google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, March 8, 2017

PHE Production Exceeds Expectations



PT Pertamina Hulu Energi (PHE) recorded a net profit growth of up to US $ 191 million over the past year. Director of PHE R Mount Sardjono Hadi said the company managed to record revenues of US $ 1.533 billion. A subsidiary of PT Pertamina also managed to exceed the target production of oil and gas in 2016, which is 101.4 percent of the work plan and budget of the company (CBP), 2016.

PHE oil production reached 62.6 million barrels per day. Furthermore, PHE gas production reached 722 MMSCFD or equivalent to 187 million barrels of oil equivalent per day. PHE production performance was increased from the target and jumped out of production in 2015.

"The performance meets the expectations of our shareholders and we can do the efficiency of US $ 240 million. It contributes significantly to the PHE," he said in PHE Tower, Jakarta.

In addition to oil and gas production performance, PHE increase the amount of oil and gas reserves. In the past five years since 2011, the Directorate of Exploration PHE managed to increase reserves the findings of the original 31 million barrels of oil equivalent (MBOE) to 137.91 million bare] oil equivalent, or an average increase of 35 percent every year.

Realization of reserve exploration findings until December 2016 was 137.91 mmboe. This amount exceeds the target in 2016, ie 75.58 mmboe or 182 percent. "The discovery of oil and gas reserves, among others, obtained from drilling exploratory wells in Coral Mudi-1 (JOB PPEJ) 1.01 mmboe, the study results GGR (Geophysics geology and reservoir) 134.46 mmboe and tail production of 2.44 mmboe, "he said.

PT Pertamina Upstream Director Syamsu Alam added, the efficiency of which do not hinder the achievement of PHE production.

IN INDONESIAN


Produksi PHE Melebihi Ekspektasi


PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga US$ 191 juta sepanjang tahun lalu. Direktur Utama PHE R Gunung Sardjono Hadi menyatakan, perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha US$ 1,533 miliar. Anak usaha PT Pertamina tersebut juga berhasil melebihi target produksi minyak dan gas pada 2016, yakni 101,4 persen dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2016.

Produksi minyak PHE mencapai 62,6 juta barel per hari. Selanjutnya, produksi gas PHE mencapai 722 mmscfd atau setara dengan 187 juta barel ekuivalen minyak per hari. Capaian produksi PHE itu meningkat dari target dan melonjak dari produksi pada 2015. 

"Kinerja tersebut memenuhi ekspektasi para pemegang saham dan kami bisa melakukan efisiensi US$ 240 juta. Itu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi PHE," ujarnya di PHE Tower, Jakarta.

Selain capaian produksi migas, PHE menambah jumlah cadangan migas. Dalam lima tahun terakhir sejak 2011, Direktorat Eksplorasi PHE berhasil meningkatkan temuan cadangan dari yang semula 31 juta barel setara minyak (mboe) menjadi 137,91 juta bare] setara minyak atau rata-rata meningkat 35 persen setiap tahun. 

Realisasi temuan cadangan eksplorasi hingga Desember 2016 adalah 137,91 mmboe. Jumlah tersebut melebihi target 2016, yakni 75,58 mmboe atau 182 persen. "Temuan cadangan migas itu, antara lain, diperoleh dari hasil pengeboran sumur eksplorasi Karang Mudi-1 (JOB PPEJ) 1,01 mmboe, hasil studi GGR (geology geophysics and reservoir) 134,46 mmboe, dan production tail 2,44 mmboe," katanya. 

Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam menambahkan, efisiensi yang dilakukan PHE tidak menghalangi pencapaian produksi.

Jawa Pos, Page-6, Wednesday, March, 8, 2017

Pertamina Prepare Transition 8 Block Oil and Gas



PT Pertamina has set up a process of transition or transition above the top eight oil and gas blocks. As for the oil and gas blocks awarded to the full Pertamina is B Block, NSO / NSO Ext, Tuban, Ogan Ogan, Attaka, Sanga-Sanga, Southest Sumatra, Central and East Kalimantan. There will be incentives for existing operators so that production does not decrease.

President Director of Pertamina Hulu Energi (PHE) R Mountains Sardjono Hadi revealed that of the eight blocks of termination, only six blocks which will be managed by the PHE. And two of the six blocks that have not been operated by PHE, requiring a transition. "We've set up a process of transition," said Mount.

The two blocks, will be managed by PT Pertamina Hulu Mahakam. This operator also manages the Mahakam block. Pertamina Upstream Director Syamsu Alam added, Pertamina team is already preparing the things required by the transition experience Mahakam. When referring to the transition Mahakam Block, Pertamina must invest in the block before the operator. The goal, when a change of operator, production in eight oil and gas block has not decreased.

Pertamina will also implement this scheme in some Region kerka (WK) termination of oil and gas. Alam said, Pertamina open the option of investing in the transition period. "Most likely it could have been. But not until all matters related to the investment," he said.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar explained, this incentive in the form of unrecovered cost. The costs are usually needed to increase production before the contract expires.

Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral IGN Wiratmaja Puja said the government will also issue special ministerial regulations on depreciation in gross scheme split. These schemes will be used in the production sharing contract termination had eight blocks.

IN INDONESIAN

Pertamina Siapkan Transisi 8 Blok Migas


PT Pertamina sudah menyiapkan proses peralihan atau masa transisi atas atas delapan blok migas. Adapun blok migas yang diberikan penuh tersebut ke Pertamina adalah B Block, NSO/ NSO Ext, Tuban, Ogan Komering, Attaka, Sanga-Sanga, Southest Sumatra, Tengah dan East Kalimantan. Akan ada insentif bagi operator lama agar produksi tidak menurun.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) R Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan, dari delapan blok terminasi, hanya enam blok yang akan dikelola oleh PHE. Dan dua dari enam blok tersebut belum dioperasikan oleh PHE, sehingga memerlukan transisi. "Kami sudah menyiapkan proses transisinya," kata Gunung.

Adapun dua blok lagi, akan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Mahakam. Operator ini juga mengelola Blok Mahakam. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan, tim Pertamina sudah menyiapkan hal-hal yang diperlukan berdasarkan pengalaman transisi Mahakam. Jika merujuk pada transisi Blok Mahakam, Pertamina harus melakukan investasi di blok tersebut terlebih dahulu sebelum menjadi operator. Tujuannya, ketika terjadi pergantian operator, produksi di delapan blok migas tersebut tidak menurun. 

Pertamina juga akan menerapkan skema ini di beberapa Wilayah kerka (WK) migas terminasi. Alam bilang, Pertamina membuka opsi melakukan investasi pada masa transisi. "Kemungkinan itu bisa saja. Namun belum sampai ke hal-hal terkait investasi," katanya.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, insentif ini berupa unrecovered cost. Biaya yang dikeluarkan ini biasanya dibutuhkan untuk meningkatkan produksi sebelum kontrak berakhir.

Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyebutkan, pemerintah juga akan mengeluarkan peraturan menteri khusus tentang depresiasi dalam skema gross split. Ini akan digunakan dalam skema kontrak bagi hasil delapan blok terminasi tadi.

Kontan, Page-14, Wednesday, March, 8, 2017

Gresik Migas Loss Rp. 3.5 Billion



Predictions that Parliament Gresik Gresik Migas (GM) will go bankrupt begin to show the truth. Last year alone, state- owned Gresik in losses of up to Rp 3.5 billion. It is known after the Commission B DPRD Gresik held a meeting with the management of Gresik Migas.

In the meeting it was revealed, losses due to the cessation of gas supply from Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). He said the loss Gresik Migas should not be allowed. Therefore, the shareholders should seek solutions so Gresik Migas did not further burden the budget. "This we have heard from a few years ago. However, the peak in 2016, Gresik Migas big losers. Hence, the Commission B needs to have a chat with the commissioners and shareholders to get the correct information, "said a member of Commission B DPRD Gresik Zulfan Hashim.

Director of Gresik Migas Bukhari explains, losses of Rp 3.5 billion was accumulated since the cessation of gas supplies from WMO since March 2016. Until now Gresik Migas could not even operate normally. "Our loss of USD 3.5 billion in 2006 because of our main sources of income stalled. However, there is little income from the building that we have inaugurated last year to rent it to a third party, "said Bukhari.

He admitted, though gas supply had reached 17 MMBTU stopped, Gresik Migas can still sell gas ration of wells Lengowangi PPEJ JOB 1 at Holy Village, District Manyar. However, the sales value of the gas is small, only Rp 100 million per month.

As a result of the revenue dropped drastically, Gresik Migas has conducted a series of efficiency measures, mainly by reducing employee representative office in Jakarta. "To pay wages every month had no involvement," said Bukhari.

Gresik Migas gas initially receive rations of WMO by 17 MMBTU. However, along the way, Minister cut back to just 5 per MMBTU for assessing the performance Gresik Migas unsatisfactory. So if you have a real market, we are allowed to sell 17 MMBTU. But in fact, there is no market, "he explained.

On that basis, Bukhari ask shareholders to participate to find solutions. For there may be a new company allowed to continue to lose money and eventually closed.

IN INDONESIAN

Gresik Migas  Merugi Rp. 3,5 Miliar


Prediksi DPRD Gresik bahwa Gresik Migas (GM) akan bangkrut mulai menunjukkan kebenaran. Tahun lalu saja, badan usaha milik Pemerintah Kabupaten Gresik itu mengalami kerugian hingga Rp 3,5 miliar. Hal ini diketahui setelah Komisi B DPRD Gresik menggelar pertemuan dengan manajemen Gresik Migas.

Dalam pertemuan terungkap, kerugian disebabkan berhentinya pasokan gas dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Dia mengatakan, kerugian Gresik Migas tidak boleh dibiarkan. Karena itu, para pemegang saham harus mencari solusinya agar Gresik Migas tidak semakin membebani APBD. “Ini pernah kami dengar sejak beberapa tahun lalu. Namun, puncaknya pada 2016, Gresik Migas merugi besar. Makanya, Komisi B perlu ngobrol dengan komisaris dan pemegang saham untuk mendapat informasi yang benar,” ujar anggota Komisi B DPRD Gresik Zulfan Hasyim.

Direktur Utama Gresik Migas Bukhari menjelaskan, kerugian sebesar Rp 3,5 miliar merupakan akumulasi sejak berhentinya pasokan gas dari PHE WMO sejak Maret 2016. Hingga saat ini Gresik Migas pun belum bisa beroperasi secara normal. “Kami rugi Rp 3,5 miliar pada 2006 karena sumber pendapatan utama kami terhenti. Namun, ada pendapatan kecil dari gedung yang kami resmikan tahun lalu dengan menyewakannya kepada pihak ketiga,” kata Bukhari.

Dia mengakui, meskipun pasokan gas yang sempat mencapai 17 MMBTU dihentikan, Gresik Migas masih bisa menjual gas jatah JOB PPEJ dari sumur Lengowangi 1 di Desa Suci, Kecamatan Manyar. Namun, nilai penjualan gas tersebut kecil, hanya Rp 100 juta per bulan.

Akibat pendapatan yang merosot drastis, Gresik Migas telah melakukan serangkaian langkah efisiensi, terutama dengan mengurangi pegawai kantor perwakilan di Jakarta. “Untuk membayar gaji pegawai setiap bulan sudah tidak ada Iagi," kata Bukhari.

Gresik Migas awalnya mendapat jatah gas dari PHE WMO sebanyak 17 MMBTU. Namun, dalam perjalanannya, Menteri ESDM mengurangi jatah menjadi hanya 5 MMBTU karena menilai kinerja Gresik Migas tidak memuaskan. Jadi kalau memiliki pasar sebenarnya kita diperbolehkan menjual 17 MMBTU. Tetapi nyatanya, tidak ada pasar," jelasnya.

Atas dasar itulah, Bukhari meminta pemegang saham agar ikut mencarikan solusi. Sebab tidak mungkin perusahaan yang baru berdiri dibiarkan terus merugi dan akhirnya tutup.

Koran Sindo, Page-8, Wednesday, March, 8, 2017

the Plastic Industry Ask Supply Masela Gas



Supplies Become Attractive To Investors Petrochemicals

The construction plan petrochemical plant in Tuban received a positive response from the Indonesia Association of Olefin, Aromatic and Plastic Indonesia (INAplas). Association hopes the government to ensure supply and price of gas being the main attraction petrochemical investors safely.

Secretary General INAplas Dawn Budiyono expect development Masela make the supply of gas and the price is competitive. Industrial gas prices should ideally assess USD 3.5 per mmbtu. "If the price (of gas, Red) USD 3.5, equal to the state revenue if the state selling price of USD 6. Thus, there is no problem in the development of the Masela. Importantly, there is no certainty the stock and the price formula "he said.

According to him, a number of investors have expressed interest in building a petrochemical plant that uses the resources of the Masela block. "We were invited to meet several times to discuss the issue of the Masela block. We are interested for no warranty number of quantity and price" he said.

The government is expected to prepare transport infrastructure for the transport of industrial production. The trick expressway connecting the sea to the Masela so that transportation costs can be more affordable. "If there is a marine highway, so it does not matter. Because, cruise to eastern Indonesia could bring food raw materials and shipping to the west could bring the raw material polymer".

Employers hope that the government is serious in plans to develop the petrochemical industry in the country. Because, for 50 percent of industrial products such as ethylene still be imported from other countries. Vice Chairman INAplas Suhat Miharso adding ethylene needs in the country reached 1.6 million tons per year. Meanwhile, domestic production reached 860 thousand tons per year. "Approximately only 50 percent. The rest must be imported from Korea, Japan, Singapore, and Malaysia.

With the construction of the refinery in Tuban and Bontang integrated with the petrochemical industry as well as the expansion of PT Chandra Asri Petrochemical, employers expect no additional ethylene production to 3 million tons in 2025.

IN INDONESIAN

Industri Plastik Minta Pasokan Gas Masela


Suplai Menjadi Daya Tarik Investor Petrokimia

Rencana pembangunan pabrik petrokimia di Tuban mendapat respons positif dari Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAplas). Asosiasi berharap pemerintah memastikan pasokan dan harga gas yang menjadi daya tarik utama investor petrokimia aman.

Sekretaris Jenderal INAplas Fajar Budiyono berharap pengembangan Blok Masela membuat pasokan gas serta harganya lebih kompetitif. Industri menilai harga gas idealnya USD 3,5 per mmbtu. ”Kalau harga (gas, Red) USD 3,5, penerimaan negara sama dengan jika negara jual harga USD 6. Jadi, tidak ada masalah pengembangan di Masela. Yang penting, ada kepastian stok dan formula harga" ujarnya.

Menurut dia, sejumlah investor sudah menyatakan ketertarikan untuk membangun pabrik petrokimia yang menggunakan sumber daya dari Blok Masela. "Kami beberapa kali diajak bertemu untuk membahas masalah Blok Masela. Kami berminat selama ada garansi jumlah quantity dan harga" katanya.

Pemerintah diharapkan menyiapkan infrastruktur transportasi untuk mengangkut hasil produksi industri. Caranya menyambungkan tol laut ke Blok Masela sehingga biaya transportasi bisa semakin murah. "Kalau ada tol laut, jadi tidak masalah. Sebab, pelayaran ke timur Indonesia bisa membawa bahan baku makanan dan pelayaran ke barat bisa membawa bahan baku polimer".

Pengusaha berharap pemerintah serius dalam rencana mengembangkan industri petrokimia di dalam negeri. Sebab, selama ini 50 persen produk hasil industri seperti etilena masih diimpor dari negara lain. Wakil Ketua Umum INAplas Suhat Miharso menambahkan, kebutuhan etilena di dalam negeri mencapai 1,6 juta ton per tahun. Sementara itu, produksi di dalam negeri baru mencapai 860 ribu ton per tahun. "Kira-kira baru 50 persen. Sisanya harus di impor  dari Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Dengan pembangunan kilang di Tuban dan Bontang yang terintegrasi dengan industri petrokimia serta ekspansi PT Chandra Asri Petrochemical, pengusaha berharap ada tambahan produksi etilena 3 juta ton pada 2025. 

Jawa Pos, Page-5, Wednesday, March, 8, 2017

Pertamina Become Expectations

Masela gas utilization

The industrial sector is only capable of absorbing gas pipeline from the Masela block in Arafuru Sea, Maluku 150 MMSCFD of previously proposed 474 MMSCFD for three companies that the government hopes to PT Pertamina.

Industry Ministry before providing recommendations to get the three companies of 474 million cubic feet per day (MMSCFD) of gas from the Masela block. The three companies are PT Pupuk Indonesia, PT Kaltim Methanol Industri and PT Elsoro Multi Pratama which later coupled PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

According to him, the gas volume of 474 MMSCFD, investors need huge capital to take advantage be derived products. Meanwhile, the government provides two options in the development of the Masela block.

First, the construction of liquefied natural gas (LNG) ground with a capacity of 7.5 million tonnes per annum (Mtpa) and 474 MMSCFD gas pipeline. Second, the capacity of 9.5 Mtpa LNG plant and gas pipeline 150 MMSCFD.

Utilization of gas pipeline that aims to create downstream industries in the eastern region of Indonesia. Director of Upstream Chemical Industry Ministry of Industry Muhammad Khayam said, after the count, the industry only needs gas pipeline from Masela 150 MMSCFD. It was the beginning of the scheme assuming gas price meets the economic development of a petrochemical plant which is about US $ 4 per MMBtu.

Volume is expected to produce 1.8 million tons of methanol with polyethylene and polypropylene capacity of around 400,000 tonnes is equivalent to that will awaken in Bintuni Bay, Papua.

Meanwhile, as many as 200 MMSCFD gas pipeline will be absorbed by PT Pertamina. Although the volume of gas utilization plan for the industry declined, he said, it will review and offer other companies the absorption of gas rose to 274 MMSCFD because currently the industry's only willing to absorb 150 MMSCFD. Therefore, it would revise the proposed utilization of gas.

"The 150 MMSCFD it enough, it is already one existing petrochemical plants. As in the Bintuni, 1.8 million tons of methanol, "he said after attending the Indonesian Refining and Petrochemical Forum, Tuesday (7/3).

Despite having to revise the proposed absorption Masela gas pipeline of 474 MMSCFD to 150 MMSCFD, Khayam calls, gas buyer commitments should be ensured in July 2017. Thus, he was offered to other companies who might be able to absorb. Previously, there have been three companies that will absorb Masela gas.

Khayam mention that Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol, and Elsoro Multi Pratama, and Chandra Asri Petrochemical will create a consortium that will be led by Pupuk Indonesia. However, it should be discussed further with the Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) due to the utilization of gas to state-owned companies do not need to go through the bidding process.

"It untimed approximately July 2017 on the industry to have a commitment," he said.

ADVICE LUHUT

    When contacted separately, Vice President Corporate Communications Pertamina IPT Wianda Pusponegoro said Masela gas absorption by Pertamina is the proposal of the Coordinating Minister for maritime Luhut Binsar Pandjaitan which is currently under review. Associated with the possible purchase of 200 MMSCFD of gas, must be followed up with more interesting clauses in the gas purchase agreement.

"We are open for communication related to the terms of the commercial in order to win-win for all parties," he said.

Previously, the Senior Manager of Communications & Relations Inpex Indonesia Usman Slamet said, related to the continuation of development projects Abadi field, Masela, it was still talking with the government.

IN INDONESIAN

Pemanfaatan Gas Msela

Pertamina Menjadi Harapan


Sektor industri hanya sanggup menyerap gas pipa dari Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku sebanyak 150 MMscfd dari sebelumnya diusulkan 474 MMscfd untuk tiga perusahaan sehingga pemerintah berharap kepada PT Pertamina.

Kementerian Perindustrian sebelumnya memberikan rekomendasi tiga perusahaan untuk mendapatkan 474 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas pipa dari Blok Masela. Ketiga perusahaan itu yakni PT Pupuk Indonesia, PT Kaltim Methanol Industri, dan PT Elsoro Multi Pratama yang nantinya ditambah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. 

Menurutnya, dengan volume gas 474 MMscfd, investor butuh modal besar untuk memanfaatkan menjadi produk turunan. Sementara itu, pemerintah memberikan dua opsi dalam pengembangan Blok Masela. 

Pertama, pembangunan kilang gas alam cair (LNG) darat dengan kapasitas 7,5 juta ton per tahun (Mtpa) dan gas pipa 474 MMscfd. Kedua, kapasitas kilang LNG sebesar 9,5 Mtpa dan gas pipa 150 MMscfd.

Pemanfaatan gas pipa itu bertujuan untuk menciptakan industri hilir di kawasan timur Indonesia. Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan, setelah dihitung, industri hanya membutuhkan gas pipa dari Blok Masela sebanyak 150 MMscfd. Hal itu merupakan skema awal dengan asumsi harga jual gas memenuhi keekonomian pengembangan pabrik petrokimia yakni sekitar US$4, per MMBtu.

Volume tersebut diperkirakan menghasilkan 1,8 juta ton metanol dengan kapasitas polietilena dan polipropilena sekitar 400.000 ton setara dengan yang akan terbangun di Teluk Bintuni, Papua.

Sementara itu, gas pipa sebanyak 200 MMscfd akan diserap oleh PT Pertamina. Kendati rencana pemanfaatan volume gas bagi industri menurun, dia menyebut, pihaknya akan mengkaji ulang dan menawarkan perusahaan lain agar penyerapan gas naik menjadi 274 MMscfd karena saat ini industri hanya bersedia menyerap 150 MMscfd. Oleh karena itu, pihaknya akan merevisi usulan pemanfaatan gas. 

“Yang 150 MMscfd itu cukup, itu sudah satu pabrik petrokimia yang ada. Seperti di Bintuni itu, sebesar 1,8 juta ton metanolnya,” ujarnya usai menghadiri Indonesia Refining and Petrochemical Forum, Selasa (7/3).

Meskipun harus merevisi usulan penyerapan gas pipa Blok Masela dari 474 MMscfd menjadi 150 MMscfd, Khayam menyebut, komitmen pembeli gas harus dipastikan pada Juli 2017. Dengan demikian, dia pun menawarkan kepada perusahaan lain yang mungkin bisa menyerap. Sebelumnya, sudah terdapat tiga perusahaan yang akan menyerap gas Masela.

Khayam menyebut bahwa Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol, dan Elsoro Multi Pratama, dan Chandra Asri Petrochemical akan membuat konsorsium yang nantinya akan dipimpin oleh Pupuk Indonesia. Namun, perlu didiskusikan lebih lanjut dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) karena pemanfaatan gas untuk perusahaan milik pemerintah tidak perlu melalui proses tender.

“Itu dibatasi waktu kira-kira Juli 2017 pada industri untuk punya komitmen,” katanya.

SARAN LUHUT

Ketika dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication IPT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, penyerapan gas Masela oleh Pertamina merupakan usulan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang kini sedang ditinjau. Terkait dengan kemungkinan pembelian 200 MMscfd gas pipa, perlu ditindaklanjuti dengan klausul yang lebih menarik dalam perjanjian jual beli gas.

“Kami terbuka untuk berkomunikasi terkait term-term komersial agar win-win bagi semua pihak,” katanya. 

Sebelumnya, Senior Manager Communication & Relation Inpex Indonesia Usman Slamet mengatakan, terkait dengan kelanjutan proyek pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, pihaknya masih membicarakannya dengan pemerintah.

Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, March, 8, 2017

Tuesday, March 7, 2017

Wanted, Managing Director who is not Just Managing Director



The process of selecting Director of PT Pertamina must prioritize prudential aspects because the energy SOEs manage assets fairly large, as well as the burden to maintain national energy security.

"So, here to remember, we are not only looking for just the chief executive, but a figure who can bring new ways in Pertamina," said an economist from the University of Indonesia Rhenald Kasali.

Previously, the general meeting of shareholders last February 3, BOC Pertamina raised Yenny Andayani to replace Soetjipto as interim president. Rhenald understand their polemics behind the extension of tenure of Acting (Acting) President Director of Pertamina selarna 30 days. However, he considered the decision of the BOC and the government fairly precise, rather than imposing a specific figure to be the number one in Pertamina.

"This is a big company which concerns the future. Then there is the problem in front of state-owned holding energy. So, it must carefully choose the president, included in the assessment process. If it does not get (the figure of president), it does not matter anymore duty extended Acting president. "

Conversely, energy analyst from the Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman lamented the sluggish attitude of the government that determines the definitive president. There is a possibility it was caused subtle rejection of President Joko Widodo to the number of names of proposed candidates.

"Too length determination Pertamina president could have been caused by what has been proposed by the Board of Commissioners of Pertamina and the Ministry of SOEs to the President rejected it mildly. In fact, the name proposed would have been through the process of fit and proper test, "said Yusri.

He helped questioned the ability of the Ministry of SOEs in selecting candidates for president in accordance with the President's desire, because Pertamina is a strategic state that has a great responsibility in maintaining the continuity of the national energy supply.

IN INDONESIAN

Dicari, Dirut yang bukan Sekadar Dirut


Proses pemilihan Direktur Utama PT Pertamina harus mengutamakan aspek kehati-hatian sebab BUMN energi tersebut mengelola aset yang terbilang besar, sekaligus menanggung beban untuk menjaga ketahanan energi nasional.

“Jadi, di sini yang harus diingat, kita tidak hanya mencari sekadar direktur utama, tetapi figur yang bisa membawa cara-cara baru di Pertamina,” kata pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Rhenald Kasali.

Sebelumnya, dalam rapat umum pemegang saham 3 Pebruari lalu, Dewan Komisaris Pertamina mengangkat Yenny Andayani untuk menggantikan posisi Dwi Soetjipto sebagai dirut sementara. Rhenald memahami adanya polemik di balik perpanjangan masa jabatan Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina selarna 30 hari. Namun, dia menilai keputusan Dewan Komisaris dan pemerintah terbilang tepat, daripada memaksakan sosok tertentu menjadi orang nomor satu di Pertamina.

“Ini adalah perusahaan besar yang menyangkut masa depan. Lalu di depan ada masalah holding BUMN energi. Jadi, memang harus hati-hati memilih dirut, termasuk dalam proses assessment. Kalau memang belum mendapatkan (sosok dirut), tidak masalah diperpanjang lagi tugas Pelaksana Tugas dirut.”

Sebaliknya, pengamat energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyayangkan sikap pemerintah yang lamban menentukan dirut definitif. Ada kemungkinan hal itu disebabkan penolakan halus Presiden Joko Widodo terhadap sejumlah nama calon yang diusulkan.  

“Terlalu lamanya penentuan Dirut Pertamina bisa saja disebabkan apa yang sudah diusulkan oleh Dewan Komisaris Pertamina dan Kementerian BUMN kepada Presiden ditolak secara halus. Padahal, nama yang diajukan tentu sudah melalui proses fit and proper test,” kata Yusri.

Dia turut mempertanyakan kemampuan Kementerian BUMN dalam menyeleksi calon dirut yang sesuai dengan keinginan Presiden, karena Pertamina merupakan BUMN strategis yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlangsungan pasokan energi nasional. 

Media Indonesia, Page-18, Tuesday, March, 7, 2017

Government to Discuss Revised Rules of Gas Discounts



Ministry of Energy and Mineral Resources was reviewing the revision of Presidential Decree Number 40 Year 2016 Pricing Gas. According to the plan, the government will increase the number of subsidy recipients gas from seven to eleven industry sectors.

"While we are discussing. Hopefully next week could be brought to the Ministry. Economic Coordinator. Industry can get incentives if feasible, "said the Director General of Oil and Gas, I Gusti Nyoman Wiratmaja.

Revision proposal came from the Ministry of Industry who requested the textile sector, food and beverages, tires, and pulp and paper is added as the recipient of discount. Mail a request has been submitted in August 2016. But by that time, the Ministry of Energy is focusing discussing the decline in gas prices in the petrochemical sector, fertilizers, and steel.

Based on Presidential Regulation No. 40 Year 2016 Pricing Gas, there are still four industrial sectors that have not got a discount, ie oleochemical, ceramics, glass, and rubber gloves. According Wiratmaja, formula for the gas discount sector was being discussed.

"We're discussing, and then verify the gas producers of nowhere. Due to this multi-source and multi-user. "Earlier, the Minister of Industry Airlangga Hartanto optimistic four industries be included in the revision of gas prices perpres. If granted, he hoped that the Ministry of Energy to revise the decree of the Minister of Energy No. 6 of 2016 on conditions and procedures for determining the allocation and utilization as well as the price of natural gas, as a derivative of the Presidential Decree on the price of gas.

As of last November, the government has set the discount price of gas for a number of industries. But the decree came into force on January 1, 2017. The company got a discount is PT Pupuk Kujang Cikampek who got a price of US $ 6.03 to 6.05 per million British thermal unit (MMBTU), from the previous price of US $ 5.73 to 6, 62 per MMBTU. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang got a discounted price of US $ 6.56 to 6.73 to US $ 6.03 to 6.48 per MMBTU.

PT Pupuk lskandar Muda obtain a price of US $ 6.3 per MMBTU, from US $ 7.54 per MMBTU. Steel plant gets cheap gas is PT Krakatau Steel Tbk. The gas supply from PT Pertamina EP to US $ 6.15 per MMBTU, up from US $ 7.35. Discounts for PT PKG, $ 6 per MMBTU from the previous price of US $ 6.28, from Kangean Energy

IN INDONESIAN

Pemerintah Bahas Revisi Aturan Diskon Gas


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang meninjau kembali revisi Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Rencananya, pemerintah akan menambah jumlah penerima subsidi gas dari tujuh menjadi sebelas sektor industri.

“Sedang kami bahas. Mudah-mudahan pada pekan depan bisa dibawa ke Kementerian. Koordinator Perekonomian. Industri bisa mendapat insentif kalau layak," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, I Gusti Nyoman Wiratmaja.

Usul revisi berasal dari Kementerian Perindustrian yang meminta sektor tekstil, makanan dan minuman, ban, serta pulp dan kertas ditambahkan sebagai penerima diskon. Surat permintaan telah dikirimkan pada Agustus 2016. Tapi saat itu, Kementerian Energi sedang berfokus membahas penurunan harga gas di sektor petrokimia, pupuk, dan baja.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, masih ada empat sektor industri yang belum mendapat diskon, yaitu oleochemical, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Menurut Wiratmaja, formula diskon gas untuk sektor itu sedang dibahas. 

“Kami sedang bahas, lalu verifikasi produsen gasnya dari mana. Karena ini multi-source dan multi-user.” Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis empat industri bisa masuk dalam revisi perpres harga gas. Jika dikabulkan, ia berharap Kementerian Energi segera merevisi Peraturan Menteri Energi Nomor 6 Tahun 2016 tentang ketentuan dan tata cara penetapan alokasi dan pemanfaatan serta harga gas bumi, sebagai turunan dari Peraturan Presiden tentang harga gas.

Per November lalu, pemerintah sudah menetapkan diskon harga gas bagi sejumlah industri. Tapi ketetapan mulai berlaku sejak 1 Januari 2017. Perusahaan yang mendapat diskon adalah PT Pupuk Kujang Cikampek yang mendapat harga US$ 6,03-6,05 per juta British thermal unit (MMBTU), dari harga sebelumnya US$ 5,73-6,62 per MMBTU. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang mendapat potongan harga dari US$ 6,56-6,73 menjadi US$ 6,03-6,48 per MMBTU.

PT Pupuk lskandar Muda memperoleh harga US$ 6,3 per MMBTU, dari sebelumnya US$ 7,54 per MMBTU. Pabrik baja yang mendapat gas murah adalah PT Krakatau Steel Tbk. Pasokan gas dari PT Pertamina EP menjadi US$ 6,15 per MMBTU, dari sebelumnya US$ 7,35. Potongan harga untuk PT Petrokimia Gresik sebesar US$ 6 per MMBTU dari harga sebelumnya US$ 6,28, dari Kangean Energy

Koran Tempo, Page-21, Tuesday, March, 7, 2017

REFINERY BALIKPAPAN STOP OPERATE SEVEN WEEK



Production of fuel stops.

PT Pertamina stop the operation of the refinery in Balikpapan, East Kalimantan for a while, for maintenance reasons (turn-around). According to a spokesman Kalimantan Pertamina Processing Unit Dian Hapsari Firasati, two refineries produce 200 thousand barrels per day of fuel oil is undergoing treatment for seven weeks or up to 17 April. "It's the routine maintenance of the refinery," he said.

Balikpapan refinery total production capacity of 260 thousand barrels of fuel oil per day. Thus, there are refineries capable of producing 60 thousand barrels of fuel a day. According to Dian, the treatment plant will not adversely affect fuel supply in Kalimantan and Sulawesi because Pertamina has prepared stock for the next 20 days.

Dian added, Pertamina also bring in the fuel supply from the Cilacap refinery and Riau, he claims to supply a combination of the two refineries were able to meet the needs of the people of eastern Indonesia over the next month.

"We will maximize production and distribution Iain refineries to meet the needs here. Moreover, we have prepared a stock to consumption of eastern Indonesia, "he said. During the treatment process, Pertamina impose open-close way oil Yos Sudarso area that connects the Melawai-Rapak Karanganyar. In addition to being the distribution channels of oil, this is the transport infrastructure vital for people Balikpapan.

Policies enacted open-close at 06:00 to 08:00, 11:30 to 13:00 and 16:00 to 17:30 pm. The traffic diverted to Jalan Warukin or door 5, Jalan Minas (Stadium Pertamina), until Jalan Bongas 9.

Operation Balikpapan refinery also been suspended in January due to leakage of the steam pipes to the plant. On January 15 at 0:15 pm, Balikpapan residents was shocked by the burst of flame as high as tens of meters from the chimney refinery. Some residents took refuge because it thinks refinery burning. 

Pertamina processing director, Toharso, said the refinery operation stopped because the leaking pipe. "The pressure drop, then the turbine shut itself down. Because the vapor pressure leak, one of the five turbines not spinning, electricity is not there, eventually all die, "he said.

Toharso said the cause of disturbance is refinery maintenance problems. According to him, a steam pipe leak because it is old. "Installed in 1948. The turbines are old. That is, the leak from the beginning less detectable, because the old, "he said.

Balongan refinery in Indramayu, West Java, was also disrupted on 25 February. The refinery produces gasoline type fuel 58 thousand barrels per day, plus 12 thousand barrels of oil, 43 thousand barrels of diesel fuel, 560 tons of LPG, as well as 540 tons of propylene per day.

Toharso denied that the refinery was impaired alias total black-out. According to him, Pertamina will complete the treatment process at the end of February. After the treatment period, the refinery can not operate normally because the machines turned on gradually up to five days.

IN INDONESIAN

KILANG BALIKPAPAN STOP BEROPERASI TUJUH PEKAN


Produksi bahan bakar minyak berhenti.

PT Pertamina menghentikan pengoperasian kilang Balikpapan, Kalimantan Timur untuk sementara, dengan alasan perawatan (turn-around). Menurut juru bicara Pertamina Unit Pengolahan Kalimantan Dian Hapsari Firasati, dua kilang yang memproduksi 200 ribu barel bahan bakar minyak per hari ini menjalani perawatan selama tujuh pekan atau hingga 17 April nanti. “Ini proses perawatan rutin terhadap kilang,” katanya.

Kilang Balikpapan berkapasitas produksi total 260 ribu barel bahan bakar minyak per hari. Dengan demikian, masih ada kilang yang mampu menghasilkan 60 ribu barel bahan bakar minyak sehari. Menurut Dian, proses perawatan kilang tidak akan berdampak buruk terhadap pasokan bahan bakar di Kalimantan dan Sulawesi karena Pertamina sudah menyiapkan stok untuk 20 hari ke depan.

Dian menambahkan, Pertamina juga mendatangkan pasokan bahan bakar dari kilang Cilacap dan Riau, Dia mengklaim kombinasi pasokan dari dua kilang itu mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia timur selama sebulan ke depan.

“Kami akan memaksimalkan produksi dan distribusi kilang pengolahan Iain untuk memenuhi kebutuhan di sini. Apalagi kami sudah menyiapkan stok untuk konsumsi wilayah Indonesia timur," ujarnya. Selama proses perawatan, Pertamina memberlakukan buka-tutup jalan minyak Yos Sudarso yang menghubungkan kawasan Melawai-Rapak Karanganyar. Selain menjadi jalur distribusi minyak, ini merupakan prasarana transportasi vital bagi masyarakat Balikpapan. 

     Kebijakan buka-tutup diberlakukan pukul 06.00-08.00, 11.30-13.00, dan 16.00-17.30 Wita. Arus kendaraan dialihkan ke Jalan Warukin atau pintu 5, Jalan Minas (Stadion Pertamina), hingga Jalan Bongas 9.

Pengoperasian kilang Balikpapan juga pernah dihentikan pada Januari lalu akibat kebocoran pipa uap ke pembangkit. Pada 15 Januari pukul 00.15 Wita, warga Balikpapan sempat dikejutkan oleh semburan api setinggi puluhan meter dari cerobong kilang. Sebagian warga mengungsi lantaran mengira kilang itu terbakar.

Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso, mengatakan pengoperasian kilang terhenti karena satu pipa bocor. “Tekanannya drop, lalu turbin mati dengan sendirinya. Karena tekanan uapnya bocor, salah satu dari lima turbin tidak berputar, Listrik tidak ada, akhirnya mati semua,” ujarnya. 

Toharso mengatakan penyebab gangguan kilang adalah masalah perawatan. Menurut dia, pipa uap bocor karena sudah tua.“ Dipasang pada 1948. Turbin sudah tua. Artinya, kebocoran ini dari awal kurang terdeteksi, karena tua,” kata dia.

Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, juga terganggu pada 25 Februari lalu. Kilang ini menghasilkan bahan bakar jenis bensin 58 ribu barel per hari, ditambah 12 ribu barel minyak tanah, 43 ribu barel bahan bakar diesel, 560 ton elpiji, serta 540 ton propilena per hari.

Toharso membantah kabar bahwa kilang itu mengalami gangguan total alias black-out. Menurut dia, Pertamina akan menyelesaikan proses perawatan pada akhir Februari lalu. Setelah masa perawatan, kilang belum bisa beroperasi normal karena mesin-mesinnya dihidupkan secara bertahap hingga lima hari.

Koran Tempo, Page-17, Tuesday, March, 7, 2017

Rely Exxon-Petronas



Special Unit of the Upstream Oil and Gas (SKK Migas) is targeting oil production in the Java Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) reached 249 200 barrels per day (bpd). The target was exceeded lifting realization in 2016 amounted to 195 thousand bpd.

Chief Representative of SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar states, Jabanusa contribution is expected to reach 29.3 percent of the total national oil and gas lifting of 850 thousand bpd. "Some of the Production Sharing Contractors (cooperation) has entered into production peak at the end of last year and early this year," Ali said in Surabaya yesterday (6/3).

Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) this year managed to increase production from 185 barrels per day to 200 barrels per day. In addition, Petronas production rose from 15 thousand barrels per day to 17 thousand barrels per day. "This year they (Petronas) plans to raise production at the rate of 20 thousand barrels per day".

IN INDONESIAN

Andalkan Exxon-Petronas


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak di wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) mencapai 249.200 barel per hari (bph). Target itu melebihi realisasi lifting pada 2016 sebesar 195 ribu bph.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar menyatakan, kontribusi Jabanusa ditargetkan mencapai 29,3 persen dari total lifting migas nasional 850 ribu bph. ”Beberapa KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) telah masuk ke produksi puncak pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini," kata Ali di Surabaya kemarin (6/3). 

Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) tahun ini berhasil menaikkan produksi dari 185 barel per hari menjadi 200 barel per hari. Selain itu, produksi Petronas naik dari 15 ribu barel per hari menjadi 17 ribu barel per hari. "Pada tahun ini mereka (Petronas) berniat menaikkan produksi di angka 20 ribu barel per hari”.

Jawa Pos, Page-5, Tuesday, March, 7, 2017

SKK Migas Jabanusa Optimistic Oil and Gas Production Up



This year targeted 247 200 Thousand Barrels Per Day

In the current decline in oil and gas production nationwide, Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) Java, Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) remains optimistic that oil and gas production will increase in 2017's. Therefore, SKK Migas Jabanusa targeting oil's rise this year amounted to 247 200 thousand barrels per day than in 2016 only 195 thousand barrels per day.

Whereas, for gas rose from 580 MMSCFD to 640 MMSCFD, up 60 MMSCFD. One way is to encourage Contractor Cooperation Contract (PSC) Gas for immediate work on oil and gas projects in accordance with its region. PR SKK Migas Jabanusa Fatah Muhammad Yasin said the projected increase in oil and gas production was due to some PSC in East Java.

Because of all this, many work areas K3M untapped. As PT Lapindo Brantas of 11 area work area is not touched. As in Malang, Pasuruan, Situbondo, and Besuki. "The problem is in society, such as in Sidoarjo (Lapindo Brantas drilling oil). The risk of exploration and exploitation are also quite high, "said Fatah met in his office, Jalan Panglima Sudirman Surabaya, Monday (6/3).

Moreover, many people who do not know the system of exploration and exploitation of oil and gas in Indonesia. According to Fatah, in SKK Migas Jabanusa about 14 PSC. Of that amount, the largest exploration and exploitation carried ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) for oil production.

The total in 2016 and then, EMCL managed to produce 185 thousand barrels per day. That number increased in 2017 to reach 200 thousand barrels per day. Furthermore, most production is done by Petronas that figure reached 15 thousand barrels per day.

"We are targeting Petronas rose to 2,000 barrels per day in 2017's". Then there KKKS, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) with 13 thousand barrels per day, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) with 7,000 per barrel, Saka 4,000 barrels per day, Pertamina 5,000 barrels per day, KKKS. Camar Resources Canada with 400 barrels per day and Santos with 800 barrels per day. "KKKS was not even profit, as Saka is given the trust to manage Block Sidayu but was not found. The cost of all the risks PSC, "he said.

According to Fatah, exploitation and exploration of oil and gas directly supervised by the government or the Ministry of Oil and Gas SKK, where the government is handing pengerjaaan exploration and exploitation to private parties.

IN INDONESIAN

SKK Migas Jabanusa Optimistis Produksi Migas Naik


Tahun ini Ditargetkan 247.200 Ribu Barel Per Hari

Di saat turunnya produksi minyak dan gas nasional, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Jawa, Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) tetap optimistis produksi migas akan meningkat di tahun 2017 ini. Karena itu, SKK Migas Jabanusa menargetkan kenaikan minyak tahun ini sebesar 247.200 ribu barel per hari daripada di tahun 2016 yang hanya 195 ribu barel per hari. 

Sedangkan, untuk gas naik dari 580 mmscfd menjadi 640 mmscfd atau naik 60 mmscfd. Salah satu caranya adalah mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas untuk segera mengerjakan proyek migas sesuai dengan Wilayah kerjanya. Humas SKK Migas Jabanusa Muhammad Fatah Yasin mengatakan, proyeksi peningkatan produksi migas itu karena beberapa KKKS di Jatim. 

Karena selama ini, banyak wilayah kerja K3M yang belum digarap. Seperti PT Lapindo Brantas yang dari 11 area Wilayah kerjanya tidak disentuh. Seperti di Malang, Pasuruan, Situbondo, dan Besuki.  ”Kendalanya ada pada masyarakat, seperti di Sidoarjo (pengeboran minyak Lapindo Brantas). Risikonya eksplorasi dan eksploitasi juga cukup tinggi,” kata Fatah ditemui di ruang kerjanya, Jalan Panglima Sudirman Surabaya, Senin (6/3).

Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui sistem eksplorasi dan eksploitasi migas yang dilakukan di Indonesia. Menurut Fatah, di SKK Migas Jabanusa ada sekitar 14 KKKS. Dari jumlah itu, eksplorasi dan eksploitasi terbesar dilakukan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk produksi minyak. 

Jumlah totalnya di tahun 2016 lalu, EMCL berhasil memproduksi 185 ribu barel per hari. Angka itu meningkat di tahun 2017 yang mencapai 200 ribu barel per hari. Selanjutnya, produksi terbanyak dilakukan oleh Petronas yang angkanya mencapai 15 ribu barel per hari. 

"Kami targetkan Petronas naik 2.000 barel per hari di tahun 2017 ini”. Kemudian ada KKKS, Joint Operating Bodi Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) dengan 13 ribu barel per hari, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dengan 7.000 per barel, Saka 4.000 barel per hari, Pertamina 5.000 barel per hari, KKKS. Camar Resources Canada dengan 400 barel per hari dan Santos dengan 800 barel per hari. ”KKKS itu tidak meski untung, seperti Saka yang diberikan kepercayaan mengelola Blok Sidayu tapi tidak ditemukan.  Biaya semua risiko KKKS,” kata dia.  

Menurut Fatah, eksploitasi dan eksplorasi migas langsung di bawah pengawasan pemerintah atau Kementerian SKK Migas, Dimana, pemerintah memang menyerahkan pengerjaaan eksplorasi dan ekploitasi ke pihak swasta. 

Radar Surabaya, Page-5, Tuesday, March, 7, 2017