Ministry of Energy and Mineral Resources prepared a technical policy instruments to reduce the cost of the use of liquefied natural gas or LNG for power generation under the management of PT PLN Belawan Power Sector. According to the Minister Ignasius Jonan, the cost of the use of LNG adjust the price of gas supplied by the Belawan power plant, not overall.
"For transmission distribution later at a reasonable price alone, its capacity is how, divided by the cost of investment, acquired the unit price, will be charged to PLN," he said on the sidelines of his visit to the area of power plant on the island of the Dragon Princess, Island Village Sicanang, Medan, Friday (31/3) evening.
Under the scheme, he projected prices supplied to the Belawan LNG could be down 5% -10%. "Definitely down, when adjusted for all." He explained that the Ministry of Energy and Mineral Resources can not intervene too in gas prices because they have to follow the guidance or rules. However, it also must be running direction of the President Joko Widodo that the national gas production is prioritized for the supply of primary energy to the national electricity.
Because of that policy adjustments are made on the technical aspects of which with consideration of PLN also build a power plant or plants PLTMG in Nanggroe Aceh Darussalam. By doing so, then later in Arun regasification used for their own needs, not sent back to the Belawan power plant so that the gas price can be more efficient. The utility pipeline will be set later by a different policy.
"The more electricity that is built, the national electricity system, generating more and more, hopefully for customers more affordable price. This is not talking cheap or expensive. Because if many but not affordable electricity, electricity would be made what ?, "said Jonan.
Amir presented a number of projects that are being and will be done PLN in Sumatra. As he explained, Amir also showed mockups of such projects. Maket-scale model on display projects lined up just a few steps on the inside of the main door of the building. Such projects a.l. 150 kv transmission lnterkoneksi Batam-Bintan, 275 KV Electric Toll Sumatra, and "Transmission and Substation of 150 KV in Bangka.
Before completing his explanation, Amir had time to say a brief word offensive production costs. "All has not been formalized Jonan and gas prices are still expensive," he said. Minister looked surprised and responded calmly. "Yes, we'll soon spend policies," said Jonan.
MAIN SUPPLIERS
Steam Gas Power Plant (Power Plant) and Steam Power (power plant) under the management of PT PLN Belawan Power Sector is a major supplier or equal to 25% of electricity in North Sumatra.
The total capacity of the plant reached 720 MW since it was built about 25 years ago, initially generator using fuel HSD (Solar). However, since March 2015, PLN using gaseous fuels derived from Tangguh Filed, Papua. From the Tangguh LNG Terminal regasificasition Arun, then piped throughout more than 300 Km to Belawan.
According to Amir Rosidin, the use of these gases help to lower the cost of production (BPP) Plants of about Rp 2,926 per kWh (2014) to Rp 1,255 per kWh (2017). However, it still needs government support in an effort to decrease the electrical system BPP Sumatra Regional lower. Especially in the regulation of domestic gas prices and the cost of infrastructure streamline the cost of power generation in Belawan.
"Currently, the utilization of around 95 MMSCFD and at the end of 2017 will increase to 137 MMSCFD after MPP Paya Pasir plant (75 MW) 1.2 GT sena Belawan power plant operates with gas.
In 2018, gas use is also projected her going up to 197 MMSCFD in line with the operation MVPP (marine vessel power plant) with a 240 MW gas fuel. Supply will increase the efficiency of PLN in reducing fuel previously used to operate generators at power stations Belawan further described, in the period from the beginning of 2017 the peak load on the system of Northern Sumatra reached about 1,950 MW and to strengthen the electricity system in this region, at the beginning of the semester II / 2017 will enter a new plant. Namely Sarulla geothermal power plant 2 (100 MW) and 240 MW Belawan MVPP addition will also be made of electricity transfer from South Sumatra via toll of 275 kV electricity of 200 MW
"We believe the reserve margin [backup power] in North Sumatra by the end of 2017 reached about 20%." While in 2019 the targeted reserve margin reached base, which is about 30%, following the operation of the power plant Pangkalan Susu 3 & 4 with a capacity of 2x200 MW influx Geothermal power plants and coal is also expected to help decrease the BPP in the electrical system of Sumatra.
IN INDONESIAN
Jonan Tekan Harga Gas
Kementerian ESDM menyiapkan instrumen kebijakan teknis untuk menekan biaya penggunaan gas alam cair atau LNG bagi pembangkit listrik di bawah kelolaan PT PLN Sektor Pembangkitan Belawan. Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, biaya penggunaan LNG menyesuaikan harga gas yang dipasok oleh PLTG Belawan, bukan secara keseluruhan.
“Untuk transmisi distribusinya nanti pada harga yang wajar saja, kapasitasnya berapa, dibagi dengan biaya investasinya, didapat harga satuannya, nanti ditagihkan ke PLN,” katanya di sela-sela kunjungannya ke kawasan pembangkit di Pulau Naga Putri, Desa Pulau Sicanang, Kota Medan, Jumat (31/3) petang.
Dengan skema itu, dia memproyeksikan harga LNG yang dipasok ke Belawan bisa turun 5%-10%. “Pasti turun, jika disesuaikan semua.” Dijelaskan, Kementerian ESDM tidak dapat mengintervensi terlalu dalam harga gas karena harus mengikuti guidance atau aturan yang berlaku. Namun, pihaknya juga mesti menjalankan arahan Presiden Joko Widodo bahwa produksi gas nasional diutamakan untuk pasokan energi primer bagi kelistrikan nasional.
Karena itu kebijakan penyesuaian dilakukan pada aspek teknis yang mana dengan pertimbangan PLN juga membangun pembangkit-pembangkit PLTG atau PLTMG di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan begitu, maka nantinya regasifikasi yang ada di Arun digunakan untuk kebutuhan mereka sendiri, tidak dikirim lagi ke pembangkit Belawan sehingga harga gas bisa lebih efisien. Adapun utilitas pipa akan diatur kemudian dengan kebijakan yang berbeda.
“Makin banyak listrik yang dibangun, sistem kelistrikan nasional, pembangkit makin banyak, mudah-mudahan bagi pelanggan harganya makin terjangkau. lni bukan bicara murah atau mahal. Karena kalau listriknya banyak tapi tidak terjangkau, mau di buat apa listriknya?,” kata Jonan.
Amir memaparkan sejumlah proyek pembangkit yang sedang dan akan dikerjakan PLN di wilayah Sumatra. Sambil menjelaskan, Amir juga menunjukkan maket dari proyek-proyek tersebut. Maket-maket proyek dipajang berjejer hanya beberapa langkah di bagian dalam dari pintu utama gedung. Proyek-proyek tersebut a.l. lnterkoneksi Transmisi 150 kv Batam-Bintan, Tol Listrik 275 KV Sumatra serta "Transmisi dan Gardu Induk 150 KV di Bangka.
Sebelum menuntaskan penjelasannya, Amir sempat mengucapkan kata-kata singkat yang menyinggung beban biaya produksi. “Semua belum diresmikan Jonan dan harga gas masih mahal," ujarnya. Menteri ESDM tampak tidak terkejut dan menanggapinya dengan tenang. “Ya, nanti kami segera keluarkan kebijakannya,” kata Jonan.
PEMASOK UTAMA
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di bawah kelolaan PT PLN Sektor Pembangkitan Belawan merupakan pemasok utama atau setara dengan 25% kelistrikan di Sumatra Utara.
Adapun kapasitas total dari kedua pembangkit mencapai 720 MW sejak dibangun sekitar 25 tahun lalu, awalnya pembangkit menggunakan bahan bakar HSD (Solar). Namun sejak Maret 2015, PLN menggunakan bahan bakar gas yang berasal dari Lapangan Tangguh, Papua. Dari Lapangan Tangguh, LNG kemudian di regasifikasi di Terminal Arun, lalu disalurkan melalui pipa sepanjang lebih dari 300 Km ke Belawan.
Menurut Amir Rosidin, penggunaan gas tersebut membantu menurunkan biaya pokok produksi (BPP) Pembangkit dari sekitar Rp 2.926 per kWh (2014) menjadi Rp 1.255 per kWh (2017). Namun demikian, tetap perlu dukungan pemerintah dalam upaya penurunan BPP sistim kelistrikan Regional Sumatra lebih rendah lagi. Terutama dalam pengaturan harga gas domestik dan biaya infrastruktur dalam mengefisienkan biaya pembangkitan listrik di Belawan.
“Saat ini pemanfaatan sekitar 95 mmscfd dan di akhir 2017 akan naik menjadi 137 mmscfd setelah Pembangkit MPP Paya Pasir (75 MW) sena PLTG GT 1,2 Belawan beroperasi dengan gas.
Pada 2018, pemanfaatan gas juga di proyeksikan-nya akan naik menjadi 197 mmscfd seiring dengan beroperasinya MVPP (marine vessel power plant) 240 MW dengan bahan bakar gas. Pasokan tersebut akan meningkatkan efisiensi PLN dalam mengurangi BBM yang sebelumnya digunakan untuk mengoperasikan pembangkit di pusat listrik Belawan lebih jauh dijelaskan, pada periode awal 2017 beban puncak di sistim Sumatra Bagian Utara mencapai sekitar 1.950 MW dan untuk memperkuat sistem kelistrikan di region ini, pada awal semester II/2017 akan masuk pembangkit baru. Yakni PLTP Sarulla 2 (100 MW) serta MVPP Belawan 240 MW Selain itu akan dilakukan pula transfer listrik dari Sumatra Selatan via tol listrik 275 kV sebesar 200 MW
“Kami yakin reserve margin [cadangan daya listrik] di Sumatra Utara pada akhir 2017 mencapai sekitar 20%.” Sedangkan pada 2019 ditargetkan reserve margin mencapai angka ideal, yaitu sekitar 30%, seiring beroperasinya PLTU Pangkalan Susu 3 & 4 dengan kapasitas 2x200 MW Masuknya Pembangkit Panas Bumi dan Batu Bara diharapkan juga dapat membantu menurunkan BPP di sistem kelistrikan Sumatra.
Bisnis Indonesia, Page-8, Monday, Apr, 3, 2017