Tegal structure Pacing, "said PTH President Director of PT Pertamina EP Nana Abdul Manaf when reviewing the operation area CTDP in Cikarang, Wednesday (1/3).

Gas from CT DP is collected in block station Pondok Makmur Bekasi, which has a production capacity of 42 MMSCFD and 4,000 barrels of liquid per day, which is then supplied to meet the needs of domestic buyers "Gas from the block station Pondok Makmur distributed to several companies, including the PT PJB Muara Tawar of 20 MMSCFD to the needs of Cikarang Pertamina Gas Stream electricity and PT Pertamina Gas (Pertagas) 3.5 MMSCFD, to be used as LPG, "said Nana. In addition, the added Nana, gas production from Pondok Makmur also in cooperation with the Regional Owned Enterprises (enterprises) Bekasi. While condensate produced Pondok Makmur used to Pertamina.

Development Director of PT Pertamina EP Herutama Trikoranto said project CTDP is one of three projects of PT Pertamina EP targeted on stream in 2017, namely Cikarang Tegal pacing Development Project, Paku Elephant Development Project (South Sumatra) and Project Development Central Processing Plant ( CPP) Matindok (Central Sulawesi).

"With the start of CT DR Gas supplies to be then expected to help Indonesia's demand for gas. Besides I also appreciate the commitment and seriousness of friends PT Pertamina EP in meeting the targets set by SKKMigas, "said Herutama.

Cikarang-field development Pacing Tegal is able to drain up to 14 MMSCFD gas, with production over the past 7 years (age plateau), while the total reserves estimated to last until the contract period PT Pertamina EP as a PSC expires in the year 2035.

"Target production is projected at 14 MMSCFD obtained from six wells. And Alhamdulillah today, from 2 wells flowing is well TGP-03 and the Well TGP 05, total production reached 6.4 MMSCFD, "said Indra Priyatna General Manager CTDP Targeted, 4 wells the rest is, well TGP-01, well TGP-02 , TGP-04 wells and wells CKR-01 will be on stream in March "with all wells are projected to be completed in March, the project Cikarang Tegal Pacing will flow at full capacity 14 MMSCFD," said Indra.

Indra explained that the smooth development project in Structure Tegal Pacing can not be separated from the cooperation of all parties, among others Partners, Perum Jasa Tirta (PJT), government officials, and communities around the drilling location.

IN INDONESIAN

Lapangan Cikarang Pertamina EP Mulai Alirkan Gas


Cikarang Tegal Pacing Development Project (CTDP) yang di operasikan oleh PT Pertamina EP sudah mengalirkan gas (Gas In) ke fasilitas produksi utama (block station) Pondok Makmur Bekasi. “Alhamdulillah Lapangan Cikarang Tegal Pacing sudah mulai mengalirkan gas sebesar 6,4 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD), akan ramp up sampai 14 MMSCFD, sesuai dengan target waktu yang ditetapkan oleh SKK Migas. Dan proses Gas In ini sejalan dengan kebijakan manajemen PT Pertamina dalam rangka mempercepat monetisasi temuan eksplorasi di struktur Tegal Pacing,” kata PTH Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf saat meninjau area operasi CTDP di Cikarang, Rabu (1/ 3).

Gas dari CTDP ini dikumpulkan di block station Pondok Makmur Bekasi, yang memiliki kapasitas produksi mencapai 42 MMSCFD dan sekitar 4.000 barel likuid per hari, yang kemudian dipasok untuk memenuhi kebutuhan pembeli domestik “Gas dari block station Pondok Makmur disalurkan ke beberapa perusahaan, diantaranya adalah PT PJB Muara Tawar sebanyak 20 MMSCFD untuk kebutuhan Cikarang Pertamina Alirkan Gas listrik dan PT Pertamina Gas (Pertagas) 3,5 MMSCFD, untuk dijadikan elpiji,” kata Nanang. Selain itu, tambah Nanang, produksi gas dari Pondok Makmur juga dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bekasi. Sementara kondensat yang diproduksi Lapangan Pondok Makmur digunakan untuk kebutuhan Pertamina.

Development Director PT Pertamina EP Herutama Trikoranto mengatakan, project CTDP merupakan salah satu dari 3 proyek PT Pertamina EP yang ditargetkan on stream pada tahun 2017, yaitu Cikarang Tegal pacing Development Project, Paku Gajah Development Project (Sumatera Selatan) & Proyek Pembangunan Central Processing Plant (CPP) Matindok (Sulawesi Tengah).

“Dengan mulai dialirkannya Gas dari CT DR maka diharapkan dapat membantu kebutuhan Indonesia akan gas. Selain itu saya juga mengapresiasi komitmen dan kesungguhan dari teman teman PT Pertamina EP dalam memenuhi target yang ditetapkan oleh SKKMigas,” ujar Herutama.

Pengembangan lapangan Cikarang-Tegal Pacing ini mampu mengalirkan gas mencapai 14 MMSCFD, dengan masa produksi selama 7 tahun (usia plateau), sedangkan total cadangan diperkirakan bertahan hingga masa kontrak PT Pertamina EP sebagai KKKS berakhir pada Tahun 2035.

“Target produksi sebesar 14 MMSCFD tersebut diproyeksikan didapatkan dari 6 sumur. Dan Alhamdulillah saat ini, dari 2 sumur yang sudah mengalir yaitu Sumur TGP-03 dan Sumur TGP 05, total produksi mencapai 6.4 MMSCFD,” ujar Indra Priyatna General Manager CTDP Ditargetkan, 4 sumur sisanya yaitu, Sumur TGP-01, Sumur TGP-02, Sumur TGP-04 dan Sumur CKR-01 akan on stream bulan Maret “Dengan seluruh sumur yang diproyeksikan selesai bulan Maret, maka Proyek Cikarang Tegal Pacing akan mengalir dengan kapasitas penuh 14 MMSCFD,” kata Indra.

Indra menjelaskan bahwa kelancaran proyek pengembangan di Struktur Tegal Pacing tidak lepas dari kerja sama semua pihak, antara lain Para Mitra, Perum Jasa Tirta (PJT), Aparat Pemerintahan, dan Masyarakat sekitar lokasi pengeboran.

Investor Daily, Page-9, Thursday, March, 2, 2017

President: Saudi Arabia Strategic Partner Republic Indonesia


11 Agreement Signed

President Jokowi is optimistic it can build long-term strategic partnership between the Republic of Indonesia (GoI) and the Kingdom of Saudi Arabia, both in economy and politic. In a meeting at the Bogor Palace on Wednesday (1/3), the two countries signed 11 agreements in the fields of economy, education, technology, and health. On this occasion, Pertamina and Saudi Aramco also signed Refining Masterplan Development Program (RDMP) Cilacap between PT Pertamina and the Saudi Arabian Oil Company (Aramco) worth US $ 6 billion. The Head of State said Saudi Arabia is one of the important partners of Indonesia in the Middle East in terms of both political and economic.

The Indonesian delegation led by President jokowi, composed of Menko maritime Luhut Binsar Pandjaitan, Legal and Security Affairs Wiranto, CMEA Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Foreign Minister Retno Marsudi, Trade Minister Enggartiasto Lukita Cabinet Secretary Pramod President said he was happy to be reunited with His Majesty King Salman. He considered the visit His Majesty the King is a very historic visit.

 "For Indonesia, Saudi Arabia is one of the most important partners in the Middle East both political and economic. Visits Majesty the King has become the starting point for the improvement of relations between Indonesia and Saudi Arabia are united by Islam, by brotherhood and mutually beneficial relationship, "said President Jokowi.



On this occasion, President Jokowi welcomed the signing Refining Masterplan Development Program (RDMP) Cilacap between PT Pertamina and the Saudi Arabian Oil Company (Aramco) worth US $ 6 billion. President Jokowi will push the two companies that formed the basic engineering design and establishment of the joint venture.

"Mr. President, welcomes the signing refining development masterplan program Cilacap between Pertamina and Aramco worth US $ 6 billion," said Foreign Minister (FM) Reno Marsudi when giving a press conference with the Minister of Foreign Affairs Kingdom of Saudi Arabia Nizar bin Obaid Madani, at the Palace Bogor.

At the meeting which took place in an atmosphere of intimacy, the two leaders also discussed a number of projects, offered by the Government of Indonesia. Projects offered by the Government of Indonesia, among others, refining project masterplan development program in Dumai, Balongan, and Bontang, totaling US $ 14 billion. In addition, the construction of the project Iistrik Steam Power (power plant) Mine Mouth in Jambi, construction of infrastructure, roads, water resources, drinking water, sanitation, and housing.

"The projects are welcomed Saudi King and declared immediately sent a team to follow up on what was discussed with President Jokowi," said the Foreign Minister. On the other hand, President Jokowi will send the relevant minister to Saudi Arabia to follow up cooperation between the two countries.

Coordinating Minister for Economic Affairs Nasution previously said the arrival of King Salman on March 1 to 9 is closely associated with the investment. He estimates there are an additional investment of around Rp 300 trillion, including investments Saudi Aramco refinery in Cilacap worth US $ 6 billion.

Saudi Arabia, which has a population of 33 million people has a GDP of US $ 2.145 trillion, the 13th largest in the world with a GDP per capita of US $ 65,000 or tenth largest in the world. Workforce based on data from 2009 to reach 7.63 million people. However, approximately 80% of the workforce in the services sector comes from abroad.

11 Agreement

At the meeting, President Jokowi and King Salman also witnessed the signing of 11 agreements, among other things, cooperation in trade, (health, marine and fisheries, and increased levels of the session of the Joint Commission.

Indonesian cooperation with Saudi Arabia so far this only involves the improvement and capacity building (upgrading) Cilacap refinery represented by the national oil company of each country, namely PT Pertamina and Saudi Aramco. In December, the two companies have agreed to form a joint venture to work on projects worth US $ 5 billion of it. The project is targeted for completion by 2021.

Still included in the Cilacap refinery project, Saudi Aramco also has the right to supply crude oil to the refinery. Of the total requirement of 400 thousand bare] per day (bpd), Saudi Aramco agreed quota of 70%, while the remainder will be sought from other sources Pertamina. Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja expects investments of Saudi Arabia can enter the Indonesian energy sector. From upstream oil and gas sector, Indonesia is very open if Saudi Aramco as the state-owned oil company of Saudi Arabia, entered manage the block here.

"However, we would hope that Pertamina could be given a field there, the acquisition of oil fields there. If it is granted, its reserves (oil and gas blocks that can be acquired by Pertamina in Saudi Arabia), could become a national reserve, "he said in a meeting with the media in Jakarta, Wednesday (1/3).

Potential joint cooperation, is related to the establishment of strategic oil reserves (strategic petroleum reserve / SPR) nationwide. Indonesia wants to cooperate with Saudi Arabia to realize this reserve, in addition to exploring also with Iran and Kuwait. Later, Saudi Aramco can put oil in Indonesia to markets in Asia Pasitik. "We are processing the regulation (regulatory president) about this SPR. The hope rises as soon as possible, "said Wiralmaja.

In addition, Pertamina hopes to purchase directly liquefed petroleum gas / LPG from Saudi Aramco. According to Senior Vice President of Integrated Supply Chain Daniel Purba, so far Indonesia has taken LPG from Saudi Arabia, but did not directly purchase from Saudi Aramco. Direct purchases have only to crude oil with a volume of 110 thousand bpd through long-term contracts.

The same thing also expressed by Wiratmaja. It encourages the sale and purchase of LPG can be done directly by the government-owned oil and gas companies of both countries. Director megaproject Processing and Petrochemical added, it is still an opportunity to join Saudi Aramco refinery project investment in other parts of Indonesia. Three other refinery project is the construction of a new refinery in Bontang, East Kalimantan, as well as upgrading Balongan refinery and Dumai Refinery. The total value of this project reached more than US $ 14 billion.

"It's for Project Expose Bontang to find a partner, so of course the opportunity opened seluasnya. Saudi Aramco course we give a chance, "he said. The goals of Vision 2030 include changing the Saudi Public Investment Fund into a sovereign fund with assets of US $ 2.5 trillion, the largest in the world. This investment firms will control 10% of global investment capacity. Arabia also launched non-oil revenues rose six-fold from about US $ 43.5 billion per year to US $ 267 billion and increase non-oil exports from 16% of GDP to 50% of GDP.

The world's largest oil exporter that have total assets in foreign countries recorded in the central bank around US $ 555 billion. Most of the investments are invested in United States

IN INDONESIAN

11 Kesepakatan di Tandatangani

Presiden: Arab Saudi Mitra Strategis Republik Indonesia


Presiden Jokowi optimistis dapat membangun kemitraan strategis jangka panjang antara Republik Indonesia (RI) dan Kerajaan Arab Saudi, baik di bidang ekonomi maupun poltik. Dalam pertemuan di lstana Bogor, Rabu (1/3), kedua negara menandatangani 11 kesepakatan di bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, dan kesehatan. Pada kesempatan ini, Pertamina dan Saudi Aramco juga menandatangani Refining Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap antara PT Pertamina dan Saudi Arabian Oil Company (Aramco) senilai US$ 6 miliar. Kepala Negara menyebutkan Arab Saudi merupakan salah satu mitra penting RI di Timur Tengah baik dari segi politik maupun ekonomi.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden jokowi, terdiri dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Presiden mengaku senang dapat bertemu kembali dengan Sri Baginda Raja Salman. Dia menilai, kunjungan Sri Baginda Raja merupakan kunjungan yang sangat bersejarah.

 “Bagi Indonesia, Arab Saudi merupakan salah satu mitra penting di Timur Tengah baik politik maupun ekonomi. Kunjungan Sri Baginda Raja ini menjadi titik tolak bagi peningkatan hubungan Indonesia dan Arab Saudi yang dipersatukan oleh Islam, oleh persaudaraan, dan hubungan yang saling menguntungkan,” kata Presiden Jokowi.

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyambut baik ditanda-tanganinya Refining Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap antara PT Pertamina dan Saudi Arabian Oil Company (Aramco) senilai US$ 6 miliar. Presiden Jokowi akan mendorong kedua perusahaan itu membentuk basic engineering design dan pembentukan joint venture.

“Bapak Presiden menyambut baik ditandatanganinya refining development masterplan program Cilacap antara Pertamina dan Aramco senilai US$ 6 miliar,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Reno Marsudi saat memberikan keterangan pers bersama Menteri Urusan Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Nizar bin Obaid Madani, di Istana Bogor. 

Pada pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban, kedua pemimpin juga membahas sejumlah proyek, yang ditawarkan Pemerintah Indonesia. Proyek-proyek yang ditawarkan Pemerintah Indonesia, antara lain, proyek refining development masterplan program di Dumai, Balongan, dan Bontang senilai total US$ 14 miliar. Selain itu, proyek pembangunan Pembangkit Iistrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang di Jambi, pembangunan infrastruktur, jalan raya, water resources, drinking water, sanitasi, dan perumahan. 

“Proyek-proyek tersebut disambut baik Raja Arab Saudi dan menyatakan segera mengirim tim untuk menindaklanjuti apa yang dibahas dengan Presiden Jokowi," kata Menlu. Di sisi lain, Presiden Jokowi akan mengirim para menteri terkait ke Arab Saudi untuk menindaklanjuti kerja sama kedua negara.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan, kedatangan Raja Salman pada 1-9 Maret sangat erat kaitannya dengan investasi. Dia memperkirakan ada tambahan investasi sekitar Rp 300 triliun, termasuk investasi kilang minyak Saudi Aramco di Cilacap senilai US$ 6 miliar.

Arab Saudi yang berpenduduk 33 juta jiwa memiliki PDB sebesar US$ 2,145 triliun atau ke-13 terbesar di dunia dengan PDB per kapita US$ 65.000 atau kesepuluh terbesar di dunia. Angkatan kerjanya berdasarkan data 2009 mencapai 7,63 juta orang. Namun, sekitar 80% tenaga kerja di sektor jasa berasal dari luar negeri. 

11 Kesepakatan

Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi dan Raja Salman juga menyaksikan penandatanganan 11 kesepakatan, di antaranya, kerja sama perdagangan, (kesehatan, kelautan dan perikanan, dan peningkatan level sidang Komisi Bersama.

Kerja sama Indonesia dengan Arab Saudi sejauh ini baru menyangkut proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) Kilang Cilacap diwakili perusahaan migas nasional masing-masing negara, yakni PT Pertamina dan Saudi Aramco. Pada Desember lalu, kedua perusahaan telah sepakat membentuk perusahaan patungan untuk menggarap proyek senilai US$ 5 miliar itu. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2021.

Masih termasuk dalam proyek Kilang Cilacap, Saudi Aramco juga memiliki hak untuk memasok minyak mentah untuk kilang ini. Dari kebutuhan total 400 ribu bare] per hari (bph), jatah Saudi Aramco disepakati 70%, sementara sisanya akan dicarikan Pertamina dari sumber lain. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengharapkan investasi dari Arab Saudi bisa masuk ke sektor energi Indonesia. Dari sektor hulu migas, Indonesia sangat terbuka jika Saudi Aramco selaku perusahaan migas milik pemerintah Arab Saudi, masuk mengelola blok di sini.

“Namun, kami lebih berharap Pertamina bisa diberikan lapangan di sana, akuisisi ladang minyak di sana. Kalau itu diberikan, cadangannya (blok migas yang bisa diakuisisi Pertamina di Arab Saudi), bisa menjadi cadangan nasional,” kata dia dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Rabu (1/3).

Potensi kerja sama lain, adalah terkait pembentukan cadangan minyak strategis (strategic petroleum reserve/SPR) nasional. Indonesia ingin bekerja sama dengan Arab Saudi untuk mewujudkan cadangan ini, selain menjajaki juga dengan Iran dan Kuwait. Nantinya, Saudi Aramco dapat menaruh minyaknya di Indonesia untuk pasarnya di Asia Pasitik. “Kami sedang memproses Perpres (peraturan presiden) soal SPR ini. Harapannya sesegera mungkin terbit," ujar Wiralmaja.

Selain itu, Pertamina berharap dapat membeli langsung liquefed petroleum gas/LPG dari Saudi Aramco. Menurut Senior Vice President Integrated Supply Chain Daniel Purba, selama ini Indonesia sudah mengambil LPG dari Arab Saudi, namun tidak langsung membeli dari Saudi Aramco. Pembelian langsung selama ini hanya untuk minyak mentah dengan volume 110 ribu bph melalui kontrak jangka panjang.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wiratmaja. Pihaknya mendorong jual beli LPG ini dapat dilakukan langsung oleh perusahaan migas milik pemerintah kedua negara. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia menambahkan, pihaknya masih membuka peluang Saudi Aramco untuk ikut investasi di proyek kilang lain di Indonesia. Tiga proyek kilang lainnya ini adalah pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur, serta upgrading Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Total nilai proyek ini mencapai lebih dari US$ 14 miliar.

“Ini untuk Project Expose Kilang Bontang untuk mencari partner, jadi tentu kesempatan dibuka seluasnya. Saudi Aramco tentu kami berikan kesempatan,” ujar dia. Sasaran-sasaran dari Visi 2030 antara lain mengubah Saudi Public Investment Fund menjadi sovereign fund dengan nilai aset US$ 2,5 triliun atau yang terbesar di dunia. Lembaga investasi ini akan menguasai 10% lebih kapasitas investasi global. Saudi juga mencanangkan pendapatan non-minyak naik enam kali lipat dari sekitar US$ 43,5 miliar per tahun menjadi US$ 267 miliar dan meningkatkan ekspor non-minyak dari 16% PDB menjadi 50% PDB.

Negara eksportir minyak terbesar dunia itu memiliki total aset di mancanegara yang tercatat di bank sentralnya sekitar US$ 555 miliar. Sebagian besar investasi tersebut ditanamkan di Amerika Serikat

Investor Daily, Page-1, Thursday, March, 2, 2017

Pertamina Oil Production Abroad Continues in thrust



The government continues to encourage PT Pertamina to increase oil production abroad. The potential to increase oil production of 400,000 barrels per day following the management plan for the two blocks of oil and gas in Iran. "We continue to encourage an increase in its oil production. We hope that Iran immediately gives to Pertamina so that next year can operate," said Deputy Minister Arcandra Tahardi Hotel Dharmawangsa.

Previously, Pertamina had submitted a proposal two oil field development plans in Iran, namely the Ab-Teymour and Mansouri, the National Iranian Oil Company (NIOC), oil and gas companies belong to Iran. The oil fields are each expected potentially produce 200,000 bpd, with reserves in the two blocks is estimated at more than 1.5 billion barrels.

According to him, if Pertamina could soon enter a manager of two Iapangan the advantage not only be obtained by Pertamina as the corporation would, but can also be felt by the state for the amount of reserves in the oil field is quite large.

"The government supports Pertamina entered into the field. We have to say to the president and oil minister, as well as the vice president at all the meetings. We convey a desire to manage the field," he said.

Members of the Board of Commissioners of Pertamina is proceeding Pertamina management scheme will be to invite local partners with an agreement for a fair result. The government is targeting production at both fields can be increased significantly so that the contribution to meet domestic needs as well great.

"We hope to go to Pertamina as soon as possible so that it can increase its production. The possibility of production above 300,000 bpd," he said. Observers energy from Trisakti University Pri Agung Rakhmanto support Pertamina get the management of oil fields in Iran.

According to him, step acquiring a stake in oil fields abroad fairly precise, since most oil and gas companies hold back investment as oil prices declined. "I think the efforts taken by Pertamina is right. At the time when oil prices are low, not many companies are aggressively acquiring oil and gas blocks," he said.

However, it warned that measures must be accompanied by the application of the principles of accountability and transparency. Management of oil fields abroad should be accompanied by the calculation of the increase in oil and gas production to support national energy security.

IN INDONESIAN

Produksi Minyak Pertamina di Luar Negeri Terus di dorong


Pemerintah terus mendorong PT Pertamina untuk meningkatkan produksi minyaknya di luar negeri. Produksi minyak Pertamina berpotensi bertambah sebanyak 400.000 barel per hari menyusul rencana pengelolaan dua blok minyak dan gas bumi di Iran. "Kita terus mendorong peningkatan produksi Pertamina. Kita berharap Iran segera memberikan ke Pertamina sehingga tahun depan dapat beroperasi,” ujar Wakil Menteri Arcandra Tahardi Hotel Dharmawangsa.

Sebelumnya, Pertamina sudah menyerahkan proposal rencana pengembangan dua lapangan minyak di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri, kepada National Iranian Oil Company (NIOC), perusahaan minyak dan gas bumi milik Iran. Lapangan minyak itu masing-masing diperkirakan berpotensi menghasilkan 200.000 bph, dengan cadangan di kedua blok tersebut diperkirakan lebih dari 1,5 miliar barel.

Menurut dia, jika Pertamina bisa segera masuk menjadi pengelola dua Iapangan tersebut, keuntungan tidak hanya akan diperoleh Pertamina secara korporasi akan, tetapi juga bisa dirasakan negara karena jumlah cadangan di kedua lapangan minyak cukup besar.

"Pemerintah mendukung Pertamina masuk ke lapangan itu. Kita sampaikan ke presiden dan menteri perminyakan, serta wapres di semua pertemuan. Kita sampaikan keinginan untuk mengelola lapangan tersebut,” ujarnya.

Anggota Dewan Komisaris Pertamina ini melanjutkan, untuk skema pengelolaan nantinya Pertamina bisa dengan mengajak mitra lokal dengan perjanjian bagi hasil yang adil. Pemerintah menargetkan produksi di kedua lapangan dapat meningkat signifikan sehingga kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan dalam negeri juga besar.

"Kita berharap bisa masuk ke Pertamina secepatnya sehingga dapat meningkatkan produksinya. Kemungkinan produksinya diatas 300.000 bph," ucapnya. Pengamat energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto mendukung Pertamina mendapatkan pengelolaan ladang minyak di Iran.

Menurutnya, langkah Pertamina mengakuisisi lapangan minyak diluar negeri terbilang tepat, karena pada umumnya perusahaan migas menahan investasi di saat harga minyak menurun. "Saya rasa upaya yang ditempuh Pertamina sudah tepat. Di saat harga minyak rendah, tidak banyak perusahaan yang agresif mengakuisisi blok-blok migas," kata dia. 

Namun, pihaknya mengingatkan langkah itu harus dibarengi penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Pengelolaan lapangan minyak diluar negeri harus disertai perhitungan peningkatan produksi migas untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Koran Sindo, Page-9, Thursday, March, 2, 2017

Pertamina EP project in Cikarang Stream Gas



Cikarang Tegal Pacing Development Project (CTDP) which operated by PT Pertamina EP as from February 26, 2017 began pumping gas (in) to the main production facility Block Station Pondok Makmur Bekasi. Gasin process is in line with the policy of management of the parent company, PT Pertamina in order to accelerate the monetization of exploration findings in Tegal structure Pacing I.

 "Fields Cikarang Tegal Pacing already started flowing gas at 6.4 million cubic feet per day (MMSCFD), will ramp up until 14 MMSCFD in accordance with the target time set by SKK Migas, "said PTH President Director of PT Pertamina EP Nana Abdul Manaf.

Gas from CT DP is collected in Block Station Bekasi Pondok Makmur which has a production capacity of 42 MMSCFD and 4,000 barrels of liquid per day, which is then supplied to meet the needs of domestic buyers. Gas from Block Station Pondok Makmur distributed to several companies, including PT PJB Muara Tawar of 20 MMSCFD for electricity needs and PT Pertamina Gas (Pertagas) 3.5 MMSCFD, to be used as LPG.

In addition, gas production from Pondok Makmur also cooperated with local owned enterprises (BUMN) Bekasi. While condensate produced Pondok Makmur used to Pertamina. Development Director of PT Pertamina EP Herutama Trikoranto place said Project CTDP is one of three projects of PT Pertamina EP targeted on stream in 2017, namely Cikarang Tegal Pacing Development Project, Paku Elephant Development Project (South Sumatra), and the construction of the Central Processing Plant (CPP) Matindok (Central Sulawesi). "With the start of gas supplies to be CTDR then expected to help Indonesia's demand for gas," said Herutama.

Cikarang-field development Pacing Tegal is able to drain up to 14 MMSCFD gas, with production over the past seven years. While total reserves estimated to last until the contract period PT Pertamina EP as a PSC expires in 2035.

"Target production is projected at 14 MMSCFD obtained from six wells. Currently, two wells have been flow, total production reached 6.4 MMSCFD, "said General Manager CTDP Indra Priyatna. Indra said, targeted the remaining four wells on stream in March. Furthermore, Indra explained, the smooth development projects in Field Tegal Pacing can not be separated from the cooperation of all parties.

IN INDONESIAN

Proyek Pertamina EP di Cikarang Alirkan Gas


Cikarang Tegal Pacing Development Project (CTDP) yang di operasikan oleh PT Pertamina EP terhitung sejak 26 Februari 2017 mulai mengalirkan gas (gas in) ke fasilitas produksi utama Block Station Pondok Makmur Bekasi. Proses gasin ini sejalan dengan kebijakan manajemen induk perusahaan, PT Pertamina dalam rangka mempercepat monetisasi temuan eksplorasi di struktur Tegal Pacing I.

 “Lapangan Cikarang Tegal Pacing sudah mulai mengalirkan gas sebesar 6,4 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), akan ramp up sampai 14 MMSCFD sesuai dengan target waktu yang ditetapkan oleh SKK Migas,” ujar PTH Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.

Gas dari CT DP ini dikumpulkan di Block Station Pondok Makmur Bekasi yang memiliki kapasitas produksi mencapai 42 MMSCFD dan sekitar 4.000 barel likuid perhari, yang kemudian dipasok untuk memenuhi kebutuhan pembeli domestik. Gas dari Block Station Pondok Makmur disalurkan ke beberapa perusahaan, di antaranya PT PJB Muara Tawar sebanyak 20 MMSCFD untuk kebutuhan listrik dan PT Pertamina Gas (Pertagas) 3,5 MMSCFD, untuk dijadikan elpiji.

Selain itu, produksi gas dari Pondok Makmur juga dikerjasamakan dengan badan usaha milik daerah (BUMD) Bekasi. Sementara kondensat yang diproduksi Lapangan Pondok Makmur digunakan untuk kebutuhan Pertamina. Development Director PT Pertamina EP Herutama Trikoranto ditempat mengatakan, Project CTDP merupakan salah satu dari tiga proyek PT Pertamina EP yang ditargetkan on stream pada 2017, yaitu Cikarang Tegal Pacing Development Project, Paku Gajah Development Project (Sumatera Selatan), dan proyek pembangunan Central Processing Plant (CPP) Matindok (Sulawesi Tengah). “Dengan mulai dialirkannya gas dari CTDR maka diharapkan dapat membantu kebutuhan Indonesia akan gas,” ujar Herutama.

Pengembangan lapangan Cikarang-Tegal Pacing ini mampu mengalirkan gas mencapai 14 MMSCFD, dengan masa produksi selama tujuh tahun. Sementara total cadangan diperkirakan bertahan hingga masa kontrak PT Pertamina EP sebagai KKKS berakhir pada 2035.

“Target produksi sebesar 14 MMSCFD tersebut diproyeksikan didapatkan dari enam sumur. Saat ini, dari dua sumur yang sudah mengalir, total produksi mencapai 6,4 MMSCFD,” ujar General Manager CTDP Indra Priyatna. Indra menambahkan, empat sumur sisanya ditargetkan on stream pada Maret. Lebih lanjut Indra menjelaskan, kelancaran proyek pengembangan di Lapangan Tegal Pacing tidak lepas dari kerja sama semua pihak.

Koran Sindo, Page-8, Thursday, March, 2, 2017

Only One Winner Oil and Gas Auction


The auction winner oil and gas working areas


If there is no obstacle, the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) will announce the winner of the auction the working area of ​​new oil and gas in the final stage in March 2017. 

    The evaluation was conducted. Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources IGN Wiratmaja Puja said in an announcement later there is only one winner for the Work Area (WK) alias conventional oil and gas work areas of oil and gas, In fact, since the government last year offered 14 oil and gas working area.

Wiratjama said efforts to auction off oil and gas working area is done every year, both for conventional oil and gas blocks of Work Areas namely oil and gas and non-conventional oil and gas block (shale gas and CBM). Only since 2015, interest in the auction down. 

    Based EMR data, in 2015 there is not even the winner of the auction work areas of oil and gas. To be more attractive, EMR has also continued to improve by issuing a number of regulations.

One of them using the scheme open bid at an auction of oil and gas WK 2016. In this scheme, the investor can offer the amount of profit sharing to the signature bonus to the government. In fact, this has not succeeded.

Of the three non-conventional oil and gas WK auctioned last year, as there is only one gas region of interest, the GMB Bungamas. PT Mantra Energy Service. Just because administrative documents are not complete, the company offers fall. 

     EMR was assessed again. As for the remaining two non conventional namely the GMB King and MNK Batu Ampar no takers. "Auctions we are not interested in, this is a challenge. Hence, various regulations to our future revision in order to become attractive," he said.

Currently, the government is offering to potential investors or bidder to use split gross scheme for conventional oil and gas auctions Work Area. As for the working area of ​​non-oil auction unsold last year will be auctioned back year after year. 

    To be attractive, the government will offer a gross scheme split and split open bid. With this scheme, potential investors will no longer enter the bidding for the results, but only the signing bonus deals alias signature bonus. This is a payment to the government at the start before the contract is signed. "This was proof sooth investors," he said.

IN INDONESIAN

Pemenang lelang wilayah kerja minyak dan gas

Hanya Ada Satu Pemenang Lelang Minyak dan Gas


Jika tak ada hambatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan pemenang lelang wilayah kerja minyak dan gas baru di Maret 2017. Evaluasi tahap akhir sedang dilakukan. 

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, dalam pengumuman  nanti hanya ada pemenang untuk satu Wilayah Kerja (WK) migas konvensional alias Wilayah kerja minyak dan gas, Padahal, pemerintah sejak tahun lalu menawarkan 14 Wilayah kerja migas.

Wiratjama mengatakan, upaya melelang Wilayah Kerja migas dilakukan setiap tahun, baik untuk Wilayah Kerja blok migas konvensional yakni minyak dan gas serta blok migas non-konvensional (shale Gas dan CBM). Hanya sejak tahun 2015, peminat lelang turun. 

    Berdasarkan data ESDM, tahun 2015 bahkan tidak ada pemenang dari lelang Wilayah kerja migas. Agar ,lebih menarik, ESDM juga terus berbenah dengan mengeluarkan sejumlah regulasi.

Salah satunya menggunakan skema open bid pada lelang WK migas 2016. Dalam skema ini, investor bisa menawarkan besaran bagi hasil hingga signature bonus ke pemerintah. Nyatanya, ini juga belum berhasil. 

Dari tiga WK migas non-konvensional yang dilelang tahun lalu, seperti hanya satu Wilayah migas yang diminati, yaitu GMB Bungamas. Adalah PT Mantra Energi Service. Hanya karena dokumen administrasi tidak lengkap, penawaran perusahaan ini gugur. 

   ESDM pun melakukan penilaian lagi. Adapun dua sisanya yakni non konvensional yakni GMB Raja dan MNK Batu Ampar tidak ada peminat. "Lelang kita tidak diminati, ini yang menjadi tantangan. Makanya, berbagai regulasi ke depan kami revisi agar menjadi aktraktif," ujarnya.

Saat ini, pemerintah sedang menawarkan kepada para calon investor atau bidder agar menggunakan skema gross split untuk lelang Wilayah Kerja migas konvensional. Sementara untuk lelang Wilayah kerja non migas yang tidak laku tahun lalu akan dilelang kembali tahun. 

    Agar atraktif, pemerintah akan menawarkan skema  gross split dan juga open bid split. Dengan skema ini, calon investor tidak lagi memasukan penawaran bagi hasil, tapi hanya penawaran bonus tandatangan alias signature bonus. Ini adalah pembayaran ke pemerintah di awal sebelum penandatangan kontrak. "Ini menjadi bukti kesungguhan investor," ujarnya.

Kontan, Page-14, Thursday, March, 2, 2017

Iran oil and gas fields Equivalent Reserves Indonesia



Pertamina has submitted proposals to develop two oil and gas fields in Iran, namely the Ab-Teymour and Mansouri. Both fields have proven reserves (proven reserves) or almost 3 billion barrels of oil equivalent reserves of Indonesia, which reached 3.8 billion barrels. "Big is not? Enormous," said Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar in discussions mining outlook in Jakarta yesterday (1/3).

The amount of oil reserves is the reason the government has encouraged Pertamina in cooperation with the National Iranian Oil Company (NIOC) to work on the second oil field in Khuzestan province. Arcandra states, the Iranian government is also interested to make a more intensive cooperation with Indonesia. If the proposal is approved Pertamina, oil production will be brought to Indonesia to be processed at the refineries of Pertamina in the country.

With the addition of oil from Iran, the total oil production can be increased to 300 thousand barrels per day. According Arcandra, if this year assignment from the government of Iran has been given, Pertamina could start operations in the second field next year. Pertamina Upstream Director Syamsu Alam added that the proposal is a follow up of a memorandum of understanding signed by Pertamina and NIOC on August 8 last year. 

    In addition to working the management of oil and gas reserves, the two countries agreed to import LPG. The target, Iran could meet 10 percent of the total demand of LPG in Indonesia. Pertamina currently imports 5 million metric tons of LPG per year.

The two countries also discussed the plan of crude oil imports (crude oil) from Iran. When this is done test the suitability of crude from Iran with an oil refinery in Indonesia. "Still a commercial and technical evaluation," said Arcandra.

IN INDONESIAN

Ladang Migas Iran Setara Cadangan Indonesia


Pertamina sudah  menyampaikan proposal pengembangan dua ladang minyak dan gas di Iran, yakni Ab-Teymour dan Mansouri. Kedua ladang memiliki cadangan terbukti (proven reserve) 3 miliar barel atau nyaris setara cadangan minyak Indonesia yang mencapai 3,8 miliar barel. "Besar tidak? Besar sekali,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam diskusi mining outlook di Jakarta kemarin (1/3). 

Besarnya cadangan minyak menjadi alasan pemerintah mendorong Pertamina bekerja sama dengan National Iranian Oil Company (NIOC) untuk menggarap kedua ladang minyak di Provinsi Khuzestan. Arcandra menyatakan, pemerintah Iran juga berminat menjalin kerja sama yang lebih intensif dengan Indonesia. Jika proposal Pertamina disetujui, minyak hasil produksinya akan dibawa ke Indonesia untuk diolah di kilang-kilang Pertamina di dalam negeri. 

Dengan tambahan minyak dari Iran, total produksi minyak Pertamina bisa bertambah 300 ribu barel per hari. Menurut Arcandra, jika tahun ini penugasan dari pemerintah Iran  sudah diberikan, Pertamina bisa memulai operasi di kedua lapangan pada tahun depan. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan, proposal tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani Pertamina dan NIOC pada 8 Agustus tahun lalu. 

    Selain bekerja sama pengelolaan cadangan migas, kedua negara menyepakati impor elpiji. Targetnya, Iran bisa memenuhi 10 persen dari total kebutuhan elpiji di Indonesia. Pertamina saat ini mengimpor 5 juta metrik ton elpiji per tahun.

Kedua negara juga membahas rencana impor minyak mentah (crude oil) dari Iran. Saat ini dilakukan uji coba kecocokan crude dari Iran dengan kilang minyak di Indonesia. "Masih evaluasi secara komersial dan teknik," kata Arcandra.

Jawa Pos, Page-5, Thursday, March, 2, 2017

Awaits New skipper Pertamina


SOE DIRECTORS OIL AND GAS

Through the general meeting of shareholders (AGM) on February 3, 2017, the Board Komisans PT Pertamina and State Owned Enterprises Minister Rini Soemarno filler assign two positions must be replaced. Ahmad Bambang Dwi Soetjipto and had to take off the position as Managing Director and Deputy CEO for incompatibility issues that led to a number of decisions to stop.

Soon, the government will announce new Pertamina chief. Some parties asserted that the prospective new Pertamina president of the company's internal. There are some directors are considered to be believed to be the president director Syamsu Alam who is currently the Director of Upstream. Syamsu Alam career in Pertamina for 28 years.

Besides Syamsu Alam, another candidate who might become the task of implementing the main director Rachmat Hardadi, Dilektur Mega Project Processing and Petrochemicals. Rachmad Hardadi now 54 years old and have a career in Pertamina since 1988 or 29 years. Another potential candidate namely Pertamina Marketing Director Muchamad lskandar. Iskandar, 54 years old, with age 26 years career in Pertamina.

In a way, the commissioners now propose ways determined by the results of the competency test and the candidates from Pertamina that figure is now occupying the seat of directors of the parent company Pertamina. Previously, Pertamina Commissioner Edwin Hidayat Abdullah said last week there are five candidates who undergo a competency test. Of the five candidates, only three or four names that passed the desk of President Joko Widodo.

The figure COMPETENT

He also mentioned not looking for super figure to lead Pertamina. Surely, someone who is competent, has a position of leadership, winning business strategy, and is able to coordinate well as the company underwent many upstream and downstream tasks that require more agile movement. When organic and senior figures included in one filter search for a new president, most likely from internal sources will be focused on Syamsu Alam and Rachmad Hardadi who has a career in Pertamina nearly 30 years.

In terms of sectors in the guard, both are quite strategic position is primarily attributed to a number of the company's target. Syamsu Alam in charge of the upstream business, given the task to manage the work area will be out of contract. Meanwhile, Rachmad Hardadi must ensure that all oil refinery construction project in the country is progressing on schedule. As we all know the government wants the project to build a refinery run to reduce the number of fuel imports.

Because the oil-refining capacity in the country is only about 800,000 barrels per day (bpd), while fuel consumption is 1.6 million bpd. By kanena, six projects run refinery has already begun and four projects namely Cilacap refinery capacity additions, Balikpapan Refinery, Refinery Dumai and Balongan refinery. Plus, two new refineries, each with a capacity of 300,000 bpd is Bontang and Tuban refinery. However, no one knows for sure whether the two directors of a candidate Pertamina Pertamina-1.

Deputy Minister Arcandra Tahar, who also serves as deputy commissioner admitted from the competency test results have been obtained candidates who meet kritena as the new skipper of Pertamina. Furthermore, waiting for the President Joko Widodo that specifies whether the proposal of the board of commissioners received or have chosen another figure outside Pertamina for the post.

"The board has proposed that eligible, what do you call, leave it to the President alone," he said. Anyone who would later be named the President, all hope that the ambitious targets that have been set can walk and realized, even more quickly and target.

IN INDONESIAN

DIREKSI BUMN MIGAS

Menanti Nakhoda Baru Pertamina


Melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 3 Februari 2017, Dewan Komisans PT Pertamina dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menetapkan dua pengisi jabatan harus diganti. Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang harus melepas jabatan sebagai Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama Pertamina karena masalah ketidakcocokan yang menyebabkan sejumlah pembuatan keputusan berhenti.

Tidak lama lagi, pemerintah akan mengumumkan Dirut Pertamina yang baru. Beberapa pihak menegaskan, calon dirut Pertamina  baru itu dari internal perseroan. Ada beberapa direksi yang dinilai akan dipercaya menjadi Dirut Pertamina yakni Syamsu Alam yang saat ini menjadi Direktur Hulu. Syamsu Alam berkarir di Pertamina selama 28 tahun.

Selain Syamsu Alam, kandidat lain yang mungkin menjadi pelaksana tugas direktur utama yakni Rachmad Hardadi, Dilektur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia. Rachmad Hardadi kini berusia 54 tahun dan telah berkarir di Pertamina sejak 1988 atau 29 tahun. Kandidat lainnya yang juga potensial yakni Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad lskandar. Iskandar berusia 54 tahun, dengan umur karir 26 tahun di Pertamina.

Dalam perjalanannya, dewan komisaris kini sudah menyampaikan usulan yang ditetapkan berdasarkan hasil uji kompetensi kandidat yang berasal dan kalangan Pertamina yakni sosok yang kini menduduki kursi direksi di induk usaha Pertamina. Sebelumnya, Komisaris Pertamina Edwin Hidayat Abdullah mengatakan pekan lalu terdapat lima nama kandidat yang menjalani uji kompetensi. Dari lima kandidat, hanya tiga atau empat nama saja yang diloloskan ke meja Presiden Joko Widodo.

SOSOK KOMPETEN 

Dia pun menyebut tidak mencari sosok super untuk memimpin Pertamina. Pastinya, sosok yang kompeten, memiliki sikap kepemimpinan, strategi bisnis yang mumpuni, dan mampu berkoordinasi dengan baik karena perseroan menjalani banyak tugas di hulu hingga hilir yang membutuhkan gerakan lebih lincah. Bila sosok organik dan senior masuk dalam salah satu filter mencari dirut baru, kemungkinan besar dari internal akan tertuju pada Syamsu Alam dan Rachmad Hardadi yang telah berkarir di Pertamina hampir 30 tahun.

Bila dilihat dari sektor yang di jaga, posisi keduanya pun cukup strategis terutama dikaitkan dengan sejumlah target perseroan. Syamsu Alam yang membidangi usaha hulu, mendapat tugas untuk mengelola wilayah kerja yang akan habis masa kontraknya. Sementara itu, Rachmad Hardadi harus memastikan seluruh proyek pembangunan kilang minyak di Tanah Air berjalan sesuai jadwal. Seperti diketahui pemerintah menginginkan agar proyek pembangunan kilang dijalankan untuk menekan angka impor BBM. 

Pasalnya, kapasitas kilang minyak dalam negeri hanya sekitar 800.000 barel per hari (bph), sedangkan konsumsi BBM 1,6 juta bph. Oleh kanena itu, enam proyek kilang dijalankan sudah di mulai dan empat proyek penambahan kapasitas yakni Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Dumai, dan Kilang Balongan. Ditambah, dua kilang baru yang masing-masing berkapasitas 300.000 bph yaitu Kilang Bontang dan Kilang Tuban. Namun, tidak ada yang tahu pasti apakah kedua direksi Pertamina ini menjadi kandidat Pertamina-1. 

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar yang juga menjabat sebagai wakil komisaris utama mengaku dari hasil uji kompetensi sudah didapatkan kandidat yang memenuhi kritena sebagai nakhoda baru Pertamina. Selanjutnya, menunggu Presiden Joko Widodo yang menetapkan apakah usulan dari dewan komisaris di terima atau justru memilih sosok lain di luar lingkungan Pertamina untuk mengisi jabatan tersebut.

“Dewan komisaris sudah mengusulkan yang eligible, apa istilahnya, serahkan pada Bapak Presiden sajalah,” ujarnya.  Siapapun yang nantinya ditunjuk Presiden, semua berharap agar target ambisius yang telah ditetapkan bisa berjalan dan terealisasi, bahkan lebih cepat dan target.

Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, March, 2, 2017

Upstream Oil and Gas Not Attractive


Oil and Gas Investment

Climate of investment in the upstream oil and gas in the country is not attractive so that no investors are interested in the auction three non-conventional oil and gas blocks and 14 conventional working area. There is only one investor who predicted interest in the conventional oil and gas blocks.

In the auction on October 2016, the government is still implementing a contract for operating cost results are returned or cost recovery. In fact, when the auction is conducted, the government has set out in Regulation No. 38/2015 on the Acceleration of Regional Development of Non-Conventional Oil and Gas Working, but until now could not be applied.

Stated that he had written several types of contracts that might be applied in developing non-conventional oil and gas blocks. The three types of contract listed the production sharing contracts and contracts for dynamic results as it applies to conventional oil and gas blocks and split sliding scale gross.

Unlike the two other contract schemes, split sliding scale gross scheme is defined as a form of profit-sharing contract based on the division of production comprehensively and progressively every year. Proceeds from the sale will be divided based on the provisions for the results indicated on the cooperation contract. The implementation of this scheme does not impose a cost recovery mechanism.

The Beleid removed when Regulation No.8 / 2017 on Contracts Gross Split issued. However, such a regulation out when the auction process has been completed so it does not add to the interest of investors. Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) Wiratmaja Puja IGN said of the three work areas of non-conventional oil and gas auction no one was continued until the signing of the contract.

To block the King Coal Bed Methane and Shale Hydrocarbon Blocks Batu Ampar is not desirable at all. Meanwhile, for Coal Bed Methane Blocks Bungamas only one interested, but from the proposal is incomplete. Of the occasion, he also concluded that the appeal of upstream oil and gas industry in Indonesia is still low. As a result, none of the Work Area signed cooperation contract.

IN INDONESIAN

Investasi Minyak dan Gas Bumi

Hulu Migas Tidak Menarik


Iklim investasi sektor hulu minyak dan gas bumi di Tanah Air belum menarik sehingga tidak ada investor yang tertarik terhadap lelang tiga blok migas non-konvensional dan 14 wilayah kerja konvensional. Hanya ada satu investor yang diperkirakan berminat terhadap satu blok migas konvensional.

Dalam lelang yang dilakukan pada Oktober 2016, pemerintah masih menerapkan kontrak bagi hasil biaya operasi yang dikembalikan atau cost recovery. Padahal, saat lelang dilakukan, pemerintah sudah mengatur dalam Peraturan Menteri No. 38/2015 tentang Percepatan Pengembangan Wilayah Kerja Migas Non-konvensional, tetapi hingga saat ini belum bisa diterapkan.

Dalam beleid tersebut dituliskan beberapa jenis kontrak yang mungkin bisa diterapkan dalam mengembangkan blok migas non-konvensional. Ketiga jenis kontrak yang tertera yakni kontrak bagi hasil dan kontrak bagi hasil dinamis seperti yang berlaku pada blok migas konvensional serta gross split sliding scale.

Berbeda dengan dua skema kontrak lainnya, skema gross split sliding scale didefinisikan sebagai suatu bentuk kontrak bagi hasil berdasarkan pembagian produksi secara menyeluruh dan progresif setiap tahun. Hasil penjualan nantinya akan dibagi berdasarkan ketetapan bagi hasil yang tertera pada kontrak kerja sama. Penerapan skema ini tak memberlakukan mekanisme cost recovery.

Beleid tersebut dihapus ketika Peraturan Menteri No.8/2017 tentang Kontrak Gross Split dikeluarkan. Namun, beleid tersebut keluar ketika proses lelang sudah selesai sehingga tidak menambah minat investor. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan, dari tiga Wilayah kerja migas non-konvensional yang dilelang tak ada yang berlanjut sampai penandatanganan kontrak.

Untuk Blok Gas Metana Batubara Raja dan Blok Shale Hidrokarbon Batu Ampar tidak diminati sama sekali. Sementara itu, untuk Blok Gas Metana Batubara Bungamas hanya satu yang berminat, tetapi dari sisi proposal tidak lengkap. Dari kesempatan tersebut, dia pun menyimpulkan bahwa daya tarik industri hulu migas di Indonesia masih rendah. Alhasil, tidak ada satupun Wilayah Kerja yang diteken kontrak kerja samanya.

Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, March, 2, 2017