google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, March 23, 2017

Investment Cost Gas Refinery Cricket Down



Jonan ask the contractor gas projects shared facilities

Ministry of Energy and Mineral Resources announced the construction of a floating gas processing facility (floating production unit) Field crickets will cost US $ 4.2 billion (exceeding Rp 54 trillion). The numbers are down from an estimated investment by the contractor Field Crickets, ENI Muara Bakau BVQ amounted to US $ 4.5 billion (more than US $ 58 trillion). It's a huge savings, nearly Rp 5 trillion, "said Energy Minister Ignatius Jonan after inaugurating an offshore plant Crickets.

Jonan appreciate contractors accelerate development faster refineries a year ahead of schedule. Thus, starting in May 2017, the refinery can operate simultaneously with gas production field crickets. Crickets gas refinery capable of processing up to 450 million standard cubic feet per day (MMSCFD) and condensate as much as 4,100 barrels per day.

According Jonan, vessel dimensions 200 x 46 x 40 meters it is the largest oil and gas processing facilities in Indonesia. Refinery supporting oil and gas production from deepwater gas project (Indonesia Deepwater Development) who worked ENI in the Muara Bakau block. Located about 70 kilometers from the coastline of East Kalimantan. The gas will be sucked out of 10 production wells connected by subsea pipeline 79 km.

Jonan said the refinery product used by consumers in East Kalimantan. Most of the domestic gas allocation will be utilized by PT PLN. Crickets project contracts signed by the government together with ENI since 2002. The new contractor discovered gas in 2009 in line Crickets-1 wells, which followed the discovery of a second in 2011. The gas project consists of two documents development (plan of development / POD) integrated government approved on 2011 and 2013.

These crickets gas project controlled ENI (ITALY) Muara Bakau, which holds a 55 percent stake. The rest is owned engie E & P and PT Saka Energi Muara Bakau respectively 33.3 percent and 11.7 percent. Jonan ask ENI expand refining capacity to 800 MMSCFD. The goal, so that the refinery facilities could be managed along with Chevron Indonesia Company, which manages the project IDD Bangka and Gendalo-Gehem.

According to the Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas), today Chevron Indonesia Company have yet to make a revised proposal deepwater gas project Gendalo-Gehem. Spokesman SKK Migas, Taslim Z. Yunus, said the continuation of projects located in the Makassar Strait halted oil prices are still low. Meanwhile, IDD project phase 1 (Field Bangka) has been in production since August 2016. "The price of oil is still low, the economics are still marginal," said Taslim.

IN INDONESIAN

Biaya Investasi Kilang Gas Jangkrik Turun


Jonan meminta kontraktor proyek gas berbagi fasilitas

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan pembangunan fasilitas pengolahan gas terapung (floating production unit) Lapangan Jangkrik memerlukan biaya US$ 4,2 miliar (Iebih dari Rp 54 triliun). Angka tersebut turun dari perkiraan investasi oleh kontraktor Lapangan Jangkrik, ENI Muara Bakau BVQ sebesar US$ 4,5 miliar (lebih dari Rp 58 triliun).  Ini penghematan yang besar sekali, hampir Rp 5 triliun,” kata Menteri Energi Ignasius Jonan setelah meresmikan kilang terapung Jangkrik.

Jonan mengapresiasi kontraktor yang mempercepat pembangunan kilang lebih cepat setahun dari jadwal. Dengan begitu, mulai Mei 2017, kilang bisa beroperasi bersamaan dengan produksi gas Lapangan Jangkrik. Kilang Jangkrik mampu mengolah gas hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kondensat sebanyak 4.100 barel per hari.

Menurut Jonan, kapal berdimensi 200 x 46 x 40 meter itu merupakan fasilitas pengolahan migas terbesar di Indonesia. Kilang ini menyokong produksi migas dari proyek gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development) yang digarap ENI di Blok Muara Bakau. Letaknya sekitar 70 kilometer dari garis pantai Kalimantan Timur. Gas akan disedot dari 10 sumur produksi yang terhubung oleh pipa bawah laut 79 km.

Jonan menuturkan produk kilang ini dimanfaatkan oleh konsumen di Kalimantan Timur. Sebagian besar alokasi gas domestik akan dimanfaatkan PT PLN. Kontrak proyek Jangkrik ditanda tangani pemerintah bersama ENI sejak 2002. Kontraktor baru menemukan gas pada 2009 di garis sumur Jangkrik-1, yang disusul penemuan kedua pada 2011. Proyek gas terdiri atas dua dokumen pengembangan (plan of development/POD) terintegrasi yang disetujui  pemerintah pada 2011 dan 2013.

Proyek gas Jangkrik ini dikendalikan ENI (ITALY) Muara Bakau, yang memegang 55 persen saham. Sisanya dimiliki Engie E&P dan PT Saka Energi Muara Bakau masing-masing 33,3 persen dan 11,7 persen. Jonan meminta ENI memperbesar kapasitas kilang menjadi 800 MMSCFD. Tujuannya, supaya fasilitas kilang bisa dikelola bersama Chevron Indonesia Company yang mengelola proyek IDD Bangka dan Gendalo-Gehem.

Menurut Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sampai hari ini Chevron Indonesia Company belum menyetorkan revisi proposal proyek gas laut dalam Gendalo-Gehem. Juru bicara SKK Migas, Taslim Z. Yunus, mengatakan kelanjutan proyek yang berlokasi di Selat Makassar itu tertahan harga minyak yang masih rendah. Sementara itu, proyek IDD tahap 1 (Lapangan Bangka) sudah berproduksi sejak Agustus 2016. "Harga minyak masih rendah, keekonomiannya masih marginal,” kata Taslim.

Koran Tempo, Page-21, Thursday, March, 23, 2017

Pertamina Rehabilitation 104 Oil Well Ilegal



Structuring illegal oil mining concession located in PT Pertamina EP entered the final stage. Daily Acting Director of Pertamina EP Nana Abdul Manaf, ensuring that no residents next month that mines oil without permission. This April we are targeting has been no illegal wells. We no deal with miners to shift work, "said Nana in Jakarta.

Pertamina recorded 104 illegal oil wells in Asset 2, South Sumatra. A total of 81 wells were in Mangunjaya, the rest are in Keluang, Banyuasin, with 23 wells. Nana explained, illegal mining going on since 2011. As a result of these activities, the company lost production of up to 1,500 barrels per day (bpd).

The figure is far bigger than Pertamina EP oil production in Mangunjaya which amounted to 400 bpd. He claims to have coordinated with the police to prevent the recurrence of illegal mining, Because miners often do not heed the safety aspects of work.

Recently, illegal mining in South Sumatra ever take 18 victims Iuka injured when the pump engine exploded and resulted in a devastating fire at the beginning of last year.

He promised to improve the environment around the wells are contaminated due to illegal mining. Pertamina EP is also likely to produce the well. However, to get to the production stage, more in-depth studies are needed. "Our evaluation. Which still has a high economic value can be used.

Companies need to increase production to add to the portfolio of oil and gas companies. This year, the company is targeting production of 85 thousand barrels of oil and gas as much as 1,041 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Last year oil production perseroran only 83.6 thousand bpd or below the target of 85 thousand bpd.

The realization of oil ready to sell also only 83.1 thousand barrels per day, just under the target of 84.6 thousand barrels per day. The Company recorded gas production last year of 989 MMSCFD.

In fact, the target is reached 1,020 MMSCFD. As for the target gas sales last year amounted to 790 MMSCFD. The realization is not achieved just as much as 768 MMSCFD.

IN INDONESIAN

Pertamina Rehabilitasi 104 Sumur Minyak llegal  


Penataan penambangan minyak ilegal yang berada di konsesi PT Pertamina EP memasuki tahap akhir. Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, memastikan bulan depan tidak ada warga yang menambang minyak tanpa izin. April ini kami targetkan sudah tidak ada sumur ilegal. Kami ada kesepakatan dengan penambang untuk mengalihkan pekerjaannya,” ujar Nanang di Jakarta.

Pertamina mencatat ada 104 sumur minyak ilegal di Asset 2, Sumatera Selatan. Sebanyak 81 sumur berada di Mangunjaya, sisanya berada di Keluang, Musi Banyuasin, yakni 23 sumur. Nanang menjelaskan, penambangan ilegal terjadi sejak 2011. Akibat aktivitas tersebut, perusahaan kehilangan produksi hingga 1.500 barel per hari (bph).

Angka tersebut justru jauh lebih besar dari produksi minyak Pertamina EP di Mangunjaya yang sebesar 400 bph.  Ia mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencegah penambangan ilegal terulang, Pasalnya, penambang kerap tidak mengindahkan aspek keselamatan kerja.

Terakhir, penambangan ilegal di Sumatera Selatan pernah memakan 18 korban Iuka-luka ketika mesin pompa meledak dan mengakibatkan kebakaran hebat pada awal tahun lalu.

Dia berjanji akan memperbaiki lingkungan di sekitar sumur yang tercemar akibat penambangan ilegal. Pertamina EP juga berpeluang memproduksi sumur tersebut. Namun, untuk sampai ke tahap produksi, kajian lebih mendalam dibutuhkan. “Kami evaluasi. Yang masih punya nilai ekonomi tinggi bisa dipakai.

Perusahaan perlu meningkatkan produksi untuk menambah portofolio migas perusahaan. Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi minyak sebesar 85 ribu bph dan gas sebanyak 1.041 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Tahun lalu produksi minyak perseroran hanya 83,6 ribu bph atau di bawah target sebesar 85 ribu bph.

     Realisasi minyak siap jual juga hanya 83,1 ribu barel per hari, tipis di bawah target sebesar 84,6 ribu barel per hari. Perusahaan mencatat produksi gas tahun lalu sebesar 989 MMSCFD.

Padahal, targetnya mencapai 1.020 MMSCFD. Adapun target penjualan gas tahun lalu sebesar 790 MMSCFD. Adapun realisasinya tidak tercapai hanya sebanyak 768 MMSCFD.

Koran Tempo, Page-20, Thursday, March, 23, 2017

Work on Five New Projects, Pertamina EP Prepare $ 778 Million



PT Pertamina EP subsidiary of PT Pertamina will issue an investment of $ 778 million this year to fund five new projects. This is to achieve the production target of 85 thousand barrels of oil per day (bpd) and 1,041 million cubic feet of gas per day / MMSCFD this year.

Daily Acting President Director of Pertamina Nana Abdul Manaf said oil and gas production target this year is higher than last year, which stood at 83 674 bpd of oil and 989 MMSCFD of gas. To achieve the production target in 2017, it will be more aggressive with emphasis on drilling development wells and work on several new projects.

This year, we planned capex (capital expenditure / investment) $ 778 million, while opex (operational expenditure / operating costs) of US $ 1.3 billion, "he said in a media workshop in Jakarta, Wednesday (22/3). The magnitude of this capex rose 46.2% compared to last year's realized investment of US $ 532 million.

Pertamina EP will work on five new projects this year, namely Jatiasri Complex Project, Big Bamboo, Akasia Bagus, Tapen, and Bengal. According to Nana, the development plan (plan of development / POD) for the project has been approved Jatiasri Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas). While POD for four other projects are still in the approval process.

"So, five POD completed in April, because it targets the Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar, so it can be directly executed in April," said Nana.

For jatiasri Project, calls will be drilled seven development wells, including Jatiasri, Jatisinta, Jatirimba, and Jatikeling. In addition, also will be improved facilities, such as gas pipelines. Later in the Big Bamboo, Pertamina EP plans to activate four exploration wells were re-direct dikerja (work-over) that directly provide additional production.

Big Bamboo Project, Tapen, and Akasia Bagus targeted to start production in 2018, while other projects in the next year. Although it did not specify the number, Nana declared five additional production from new projects is quite large. Asset-3 in West Java alone, Jatiasri Project, Big Bamboo, and Akasia Bagus could raise total production assets from the range of 10 thousand bpd to 15-17 thousand bpd.

As for the production activities this year, Pertamina EP total will drill 48 development wells. Further exploration activities, the company will carry out 2D seismic along the 883 kilometer (km), 3D seismic persergi 621 kilometers (km2), and the drilling of 12 exploration wells.

Profit Rise

Then of financial performance, Pertamina EP targeted increase in earnings and revenue. In 2016, Pertamina's subsidiary posted revenue of US $ 2.4 billion and profit of US $ 590 million. This year, the target profit increased slightly to US $ 596 million and revenues reached US $ 2.8 billion.

This improved financial performance, driven both by increased oil and gas production as well as rising crude oil prices. "The production is higher than 2016, then the oil price assumption of US $ 50 per barrel, from last year's realization that only US $ 39 per barrel," he said.

He explained, Asset-2 South Sumatra and West Java Asset-3 is still a mainstay of the company to send in pursuit of performance targets this year. Because the gas production in these two assets is quite large, about 350 MMSCFD in South Sumatra and 250 MMSCFD in West Java.

"It's because of the low cost gas production, then the price of gas stable. Although there is now a policy cap (limitation) the price of gas, we still profit because gas production in these two great assets, "said Nana. Moreover, additional production which this year also acquired four new projects were started on stream in 2017.

Three of them will be operational next month, the Project Matindok, elephant Paku, and Cikarang Tegal Pacing. Additional production of each of these projects is equal to 55 MMSCFD of Matindok, 45-49 mmscfd of Paku Elephants, and 14 MMSCFD of Cikarang Tegal Pacing.

Then there is also the Project EOR (enhanced oil recovery / oil depletion advanced stage) in the Field Jirak now 421 bpd production. The project is still in progress and expected to be completed in 2018.

IN INDONESIAN

Garap Lima Proyek Baru, Pertamina EP Siapkan US$ 778 Juta


PT Pertamina EP anak usaha PT Pertamina akan mengeluarkan investasi sebesar US$ 778 juta pada tahun ini untuk membiayai lima proyek baru. Hal ini untuk mencapai target produksi minyak 85 ribu barel per hari (bph) dan gas 1,041 juta kaki kubik per hari /mmscfd pada tahun ini.

Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur Pertamina Nanang Abdul Manaf mengatakan, target produksi migas tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu yang tercatat sebesar 83.674 bph untuk minyak dan 989 mmscfd untuk gas. Untuk mengejar target produksi 2017, pihaknya akan lebih agresif dengan memperbanyak pengeboran sumur pengembangan dan menggarap sejumlah proyek baru.

Tahun ini, kami merencanakan capex (capital expenditure/ investasi) US$ 778 juta, sementara opex (operational expenditure/biaya operasi) US$ 1,3 miliar,” kata dia dalam media workshop di Jakarta, Rabu (22/3). Besaran capex ini naik 46,2% jika dibandingkan realisasi investasi tahun lalu yang sebesar US$ 532 juta.

Pertamina EP akan mengerjakan lima proyek baru pada tahun ini, yakni Proyek Jatiasri Komplek, Bambu Besar, Akasia Bagus, Tapen, dan Benggala. Menurut Nanang, rencana pengembangan (plan of development/ POD) untuk Proyek Jatiasri telah disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Sementara POD untuk empat proyek lainnya masih dalam proses persetujuan.

“Jadi, lima POD selesai April, karena ini target Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, sehingga bisa dieksekusi di April langsung,” ujar Nanang.

Untuk Proyek jatiasri, disebutnya akan dibor tujuh sumur pengembangan, diantaranya Jatiasri, Jatisinta, Jatirimba, dan Jatikeling. Selain itu, juga akan dilakukan perbaikan fasilitas, seperti pipa gas. Kemudian di Bambu Besar, Pertamina EP berencana mengaktifkan empat sumur eksplorasi yang langsung dikerja ulang (work over) sehingga langsung memberikan tambahan produksi. 

Proyek Bambu Besar, Tapen, dan Akasia Bagus ditargetkan mulai berproduksi pada 2018, sementara proyek lainnya pada tahun berikutnya. Meski tidak merinci angkanya, Nanang menyatakan tambahan produksi dari lima proyek baru ini cukup besar. Di Aset-3 Jawa Barat saja, Proyek Jatiasri, Bambu Besar, dan Akasia Bagus dapat menaikkan produksi total aset dari kisaran 10 ribu bph menjadi 15-17 ribu bph.

Sementara untuk kegiatan produksi tahun ini, Pertamina EP total akan mengebor 48 sumur pengembangan. Selanjutnya untuk kegiatan eksplorasi, perusahaan akan melaksanakan seismik 2D sepanjang 883 kilometer (km), seismik 3D 621 kilometer persergi (km2), dan pengeboran 12 sumur eksplorasi.

Laba Naik

Kemudian dari kinerja keuangan, Pertamina EP menargetkan kenaikan laba dan pendapatan. Pada 2016, anak usaha Pertamina ini membukukan pendapatan US$ 2,4 miliar dan laba US$ 590 juta. Sementara tahun ini, laba ditargetkan meningkat tipis menjadi US$ 596 juta dan pendapatan mencapai US$ 2,8 miliar.

Perbaikan kinerja keuangan ini, didorong baik oleh peningkatan produksi migas maupun naiknya harga minyak mentah. “Produksi lebih tinggi dari 2016, kemudian harga minyak asumsinya US$ 50 per barel, dari realisasi tahun lalu yang hanya US$ 39 per barel,” kata dia.

Dia menjelaskan, Aset-2 Sumatera Selatan dan Aset-3 Jawa Barat masih menjadi andalan perusahaan untuk mengejarkan target kinerja tahun ini. Pasalnya produksi gas di kedua aset ini cukup besar, yakni sekitar 350 mmscfd di Sumatera Selatan dan 250 mmscfd di Jawa Barat.

“Ini karena cost produksi gas rendah, kemudian harga gas stabil. Meski sekarang ada policy cap (pembatasan) harga gas, kami masih profit karena produksi gas di dua aset ini besar,” kata Nanang. Selain itu, tambahan produksi tahun ini diantaranya juga diperoleh dari empat proyek baru yang mulai on stream pada 2017. 

Tiga diantaranya bakal beroperasi pada bulan depan, yakni Proyek Matindok, Paku Gajah, dan Cikarang Tegal Pacing. Tambahan produksi dari masing-masing proyek ini yaitu sebesar 55 mmscfd dari Matindok, 45-49 mmscfd dari Paku Gajah, dan 14 mmscfd dari Cikarang Tegal Pacing.

     Kemudian ada juga Proyek EOR (enhanced oil recovery/ pengurasan minyak tahap lanjut) di Lapangan Jirak yang kini produksinya 421 bph. Proyek ini masih dalam pengerjaan dan diharapkan selesai pada 2018.

Investor Daily, Page-9, Thursday, March, 23, 2017

Boosts Production, Pertamina EP Using EOR



PT Pertamina EP prepare expenditufre operation (OPEX) for US $ 1.3 billion to increase production of old oil and gas fields. One effort to increase production is the advanced stage of depletion mechanisms alias enhanced oil recovery (EOR).

Daily Acting President Director of Pertamina EP Nana Abdul Manaf claimed, the use of EOR is not widely used in this year, because of the investment spent quite expensive. Therefore EOR technique only used in some oil and gas fields alone. As Jirak Field, South Sumatra which began last year.

In the field, the company will use EOR schemes in 21 wells. Currently in the process Jirak Field has reached 6.7%. "To use these EOR, Pertamina EP must issue an investment of US $ 3.9 million," he said, in the exposure of the company's performance in 2016, on Wednesday (22/3).

With EOR techniques Nana sure, Jirak Field production could reach 421 billion cubic feet per day of gas in 2018. In addition to Fields Jirak, Pertamina EP will also use EOR techniques for oil and gas fields that have been passed through water flooding techniques (secondary dewatering, water injected into the reservoir). Among these field Tanjung, Rantau Field, Cape Jiman field, and Fields Lyrics in Riau.

Currently, the fields managed by Pertamina EP has shifted to the recovery of secondary and tertiary recovery alias is no longer the primary recovery. "Era shifted to the secondary and tertiary surfactan. So we use it, "he said.

For EOR field eksisiting Nana said, Pertamina EP is no longer in need of new investment. This is because there has been flooding water facilities that have been built previously.

Meanwhile, this year's production target is 83 865 barrels of oil per day, up from 2016 by 83 674 bpd. 1,042 MMSCFD gas production, up from last year's 989 MMSCFD Capital expenditure (capex) Pertamina EP this year reached $ 778 million.

Business development capex of around US $ 94 million. Workover investment consisting of US $ 56.8 million, drilling development wells amounted to US $ 22.4 million and the remaining US $ 14.4 million for the production facility investment. Pertamina EP also set aside an investment of US $ 684 million for exploration, workover, drilling of development wells, production facilities, and others.

Pertamina EP 2017 revenue target of US $ 2.81 billion, higher than the realization in 2016 of US $ 2.49 billion. While the target of a pretax profit of $ 1.03 billion, higher than US $ 835 million.

IN INDONESIAN

Genjot Produksi, Pertamina EP Menggunakan EOR


PT Pertamina EP menyiapkan operation expenditufre (opex) sebesar US$ 1,3 miliar untuk meningkatkan produksi dari lapangan migas tua. Salah satu upaya meningkatkan produksi adalah dengan mekanisme pengurasan tahap lanjutan alias enhanced oil recovery (EOR).

Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengaku, penggunaan EOR tidak banyak digunakan pada tahun ini, karena investasi yang dikeluarkan cukup mahal. Untuk itu teknik EOR hanya digunakan di beberapa lapangan migas saja. Seperti Lapangan Jirak, Sumatra Selatan yang mulai dilakukan pada tahun lalu. 

Di lapangan tersebut, Pertamina akan menggunakan skema EOR di 21 sumur. Saat ini proses di Lapangan Jirak sudah mencapai 6,7%. "Untuk menggunakan EOR tersebut, Pertamina EP harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 3,9 juta," kata dia, dalam pemaparan kinerja perusahaan tahun 2016, Rabu (22/3).

Dengan teknik EOR Nanang yakin, produksi Lapangan Jirak bisa mencapai 421 billion cubic feet per day gas pada tahun 2018 nanti. Selain Lapangan Jirak, Pertamina EP juga akan menggunakan teknik EOR untuk lapangan-lapangan migas yang telah melewati teknik water flooding (pengurasan sekunder, yakni air di injeksikan ke dalam reservoir). Di antaranya lapangan Tanjung, Lapangan Rantau, lapangan Tanjung Jiman, dan Lapangan Lirik di Riau.

Saat ini, lapangan-lapangan yang dikelola Pertamina EP telah bergeser ke secondary recovery dan tertiary recovery alias bukan lagi primary recovery. ”Eranya bergeser ke secondary dan tertiary surfactan. Makanya kami menggunakan itu," katanya.

Untuk EOR di lapangan eksisiting Nanang mengungkapkan, Pertamina EP tidak lagi membutuhkan investasi baru. lni karena sudah ada fasilitas water flooding yang sudah dibangun sebelumnya.

Sementara, untuk target produksi tahun ini adalah 83.865 barel minyak per hari, naik dari 2016 sebesar 83.674 bph. Produksi gas 1.042 mmscfd atau naik dari realisasi tahun lalu 989 mmscfd Capital expenditure (capex) Pertamina EP tahun ini mencapai sebesar US$ 778 juta. 

Capex pengembangan bisnis sekitar US$ 94 juta. Terdiri investasi  workover sebesar US$ 56,8 juta, pengeboran sumur pengembangan sebesar US$ 22,4 juta dan sisanya US$ 14,4 juta untuk investasi fasilitas produksi. Pertamina EP juga menyisihkan investasi US$ 684 juta untuk eksplorasi, workover, pemboran sumur pengembangan, fasilitas produksi, dan lain.

Target pendapatan 2017 Pertamina EP senilai US$ 2,81 miliar, naik dari realisasi 2016 sebesar US$ 2,49 miliar. Sementara target keuntungan sebelum pajak sebesar US$ 1,03 miliar lebih besar dibanding US$ 835 juta.

Kontan, Page-14, Thursday, March, 23, 2017

Agree Gas Prices Down



PT Krakatau Steel Expects 2017 Profit Rises

PT Krakatau Steel, received a new set gas prices since January 2017. Prices received by state-owned enterprises was 6 dollars per million metric British thermal units from the previous 7.3 US dollars per MMBTU.

According to the Corporate Secretary of PT Krakatau Steel Iip Arief Budiman, in Cilegon, Banten, on Wednesday (22/8), the price drops corresponding Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 40 Year 2016 on Natural Gas Prices for Industry Specific. Before the drop in gas prices to be realized, it is proposed that the steel producer price to be 4-5 dollars per million metric British thermal unit (MMBTU).

"Now it is set by the government. We accept the decision, "said lip. The decline in gas prices plus incessant development of infrastructure by Iip believed, would increase its profit in 2017 PT Krakatau Steel posted an operating profit in 2016 amounted to 4.39 million US dollars, or around Rp 58.98 billion. In that year, the sales volume of PT Krakatau Steel of approximately 2.3 million tons with main products like Iembaran hot rolled steel, steel wire, and cold rolled sheet steel.

We can not deliver 2017 earnings forecast, however, price reductions and absorption of steel products because of increased government infrastructure development, increase our optimism, "said Iip.

Steel plant blast furnace (blast furnace) that will be solved in the near future is expected to support an increase in the performance of PT Krakatau Steel. "We grateful. However, the decline in gas prices shows that the government pay attention to the steel industry, "he said.

Yet the Same

President Director of PT Krakatau Steel Sukandar also welcomed this decline in gas prices. That price is not the same as some other countries that are less expensive, but provide fresh air for the future of PT Krakatau Steel. The price of natural gas abroad, including in Malaysia amounted to 4.6 to 5.8 US dollars per MMBTU in Vietnam US $ 3.6 to 5.3 per MMBTU, Australia US $ 3.3 per MMBTIL and India US $ 5.6 per MMBTU ,

"The decline in gas prices this helps to improve the performance of our company. We can make savings to develop other potential sectors, "said Sukandar.

Dedi Fahruli, Marketing Manager of PT Thermax Indonesia in Cilegon, said it welcomed the decline in gas prices. The condition is expected to create industries that use gas more passionate and encouraging the construction of the plant. "The price of gas is expected to be cheaper than electricity, not only for Thermax Indonesia, but also all industries," he said.

Thermax Indonesia, among others, generating boiler (kettle), air pollution control, as well as water and wastewater treatment. "If the construction of the plant more quickly, we will have a positive impact" said Dedi.

According to the Chairman of the Federation of Trade Unions Steel Cilegon Safrudin, the decline in gas prices for specific industries are expected to make steel producers, including PT Krakatau Steel, pay more attention to the welfare of employees. The price drop will certainly contribute positively to the steel business.

IN INDONESIAN

Setuju Harga Gas Turun


PT Krakatau Steel Proyeksikan Laba Tahun 2017 Meningkat

PT Krakatau Steel, menerima harga gas baru yang ditetapkan sejak Januari 2017. Harga yang diterima badan usaha milik negara itu 6 dollar AS per juta metrik british thermal unit dari sebelumnya 7,3 dollar AS per MMBTU.

Menurut Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel Iip Arief Budiman, di Cilegon, Banten, Rabu (22/8), harga turun sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 40 Tahun 2016 tentang Harga Gas Bumi untuk Industri Tertentu. Sebelum penurunan harga gas direalisasikan, produsen baja itu mengusulkan agar harga menjadi 4-5 dollar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU).

”Sekarang sudah ditetapkan pemerintah. Kami menerima keputusan tersebut,” kata lip. Penurunan harga gas ditambah gencarnya pembangunan infrastruktur menurut Iip, diyakini akan meningkatkan laba perusahaan pada 2017 PT Krakatau Steel membukukan laba operasi pada tahun 2016 sebesar 4,39 juta dollar AS atau sekitar Rp 58,98 miliar. Pada tahun itu, volume penjualan PT Krakatau Steel sekitar 2,3 juta ton dengan produk utama seperti baja Iembaran canai panas, kawat baja, dan baja lembaran canai dingin. 

Kami belum bisa menyampaikan proyeksi laba 2017. Namun, penurunan harga dan penyerapan produk baja karena pembangunan infrastruktur yang ditingkatkan pemerintah, meningkatkan optimisme kami,” ujar Iip.

Pembangunan pabrik baja tanur tinggi (blast furnace) yang akan diselesaikan dalam waktu dekat diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja PT Krakatau Steel. ”Kami bersyukur. Bagaimanapun, penurunan harga gas menunjukkan bahwa pemerintah memperhatikan industri baja,” ujarnya. 

Belum sama

Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar juga menyambut gembira penurunan harga gas ini. Harga itu memang belum sama dengan beberapa negara lain yang lebih murah, tetapi memberikan angin segar bagi masa depan PT Krakatau Steel. Harga gas alam di luar negeri, seperti di Malaysia sebesar 4,6-5,8 dollar AS per MMBTU di Vietnam US$3,6-5,3 per MMBTU, Australia US$3,3 per MMBTIL dan India US$5,6 per MMBTU.

”Penurunan harga gas ini ikut meningkatkan kinerja perusahaan kami. Kami bisa melakukan penghematan untuk mengembangkan sektor potensial lainnya,” kata Sukandar. 

Dedi Fahruli, Manajer Pemasaran PT Thermax Indonesia di Cilegon, mengatakan, pihaknya menyambut positif penurunan harga gas. Kondisi itu diharapkan membuat industri yang menggunakan gas lebih bergairah dan mendorong pembangunan pabrik. ”Harga gas diharapkan lebih murah daripada listrik, tidak hanya untuk Thermax Indonesia, tetapi juga semua industri,” ujarnya.

Thermax Indonesia antara lain menghasilkan boiler (ketel), pengontrol polusi udara, serta penanganan air dan limbah cair. ”Kalau pembangunan pabrik semakin cepat, kami akan mendapat dampak positif” kata Dedi.

Menurut Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Baja Cilegon Safrudin, penurunan harga gas untuk industri tertentu diharapkan membuat produsen baja, termasuk PT Krakatau Steel, lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan. Penurunan harga tentu akan berkontribusi positif terhadap bisnis baja.

Kompas, Page-22, Thursday, March, 23, 2017

PEP Targeting additional Reserves 78.19 mmboe



PT Pertamina EP (PEP) plans to undertake massive exploration this year to increase reserves and production of oil and gas. A number of development projects are also on stream in the coming months. Daily Acting President PEP Nana Abdul Manaf said the massive exploration undertaken to pursue additional targets oil and gas reserves of 78.19 million barrels of oil equivalent (mmboe). In addition, the company is targeting the findings of resources (2C) 321 mmboe.

On the production side, this year PEP set a target of 83 865 barrels of oil per day (bopd). That daring higher than the realization of the whole 2016 amounted to 83 674 bopd. While gas production amounted to 1,042 MMSCFD (million standard cubic feet per day) or greater than the realization in 2016 amounted to 989 MMSCFD.

To achieve the target, Pertamina EP seeks to maximize the number of development projects. Among them, Donggi Matindok, Paku Gajah, Cikarangan Tegal Racing Development Project, and Jirak Field. Besides Jirak, three development projects has been produced (on stream) in March-April 2017.

IN INDONESIAN

PEP Bidik Tambahan Cadangan 78,19 Mmboe


PT Pertamina EP (PEP) berencana melakukan eksplorasi secara masif tahun ini untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas. Sejumlah proyek pengembangan juga on stream dalam beberapa bulan mendatang. Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur PEP Nanang Abdul Manaf menyatakan, eksplorasi masif dilakukan untuk mengejar target tambahan cadangan migas 78,19 juta barel setara minyak (mmboe). Selain itu, perseroan menargetkan temuan sumber daya (2C) 321 mmboe.

Daei sisi produksi, tahun ini PEP menetapkan target 83.865 barel minyak per hari (bopd). Itu berani lebih tinggi daripada realisasi sepanjang 2016 sebesar 83.674 bopd. Sementara produksi gas sebesar 1.042 mmscfd (juta kaki kubik per hari) atau lebih besar dari realisasi 2016 sebesar 989 mmscfd.

Untuk mencapai target tersebut, Pertamina EP berupaya memaksimalkan sejumlah proyek pengembangan. Di antaranya, Donggi Matindok, Paku Gajah, Cikarangan Tegal Racing Development Project, dan Lapangan Jirak. Selain Jirak, tiga proyek pengembangan tersebut sudah memproduksi (on stream) pada Maret-April 2017.

Jawa Pos, Page-6, Thursday, March, 23, 2017

Pursue Additional Target Gas Reserves



PT Pertamina EP, a subsidiary of PT Pertamina will undertake massive exploration this year to increase reserves and production of oil and gas. Pertamina EP will also maximize the various development projects that immediately on stream in the coming months.

Daily Acting President Director of Pertamina EP Nana Abdul Manaf said the massive steps to pursue additional targets oil and gas reserves of 78.19 Million Barrels of oil equivalent (MMBOE) and the target resource exploration findings 2C 321 MMBOE.

On the production side, Pertamina EP in 2017 set a target of 83 865 oil barrels of oil per day (BOPD). This figure is higher than the realization in 2016 amounted to 83 674 BOPD. As for gas production amounted to 1,042 Million standard cubic feet per day (MMSCPD) is greater than realization in 2016 amounted to 989.0 MMcfd.

Pertamina EP will maximize the development of several projects, such as Gas Development project Donggi Matindok, Paku Gajah, Cikarang, and Jirak. "Besides Jirak development project that was to be on stream in March April 2017," said Nana at Pertamina Headquarters.

Pertamina EP set targets revenue in 2017 amounted to 2,814 billion US dollars more than the realization of 2016 amounted to 2,495 billion US dollars. Meanwhile, for a pretax profit of 1.034 billion US dollars more than last year 835 million US dollars. Target EBITDA we are also up from last year amounted to 1,353 million-US dollars and 1,445 US dollars realized exceeds 6.8 percent of the target, being 1506 million dollars in 2017.

To that end, this year PT Pertamina EP targeted drilling 13 new wells. This target has increased from the previous eight wells in 2016. "We are also raising the oil and gas reserve discoveries of previously 249 Million Barrels of Oil Equivalent (MMBOE) in 2016 to 321 mmboe," said Nana Abdul Manaf in the discussion exposure Pertamina EP performance , at Pertamina Headquarters, Jakarta, Wednesday (22/3).

Nana continued optimization targets enhanced oil recovery (EOR) also increased to 3,372 barrels of oil per day (BOPD) of oil per day bopd. Earlier in 2016 Pertamina EP EOR production target of 2,977 BOPD. Achievement of the target of 99 percent or a total of 2,957 BOPD.

Pertamina EP has five production assets spread over 155 districts in Indonesia. The area of ​​operation of a subsidiary of PT Pertamina is about 113 614 square kilometers and number of employees 3915 people. Five of these assets from Aceh to Papua. One was on the fifth assets mostly in Kalimantan and West Papua.

IN INDONESIAN

Kejar Target Tambahan Cadangan Gas


PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina akan melakukan eksplorasi masif tahun ini untuk meningkatkan cadangan dan produksi minyak dan gas. Pertamina EP juga akan memaksimalkan beberapa proyek pengembangan yang segera on stream dalam beberapa bulan mendatang.

Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan langkah masif tersebut untuk mengejar target tambahan cadangan Migas 78,19 Million Barrels of oil equivalent (MMBOE) dan target temuan sumber daya eksplorasi 2C 321 MMBOE.

Dari sisi produksi, Pertamina EP pada 2017 mematok target untuk minyak 83.865 barrels of oil per day (BOPD). Angka ini lebih tinggi dari realisasi tahun 2016 sebesar 83.674 BOPD. Sementara untuk produksi gas sebesar 1.042 Million standard cubic feet per day (MMSCPD) lebih besar dari realisasi 2016 sebesar 989,0 MMCFD. 

Pertamina EP akan memaksimalkan beberapa proyek pengembangan, seperti proyek Pengembangan Gas Donggi Matindok, Paku Gajah, Cikarang, dan Jirak. "Selain Jirak,  proyek pengembangan itu sudah bisa on stream Maret April 2017, " kata Nanang di  Kantor Pusat Pertamina.

Pertamina EP menetapkan target pendapatan pada 2017 sebesar 2.814 Miliar dolar AS lebih besar dari realisasi 2016 sebesar 2.495 miliar dolar AS. Sementara untuk keuntungan sebelum pajak sebesar 1,034 miliar dolar AS lebih besar dibanding tahun lalu 835 juta dolar AS. Target ebitda kita juga naik dari yang tahun lalu sebesar 1.353 juta dolar-AS dan terealisasi 1.445 dolar AS melebihi 6,8 persen dari target, menjadi 1506 juta dolar AS pada 2017.

Untuk itu, tahun ini juga PT Pertamina EP menargetkan pengeboran di 13 sumur baru. Target ini mengalami peningkatan dari yang sebelumnya delapan sumur pada 2016. "Kita juga menaikkan temuan cadangan minyak dan gas dari yang sebelumnya 249 Million Barrels of Oil Equivalent (MMBOE) pada 2016 menjadi 321 mmboe," kata Nanang Abdul Manaf dalam diskusi pemaparan kinerja Pertamina EP, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu(22/3).

Nanang melanjutkan target optimalisasi enhanced oil recovery (EOR) juga dinaikkan menjadi 3.372 barrels of oil per day (BOPD) minyak per hari BOPD. Sebelumnya pada 2016 target produksi EOR Pertamina EP sebesar 2.977 BOPD. Pencapaiannya 99 persen dari target atau sebesar 2.957 BOPD.

Pertamina EP memiliki lima aset produksi yang tersebar di 155 Kabupaten di seluruh Indonesia. Luas wilayah operasi anak usaha PT Pertamina itu sekitar 113.614 kilometer persegi dengan jumlah pekerja 3915 orang. Lima aset ini tersebar dari Aceh sampai Papua. Salah satunya pada aset kelima sebagian besar di Kalimantan dan Papua Barat.

Harian Bangsa, Page-4, Thursday, March, 23, 2017

Three Projects Operates the Year



PT Pertamina EP is targeting three new projects of oil and gas to operate this year. Daily Acting President Director of Pertamina EP (PEP) Nana Abdul Manaf said that currently there are four oil and gas projects that will operate. Subsidiary company PT Pertamina is targeting three projects of which could begin to produce gas and oil in this year.

The three projects are the development of Donggi Matindok (Central Sulawesi), Field Paku Elephants (North Sumatra), and the development of Tegal Pacing Cikarang (Jawa Barat). Production Matindok Donggi gas projects will be raised 55 million cubic feet per day (MMSCFD) to 105 MMSCFD. The project is targeted to operate in April 2017.

Nail Field Development elephant with peak production target of 45 MMSCFD of gas and 1,100 barrels per day (bpd) of oil is targeted to start production in April. Meanwhile, Cikarang project Tegal Pacing with peak production of 14 MMSCFD gas will be operational this month. Meanwhile, Jirak field in South Sumatra is expected to produce 421 barrels of condensate per day / bcpd in December 2018.

Additional oil and gas production from the three projects are expected to sustain the company's target this year. He said, in 2016, PEP oil and gas production fell due to lower oil prices than the projection set. Company set a projected oil price in the range of US $ 50 per barrel, but the realization of the 2016 average of US $ 30 per barrel.

Pertamina EP is targeting production of 83 865 bpd of oil this year is higher than last year's 83 674 bpd. Gas production is targeted to reach 1,042 MMSCFD higher than last year 989 MMSCFD.

"Three development project that was to be onstream in March, April 2017," Nana said during a press conference on Wednesday (22/3). In addition, there are six field development plan (POD) new. One of them has been approved ie Bunyu, East Kalimantan so that the drilling of seven new Sunur can do.

Other development proposals are expected to be approved in April 2017. Five of the new field development Large Bamboo (West Java), Tapen (East Java), Gantar (Central Java), Bengal (North Sumatra), and Bunyu (East Kalimantan). There are five PoD which was completed in April, "he said.

She hoped that the exploration and production activities are realized in this year could rise compared with last year. It, was supported by PEP capital expenditures this year $ 778 million higher than in 2016 US $ 590 million. Pertamina EP targeted exploration activities form along 883 km of 2D seismic and 621 km2 of 3D seismic. In 201 7, exploration drilling activity targeted 13 wells and reserves the findings of 193 million barrels of oil, 742 billion cubic feet of gas or 321 barrels of oil equivalent iuta.

Event 953 km 2D seismic realization of the target of 952 km. Meanwhile, 1,008 km2 of 3D seismic realization of the target of 785 km2. Nana added, it set a revenue target in 2017 of US $ 2.814 billion, larger than the realization in 2016 amounted to US $ 2.495 billion pre-tax profit target of US $ 1.034 billion, higher than the last year's US $ 835 million.

IN INDONESIAN

Tiga Proyek Beroperasi Tahun lni


PT Pertamina EP menargetkan tiga proyek baru minyak dan gas bumi dapat beroperasi pada tahun ini. Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur Pertamina EP (PEP) Nanang Abdul Manaf mengatakan, saat ini terdapat empat proyek migas yang akan beroperasi. Anak perusahaan PT Pertamina itu menargetkan tiga proyek di antaranya bisa mulai menghasilkan gas bumi dan minyak pada tahun ini.

Ketiga proyek itu yaitu pengembangan gas Donggi Matindok (Sulawesi Tengah), Lapangan Paku Gajah (Sumatra Utara), dan pengembangan Cikarang Tegal Pacing (Jawa Barat). Produksi proyek gas Donggi Matindok akan dinaikkan 55 juta kaki kubik per hari (MMscfd) menjadi 105 MMscfd. Proyek itu ditargetkan beroperasi April 2017.

Pengembangan Lapangan Paku Gajah dengan target produksi puncak 45 MMscfd gas dan 1.100 barel per hari (bph) minyak ditargetkan mulai berproduksi pada April. Sementara itu, proyek Cikarang Tegal Pacing dengan produksi puncak gas 14 MMscfd akan beroperasi pada bulan ini. Adapun, Lapangan Jirak di Sumatra Selatan ditargetkan menghasilkan 421 barrel condensate per day/bcpd pada Desember 2018.

Tambahan produksi migas dari ketiga proyek tersebut diharapkan bisa menopang target perseroan pada tahun ini. Dia menuturkan, pada 2016 produksi migas PEP turun karena faktor harga minyak yang lebih rendah dari proyeksi yang ditetapkan. Perseroan menetapkan proyeksi harga minyak di kisaran US$50 per barel, tetapi realisasi hingga 2016 rerata US$30 per barel. 

Pertamina EP menargetkan produksi minyak tahun ini 83.865 bph lebih tinggi dari tahun lalu 83.674 bph. Produksi gas ditargetkan bisa mencapai 1.042 MMscfd lebih tinggi dari tahun lalu 989 MMscfd.

“Tiga proyek pengembangan itu sudah bisa onstream Maret, April 2017,” kata Nanang saat jumpa pers, Rabu (22/3). Selain itu, terdapat enam rencana pengembangan lapangan (POD) baru. Satu di antaranya telah disetujui yakni Bunyu, Kalimantan Timur sehingga pengeboran tujuh sunur baru bisa dilakukan.

Proposal pengembangan lain diharapkan mendapat persetujuan pada April 2017. Kelima pengembangan lapangan baru yakni Bambu Besar (Jawa Barat), Tapen (Jawa Timur), Gantar (Jawa Tengah), Benggala (Sumatra Utara), dan Bunyu (Kalimantan Timur). Ada lima PoD yang selesai pada April,” katanya.

Dia berharap agar kegiatan produksi dan eksplorasi yang terealisasi pada tahun ini bisa naik dibandingkan dengan tahun lalu. Hal,itu ditunjang oleh belanja modal PEP tahun ini US$778 juta lebih tinggi dari 2016 US$ 590 juta. Pertamina EP menargetkan kegiatan eksplorasi berupa seismik 2D sepanjang 883 km dan seismik 3D 621 km2. Pada 201 7, kegiatan pengeboran eksplorasi ditargetkan 13 sumur dan temuan cadangan 193 juta barel minyak, 742 miliar kaki kubik gas atau 321 iuta barel setara minyak.

Kegiatan seismik 2D terealisasi 953 km dari target 952 km. Sementara itu, seismik 3D terealisasi 1.008 km2 dari target 785 km2. Nanang menambahkan, pihaknya menetapkan target pendapatan pada 2017 sebanyak US$2,814 miliar lebih besar dari realisasi 2016 sebesar US$2,495 miliar Keuntungan sebelum pajak ditargetkan US$1,034 miliar lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun lalu US$835 juta.

Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, March, 23, 2017

Wednesday, March 22, 2017

Muara Bakau Production Could Gas This Year



    Crickets name is taken from the gas field natural gas resources Muara Bakau block, which will be processed using FPU ship.

Gas Muara Bakau block, East Kalimantan, has been able to start producing gas in mid 2017. This was in line with the completion of the floating production unit ships floating production unit / FPU) that it can be operational no later than May 2017. "The production of gas from the Muara Bakau can already conducted in mid this year. It's faster than the estimates contained in the Strategic Plan of the Ministry of Energy and Mineral Resources In 2015-2018, the first production in 2018, "said Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan on FPU's naming ceremony, in Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Riau islands.

Jonan give crickets name for FPU size of 46 x 192 meters. The name is taken from the location field crickets gas source natural gas Muara Bakau block, which will be processed using the FPU ship. The location name is Cricket Square. Crickets FPU ship will operate in the Muara Bakau block located in the Kutai Basin, off the coast of the Strait of Makassar, which is about 70 km from the coastline of East Kalimantan.

The vessel is designed for the processing of gas with a capacity of up to 450 million standard cubic feet per day (MMSCFD). A total of 10 subsea gas production wells that have been compressed and ready to be produced will be linked with the FPU which then process and deliver gas by using a subsea pipeline along 79 km.

Furthermore, the gas will be piped ashore, namely to network gas producer in East Kalimantan and ends on domestic user in East Kalimantan and the Bontang LNG plant.

According Jonan, FPU Cricket also serves as distillation and can stabilize the condensate and distribute it to the ground through a local distribution network and ended in Senipah condensate refinery. More than 50% of production Cricket Field will be used to meet domestic gas demand. Hopefully, it can make a significant contribution to the national energy needs and economic development.

FPU crickets also serves as refining and stabilize the condensate and distribute it to the ground through a distribution network and ends at the refinery Senipah. Muara Bakau block dioperatori ENI Muara Bakau BV since 2002 with a stake of 55% and their partners, engie E & P, 33.30 / 0, and PT Saka Energi 11.7%. Special oil government immediately announced a Work Area (WK) gas phase one in May.

Special sign the convention circuit and the Indonesian Petroleum Association (IPA), 2017. Director of Upstream Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), Single, said the government was preparing 10 WK conventional oil and gas that will be offered this year. Of these, 7 WK is a joint study, while 3 WK offered through regular auctions. All 10 WK WK oil and gas is a gas that is newly offered.

Meanwhile, if the results of the evaluation of oil and gas which turns WK unsold in previous deals may be eligible for re-tendered, the government will offer it back. "It is possible (WK offered) increases. From the evaluation results kaIau allows, (can) grow "Tunggal said.

IN INDONESIAN

Muara Bakau Bisa Produksi Gas Tahun lni


Nama Jangkrik diambil dari lapangan gas sumber gas alam Blok Muara Bakau, yang akan diolah dengan menggunakan kapal FPU.

Blok Gas Muara Bakau, Kalimantan Timur, sudah bisa mulai memproduksi gas pada pertengahan 2017. Hal itu seiring dengan rampungnya kapal unit produksi terapung floating production unit/FPU) yang sudah bisa beroperasi paling lambat pada Mei 2017. “Produksi gas dari Muara Bakau sudah bisa dilakukan pada pertengahan tahun ini. Ini lebih cepat daripada perkiraan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015-2018, yaitu produksi pertama pada 2018,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada upacara penamaan FPU itu, di Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Kepulauan Riau.

Jonan memberikan nama jangkrik untuk FPU berukuran 46 x 192 meter itu. Nama jangkrik diambil dari lokasi lapangan gas Sumber gas alam Blok Muara Bakau, yang akan diolah dengan menggunakan kapal FPU itu. Nama lokasi itu ialah Lapangan Jangkrik. Kapal FPU Jangkrik akan beroperasi di Blok Muara Bakau yang berlokasi di Cekungan Kutai, lepas pantai Selat Makassar, yakni sekitar 70 km dari garis pantai Kalimantan Timur. 

Kapal tersebut dirancang untuk pengolahan gas dengan kapasitas hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sebanyak 10 sumur produksi gas bawah laut yang telah dikompresi dan siap diproduksi akan dihubungkan dengan FPU yang kemudian mengolah dan menyalurkan gas dengan menggunakan pipa bawah laut sepanjang 79 km.

Selanjutnya, gas akan disalurkan ke darat, yaitu ke jaringan produsen gas Kalimantan Timur dan berakhir pada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan kilang LNG Bontang.

Menurut Jonan, FPU Jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan dapat menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi setempat dan berakhir di kilang kondensat Senipah. Lebih dari 50% produksi Lapangan Jangkrik akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Diharapkan, itu dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi nasional dan pembangunan ekonomi.

FPU jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi dan berakhir di kilang Senipah. Blok Muara Bakau dioperasikan ENI Muara Bakau BV sejak 2002 dengan kepemilikan saham 55% dan mitra mereka, Engie E&P, 33,30/0, serta PT Saka Energi 11,7%. Penawaran migas Pemerintah segera mengumumkan penawaran Wilayah Kerja (WK) migas tahap satu pada Mei mendatang.

Penawaran masuk rangkaian acara konvensi dan konferensi Indonesian Petroleum Association (IPA) 2017. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tunggal, menyatakan pemerintah sedang menyiapkan 10 WK migas konvensional yang akan ditawarkan pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, 7 WK merupakan joint study, sedangkan 3 WK ditawarkan melalui lelang reguler. Ke-10 WK migas tersebut merupakan WK migas yang memang baru saja ditawarkan.

Sementara itu, apabila dari hasil evaluasi ternyata WK migas yang belum laku pada penawaran sebelumnya dapat memenuhi persyaratan untuk dilelang ulang, pemerintah akan menawarkannya kembali. “Ada kemungkinan (WK yang ditawarkan) bertambah. Dari hasil evaluasi kaIau memungkinkan, (bisa) bertambah" kata Tunggal.

Media Indonesia, Page-18, Wednesday, March, 22, 2017