google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, April 10, 2017

SKK Migas: 14 Field Ready Production in 2017



Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) targets 14 upstream oil and gas projects could produce or onstream throughout 2017. A total of six projects in upstream oil and gas also has started production in the first quarter of 2017.

Such projects are projects Ario Damar-Sri Wijaya that in doing Tropik Energy Contractors Pandan, orioles Phase 1 by Petronas Carigali Muriah Ltd. Then, Ridho by Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing by Pertamina ER PHE-12 by WMO, and CPP-2 by WMO.

Secretary Agustyono SKK Migas Budi said six project is currently still in the initial stages so that production is still small onstream.

"From onstream between January to March. Over time, we expect production will continue to increase as targeted," he said. Meanwhile, in the Phase II Kepodang no additional production. Because this project is a modification of the facility to maintain production. Outside of the six projects, other projects are ready for production and the Eastern Bloc SKG Musi elephant Paku, Matindok operated by Pertamina EP

Then, Madura BD operated by CNOOC Husky targeted Madura Ltd onstream in May 2017. The project is projected to produce 6,600 barrels of oil equivalent oil or nag oil per day (bopd) and gas of 110 MMSCFD.

IN INDONESIAN

SKK Migas : 14 Lapangan Siap Produksi Tahun 2017


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 14 proyek hulu migas bisa berproduksi atau onstream sepanjang tahun 2017. Sebanyak enam proyek hulu migas pun telah mulai berproduksi di kuartal I-2017.

Proyek-proyek tersebut adalah Proyek Ario Damar-Sri Wijaya yang di kerjakan Kontraktor Tropik Energi Pandan, Kepodang Phase 1 oleh Petronas Carigali Muriah Ltd. Lalu, Ridho oleh Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing oleh Pertamina EP PHE-12 oleh PHE WMO, dan CPP-2 oleh PHE WMO.

Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono mengatakan, enam proyek tersebut saat ini masih berada dalam tahap-tahap awal onstream sehingga produksinya masih kecil.

"Mulai onstream antara Januari sampai Maret. Seiring berjalannya waktu, kami berharap produksinya akan terus meningkat sesuai yang ditargetkan," ujarnya. Sementara itu, pada Kepodang Phase II tidak ada penambahan produksi. Sebab proyek ini merupakan modifikasi fasilitas untuk mempertahankan produksi. Di luar enam proyek tersebut, proyek lain yang siap produksi adalah Blok SKG Musi Timur dan Paku Gajah, Matindok yang dioperasikan oleh Pertamina EP

Lalu, Madura BD yang dioperasikan oleh Husky CNOOC Madura Ltd yang ditargetkan onstream pada Mei 2017. Proyek ini diproyeksi bisa memproduksi minyak 6600 barel setara minyak atau bawel oil per day (bopd) dan gas sebesar 110 mmscfd.

Kontan, Page-14, Monday, April, 10, 2017

Pertamina Oil and Gas Production Up



PT Pertamina recorded a rise in oil and gas production during the first quarter / 2017 compared with the same period last year, supported by Cepu and oil and gas fields abroad.

Upstream Senior Vice President Strategic Planning and Operations Evaluation PT Pertamina Meidawati say, in the first three months of 2017, production of oil and natural gas company is still rising compared with the same period last year.

In the first quarter / 2017, oil production touched 318,000 barrels per day (bpd) or more higher than the achievement of the same period in 2016 as much as 306,000 bpd. Meanwhile, gas production of 1,969 million cubic feet per day (MMSCFD) higher compared to the same period last year 1,781 MMSCFD.

Of these achievements, he considered that the production of the Cepu Block dioperatori by ExxonMobil Cepu Limited accounted for 88,000 bpd because Pertamina's subsidiary PT Pertamina EP Cepu holds 45% share participation (participating interest / PI)

On the other hand, oil production from overseas assets originating from Algeria, Iraq, and Malaysia 87,000 bpd higher than the same period of achievement, and 85,000 bpd. Meanwhile, overseas gas production from 266 MMSCFD gas or higher than the same period last year 196 MMSCFD.

"The contribution of the increase in production of Pertamina EP Cepu and Pertamina International," he has declared.

According to him, in 2017 the company plans to boost oil production to cover the 2016 profit down 10% -15% due to changes in upstream gas prices for the fertilizer industry, petrochemical, and steel in accordance with the Regulation of the Minister of Energy and Mineral No. 40/2016 on Natural Gas Prices for Industry Specific.

At the end of 2016, the government set the price formula upstream gas for the fertilizer industry, petrochemical, and steel with a total volume of 390 MMSCFD of PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Energy Offshore Northwest Java (ONWJ), JOB PHE North Sumatra Block B, JOB PHE North Sumatra Offshore and Talisman PHE JOB Ogan Ogan. Beleid through it, the price of gas for the third industrial sector was trimmed so that affect the revenue Pertamina.

Throughout 2016, profits from upstream oil and gas Pertamina US $ 980 million with an oil price assumption of US $ 40 per barrel. Meanwhile, the upstream sector earnings this year is targeted only US $ 905 million with an oil price assumption of US $ 4S barrel. Other steps are also encouraged that the efficiency in upstream oil and gas sector and increase oil production.

"That's for fertilizer, steel, and petrochemical influence 10% to 15%, hence boosted its oil production and we push it too in order to speed up the exploration phase to production," he said.

In the same occasion, Pertamina's upstream director Syamsu Alam said it spur the production of oil and gas. For example, it set a target production of Pertamina EP could touch 100,000 bpd of production by an average of 85,000 bpd although only last a few days. "EP we challenge the production of 100,000 bpd, although only a day, now only 85,000 bpd of production," he said.

Meanwhile, PT Pertamina EP as the manager of Subang Field record total crude oil production reached 1,409 barrels per day during the quarter I / 2017.

IN INDONESIAN

Produksi Migas Pertamina Naik


PT Pertamina mencatatkan kenaikan produksi minyak dan gas bumi selama kuartal I/2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang di dukung oleh Blok Cepu dan lapangan migas di luar negeri.

Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation PT Pertamina Meidawati mengatakan, pada tiga bulan pertama 2017, produksi minyak dan gas bumi perseroan masih naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal I/2017, produksi minyak menyentuh level 318.000 barel per hari (bph) atau lebih tinggi dari capaian periode yang sama 2016 sebanyak 306.000 bph. Sementara itu, produksi gas 1.969 juta kaki kubik per hari (MMscfd) lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1.781 MMscfd.

Dari capaian tersebut, dia menilai bahwa produksi Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited menyumbang 88.000 bph karena anak usaha Pertamina yakni PT Pertamina EP Cepu menguasai 45% saham partisipasi (participating interest/PI) 

Di sisi lain, produksi minyak Pertamina dari aset di luar negeri yang berasal dari Aljazair, Irak, dan Malaysia 87.000 bph atau lebih tinggi dari capaian periode yang sama tahun, lalu 85.000 bph. Sementara itu, produksi gas dari luar negeri 266 MMscfd gas atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu 196 MMscfd.

“Kontribusi kenaikan produksi dari Pertamina EP Cepu dan Pertamina International," kataya.

Menurutnya, pada 2017 perseroan akan menggenjot produksi minyak untuk menutup laba 2016 yang turun 10%-15% akibat perubahan harga gas hulu untuk sektor industri pupuk, petrokimia, dan baja sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 40/2016 tentang Harga Gas Bumi bagi Industri Tertentu.

Pada akhir 2016, pemerintah mengatur ulang formula harga gas hulu untuk industri pupuk, petrokimia, dan baja dengan volume total 390 MMscfd dari PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (ONWJ), JOB PHE North Sumatera Blok B, JOB PHE North Sumatera Offshore dan JOB PHE Talisman Ogan Komering. Melalui beleid itu, harga gas untuk ketiga sektor industri itu dipangkas sehingga memengaruhi pendapatan Pertamina. 

Sepanjang 2016, laba dari sektor hulu migas Pertamina US$980 juta dengan asumsi harga minyak US$ 40 per barel. Sementara itu, laba sektor hulu pada tahun ini ditargetkan hanya US$ 905 juta dengan asumsi harga minyak US$ 4S per barel. Langkah lain yang juga dipacu yakni efisiensi di sektor hulu migas dan meningkatkan produksi migas.

“Itu untuk pupuk, baja, dan petrokimia pengaruhnya 10% sampai 15%, makanya digenjot produksi minyaknya dan kita dorong juga agar percepat fase eksplorasi ke produksi,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, pihaknya memacu produksi minyak dan gas bumi. Sebagai contoh, pihaknya memasang target produksi Pertamina EP bisa menyentuh 100.000 bph dari produksi rata-rata sebesar 85.000 bph meskipun hanya bertahan beberapa hari. “EP kita challenge produksinya 100.000 bph, walaupun hanya sehari, sekarang hanya 85.000 bph produksinya,” katanya. 

Sementara itu, PT Pertamina EP selaku pengelola Subang Field mencatatkan total produksi minyak bumi mencapai 1.409 bph selama kuartal I/2017.

Bisnis Indonesia, Page-30, Monday, April, 10, 2017

JOB PPEJ and MCT Mangrove Planting 5,000 Mangrove Trees



The past two years, the Contractor Contract (SCC) Tuban Block, the Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) along the foundation Mangrove Center Tuban (MCT) committed to preserving coastal ecosystems in Kabupateu Tuban.

Planting 5,000 mangrove trees and cypress, which was centered in the beach village of Sugihwaras, District Jenu Saturday (8/4) also involves several companies in the local area. Start PT Semen Gresik, PT Gasuma Federal Indonesia, Tuban Fuel Terminal, dau PT Trans Pacific Petrochemical INDOTAMA (TPPI). "This is a form of our concern for preserving the environment in the area of ​​operations," said Field Manager (FM) JOB-PPEJ, Nusdi Septikaputra.

JOB-PPEJ GF is also confirmed, so far it does not only focus on production advantages, but also environmental conservation program takes precedence. This program is expected to be an ongoing event in Tuban, and will be followed by a new operator Tuban Block. Implementation of planting in 2017 is also out of the role and synergies of the MCT foundations.

Hopefully this becomes part perlindugan caring nature. In addition to appreciating the commitment JOB-PPEJ, MCT foundation leaders, Ali Masyur, thanked Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban. During this time the organization is headquartered in Jalan Pramuka No. 1 Tuban, endlessly publicize the activities of nature lovers.

IN INDONESIAN

JOB PPEJ dan MCT Tanam 5.000 Pohon Bakau


Dua tahun terakhir, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KSS) Blok Tuban, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) bersama yayasan Mangrove Center Tuban (MCT) berkomitmen melestarikan ekosistem pantai di Kabupateu Tuban.

Penanaman 5.000 pohon bakau dan cemara yang dipusatkan di pantai Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu sabtu (8/4) juga melibatkan beberapa perusahaan di wilayah setempat. Mulai PT Semen Gresik, PT Gasuma Federal Indonesia, Terminal BBM Tuban, dau PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI). "Ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk melestarikan lingkungan di wilayah operasi," kata Field Manager (FM) JOB-PPEJ, Nusdi Septikaputra.

GF JOB-PPEJ ini juga menegaskan, selama ini pihaknya tidak hanya fokus pada keuntungan produksi, tetapi program pelestarian lingkungan juga diutamakan. Diharapkan program ini menjadi acara berkelanjutan di Tuban, dan nantinya dapat dilanjutkan oleh operator Blok Tuban yang baru. Terlaksananya penanaman tahun 2017 ini juga tidak lepas dari peran dan sinergi dari yayasan MCT. 

Semoga dari kepedulian ini menjadi bagian perlindugan alam. Selain mengapresiasi komitmen JOB-PPEJ, pimpinan yayasan MCT, Ali Masyur, berterimakasih kepada Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban. Selama ini organisasi yang bermarkas di Jalan Pramuka nomor 1 Tuban ini, tidak henti-hentinya mempublikasikan kegiatan pecinta alam.

Bhirawa, Page-7, Monday, April, 10, 2017

Oil and Gas Three Months l Positive



National oil production can be achieved due to higher production of Banyu Urip operated by Exxon Mobil Cepu Limited.

Implementing Activity Unit Upstream Oil and Gas (SKK Migas) has noted that oil production in the first quarter 2017 shows positive outcomes, as well as the realization of gas production. 

    The data showed recovery of oil production in the first quarter 2017 was 815.6 thousand barrels per day (MBOPD). The achievement was surpassed production targets in the posture of the State Budget (APBN) 2017 815 MBOPD set.

National oil production can be achieved due to higher production of Banyu Urip dioperatori Exxon Mobil Cepu Limited (EMLC). Known, the cooperation contract (PSC) from the United States is targeting oil production at the level of 200 thousand bpd this year. 

    Gas production in the first quarter 2017 reached 7.740 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Thus, overall, the realization of oil and gas production from the period January until March 2017 is 2,198 mboped.

"Achievement of oil production less (than the Budget target of 2017) for the Banyu Urip is no increase in production. Previously, there was a promise between SKK Migas and the Minister of Energy to raise production to 825 thousand bopd. We're trying to do, but not the target, "said Secretary of SKK Migas Budi Agustyono in Cilegon, Banten.

However, production ready for sale or oil lifting was lower than the budget target, which is 787.53 thousand bopd. This is due to the influence of external factors such as unfavorable climatic conditions. Ships can not move closer to the delivery of oil production was inhibited.

Similar conditions also approached the gas lifting target recorded 6,356 MMSCFD. The achievement is lower than the target gas in the Budget 2017 Lifting 6.440 MMSCFD. Achievement of oil and gas lifting the first quarter of 2017 reached 1,943 mboped. 

    SKK Migas has asked the PSC in order to improve the quality of the tanker that is able to anticipate bad weather. He stressed the readiness of transport has a high urgency against the target of lifting.

"Do not be surprised if lifting is different from the production, because lifting it depends on the readiness of transport. If (oil) that is not transported might be saved, "he said.

Achievement of upstream oil and gas investment in the first quarter was US $ 1.9 billion, or just 14% of the target in 2017, US $ 13.8 billion. SKK emphasize the realization of investment also depends on the implementation of the work program and budget and the speed of an engineering, procurement and construction.

Rocketing

Yesterday, oil prices continued the upward trend. US missile strikes into Syria add ammunition to the rise in world crude oil prices. Brent prices rose 76 cents to US $ 55.60 per barrel. "The situation is very difficult in Syria as the implications of the massive US missile attack," said senior analyst at Oanda, jeffrey Halley.

Sukrit Vijayakar of Trifegta Consultants said the oil price will still rise next few months.

IN INDONESIAN

Migas Tiga Bulan I Positif


Produksi minyak nasional dapat tercapai seiring dengan kenaikan produksi Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan Exxon Mobil Limited Cepu.

Satuan Kegiatan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, produksi minyak pada kuartal I 2017 menunjukkan capaian positif, begitu pula realisasi produksi gas. 

    Data menunjukkan perolehan produksi minyak pada kuartal I 2017 ialah 815,6 ribu barel per hari (mbopd). Capaian itu melampaui target produksi dalam postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 yang dipatok 815 mbopd.

Produksi minyak nasional dapat tercapai seiring dengan kenaikan produksi Lapangan Banyu Urip yang dioperatori Exxon Mobil Limited Cepu (EMLC). Diketahui, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) asal Amerika Serikat itu menargetkan produksi minyak di level 200 ribu bopd tahun ini. 

    Produksi gas per kuartal I 2017 mencapai 7,740 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Dengan demikian, secara keseluruhan, realisasi produksi migas dari periode Januari hingga Maret 2017 ialah 2,198 mboped.

“Pencapaian produksi minyak lebih sedikit (daripada target APBN 2017) karena Banyu Urip ada kenaikan produksi. Sebelumnya, ada janji antara SKK Migas dan Menteri ESDM untuk menaikkan produksi hingga 825 ribu bopd. Kita upayakan, tapi bukan target,” tutur Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono di Cilegon, Banten.

    Namun, produksi siap jual atau lifting minyak tercatat lebih rendah daripada target APBN, yakni 787,53 ribu bopd. Hal itu disebabkan adanya pengaruh faktor eksternal seperti, kondisi iklim yang kurang kondusif. Kapal tidak bisa merapat sehingga pengiriman produksi minyak pun terhambat.

Kondisi serupa juga menghampiri target lifting gas yang tercatat 6,356 mmscfd. Capaian tersebut lebih rendah daripada target liting gas dalam APBN 2017 6,440 mmscfd. Pencapaian lifting migas per kuartal I 2017 mencapai 1,943 mboped. 

    SKK Migas telah meminta KKKS agar meningkatkan kualitas tanker yang mampu mengantisipasi cuaca buruk. Dia menekankan kesiapan transportasi memiliki urgensi tinggi terhadap target lifting.

“Jangan kaget kalau lifting berbeda dengan produksi, karena lifting ini tergantung kesiapan transportasi. Kalau minyak (oil) yang tidak terangkut mungkin bisa disimpan,” katanya.

     Pencapaian investasi hulu migas per kuartal I ialah US$ 1,9 miliar atau baru 14% dari target 2017, US$13,8 miliar. SKK menekankan, realisasi investasi juga bergantung pada pelaksanaan work program and budget dan kecepatan kontrak engineering, procurement, and construction. 

Minyak meroket

   Kemarin, harga minyak dunia melanjutkan tren kenaikan. Serangan rudal Amerika Serikat ke Suriah menambah amunisi bagi kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga minyak Brent naik 76 sen ke level US$55,60 per barel.
“Situasinya sangat sulit di Suriah sebagai implikasi dari serangan masif rudal AS, “ kata analis senior Oanda, jeffrey Halley.

Sukrit Vijayakar dari Trifegta Consultants mengatakan harga minyak masih akan naik beberapa bulan mendatang.

Media Indonesia, Page-17, Saturday, April, 8, 2017

2017, Pertamina Crude Oil Imports Up 5%



PT Pertamina projects crude oil imports this year reached 140 million barrels, a slight increase of about 5% compared to last year which amounted to 134 million barrels. The increase in imports was driven by the increasing number of processed crude oil refineries.

President Senior Vice Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba said, both imported and domestic crude oil supply, this year has increased. In particular, crude oil imports by 140 million barrels and domestic supply 181.5 million barrels. 

   This estimate has taken into account the treatment of three refineries, the refinery Balongan, Balikpapan, and Dumai. "Imports in 2017 rose as refiners run higher than 2016, which is in process at the refinery to increase," he said

Other considerations, this projection also calculate fuel consumption growth in the country is estimated at 3-4%. According to him, the supply of crude oil from abroad is about 75% has been secured with a six-month futures contracts.

    While the rest of procurement is optimized every month. Oil imports this year is planned type of ALC 39 million barrels, 18 million barrels of African, Asian 60 million barrels and 32 million barrels Mediterranean.

"For the realization of import of 2017 will be optimized every month. What is the composition and fluctuations in the price of crude, then the product which gives the maximum benefit, because the market is definitely changing, "said Daniel. In addition, the realization of imports was also influenced how much oil ration countries every year.

Since 2012, crude oil imports rose annually. However, Daniel said, imports of crude oil in 2016 was down to 134 million barrels from 143 million barrels the previous year. This is because the domestic supply of crude oil has increased significantly from 164.9 million barrels in 2015 to 176.6 million barrels in 2016. The increase came from the purchase of oil which is allotted cooperation contract (PSC).

This year, domestic oil supply is also projected to increase to 181.5 million barrels. This is because Pertamina wants to increase oil purchases ration PSC. Last year, the company had purchased from Petrogas, Bumi Siak Pusako, and Kufpec. "For us is the more the better, under negotiation," said Daniel.

Improvement can be made by purchasing calls have been issued Regulation of the Minister of Finance (PMK), which sets out to not impose a tax for the purchase of oil and gas in the country through trade units (the trading arm) oil and gas companies. With this policy is expected that more PSC is willing to sell its oil.

Product Imports Down

As the impact of high crude oil processing in refineries, imports of petroleum products as a whole is projected to be lower than last year. In total fuel imports this year is estimated at 98.6 million barrels from 105.7 million barrels last year. 

    Although for certain products, imports actually rose significantly. The increase in imports of Daniel, happened to PERTAMAX. PERTAMAX imports continued to rise from 2015, from the initial 8 million barrels to 25 million barrels in 2016 ago.

This year, imports are projected to increase 46% PERTAMAX to 36 million barrels. "PERTAMAX membalance Premium decline, due to increased consumption of Pertamax," he said. Premium imports this year called only by 62 million barrels. This balustrades 12% lower than last year amounted to 73.7 million barrels.

    In fact, during the period 2012-2015, imports Premium always reaching 100 million barrels. New in 2016, Premium imports could be reduced to only 73.7 million barrels.

"This is because RFCC Cilacap refinery, and refineries TPPI already in operation, so as to reduce imports," explains Daniel. In fact, thanks to two units of this refinery, Premium and Pertamax total imports this year could be lower than last year.

As for solar, according to Daniel, is no longer plan to import. Unless, imports by 2 million barrels, done earlier this year for their care in Balongan refinery. Even last year, imports Solar is not too big, which is only 6 million barrels. Since 2012, imports Solar continues to fall from 51 million barrels to 16 million barrels in 2015.

Furthermore, imports of liquefied petroleum gas / LPG is projected to increase by 12.34% from 4.4 million metric tons to 4.9 million metric tons. The increase in imports due to the increasingly widespread conversion of kerosene to LPG, the increase in consumption, and a decrease in domestic LPG production. Just as crude oil imports, imports of the products also use the scheme futures contracts and the spot market.

IN INDONESIAN

2017, Impor Minyak Mentah Pertamina Naik 5%


PT Pertamina memproyeksikan impor minyak mentah tahun ini mencapai 140 juta barel, naik tipis sekitar 5% dibanding realisasi tahun lalu yang sebesar 134 juta barel. Peningkatan impor didorong oleh semakin banyaknya minyak mentah yang diolah kilang.

Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan, baik impor maupun pasokan minyak mentah domestik, tahun ini mengalami peningkatan. Rincinya, impor minyak mentah sebesar 140 juta barel dan pasokan dalam negeri 181,5 juta barel. 

    Perkiraan ini sudah memperhitungkan adanya perawatan tiga kilang, yakni Kilang Balongan, Balikpapan, dan Dumai. “Impor di 2017 naik karena refinery run lebih tinggi dari 2016, yang di proses di kilang meningkat,” kata dia 

Pertimbangan lainnya, proyeksi ini juga menghitung pertumbuhan konsumsi BBM dalam negeri yang diperkirakan sebesar 3-4%. Menurut dia, pasokan minyak mentah dari luar negeri ini sekitar 75% sudah diamankan dengan kontrak berjangka enam bulanan. 

    Khusus impor minyak Arabian Light Crude (ALC) kontrak tahunan. Sementara sisanya pengadaan dioptimasi setiap bulan. Impor minyak tahun ini direncanakan jenis ALC 39 juta barel, African 18 juta barel, Asian 60 juta barel, dan Mediteranian 32 juta barel.

“Untuk realisasi impor 2017 nanti akan dioptimasi setiap bulan. Bagaimana komposisi dan fluktuasi harga crude, kemudian produk mana yang memberi keuntungan maksimum, karena pasar pasti berubah,” papar Daniel. Selain itu, realisasi impor juga dipengaruhi berapa besar minyak jatah negara setiap tahunnya.

Sejak 2012, impor minyak mentah tercatat naik setiap tahunnya. Namun, kata Daniel, impor minyak mentah 2016 sempat turun menjadi 134 juta barel dari tahun sebelumnya 143 juta barel. Hal ini karena pasokan minyak mentah domestik mengalami peningkatan signifikan dari 164,9 juta barel pada 2015 menjadi 176,6 juta barel pada 2016. Peningkatan berasal dari pembelian minyak yang merupakan jatah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Tahun ini, pasokan minyak domestik juga diproyeksikan meningkat menjadi 181,5 juta barel. Hal ini karena Pertamina ingin menambah pembelian minyak jatah KKKS. Tahun lalu, perseroan telah membeli dari Petrogas, Bumi Siak Pusako, dan Kufpec. “Buat kami ini the more the better, ini sedang negosiasi,” ujar Daniel.

Peningkatan pembelian disebutnya dapat dilakukan dengan telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menetapkan untuk tidak mengenakan pajak untuk pembelian migas dalam negeri melalui unit dagang (trading arm) perusahaan migas. Dengan beleid ini diharapkan semakin banyak KKKS yang mau menjual minyaknya.

Impor Produk Turun

Sebagai dampak dari tingginya pengolahan minyak mentah di kilang, impor produk BBM secara keseluruhan tahun ini diproyeksikan lebih rendah dari tahun lalu. Secara total impor BBM tahun ini diperkirakan sebesar 98,6 juta barel dari tahun lalu 105,7 juta barel. Walaupun untuk produk-produk tertentu, impornya justru naik signifikan. Kenaikan impor kata Daniel, terjadi pada Pertamax. Impor Pertamax terus naik dari 2015, dari awalnya 8 juta barel menjadi 25 juta barel pada 2016 lalu. 

Tahun ini, impor Pertamax diproyeksikan meningkat 46% menjadi 36 juta barel. “Pertamax membalance penurunan Premium, karena adanya peningkatan konsumsi Pertamax,” ujarnya. Impor Premium tahun ini disebutnya hanya sebesar 62 juta barel. Angkan ini lebih rendah 12% dari realisasi tahun lalu sebesar 73,7 juta barel.

Padahal, selama kurun waktu 2012-2015, impor Premium selalu menembus 100 juta barel. Baru pada 2016, impor Premium bisa ditekan menjadi hanya 73,7 juta barel.

“Ini karena RFCC Kilang Cilacap dan Kilang TPPI sudah beroperasi, sehingga bisa mengurangi impor,” jelas Daniel. Bahkan berkat dua unit kilang ini, total impor Premium dan Pertamax tahun ini bisa lebih rendah dari tahun lalu.

    Sementara untuk Solar, menurut Daniel, sudah tidak ada lagi rencana impor. Kecuali, impor sebesar 2 juta barel yang dilakukan pada awal tahun ini karena adanya perawatan di Kilang Balongan. Pada tahun lalu pun, impor Solar tidak terlalu besar, yakni hanya 6 juta barel. Sejak 2012, impor Solar terus turun dari 51 juta barel menjadi 16 juta barel pada 2015.

Selanjutnya, impor gas minyak cair/LPG diproyeksikan naik sebesar 12,34% dari 4,4 juta metrik ton menjadi 4,9 juta metrik ton. Peningkatan impor karena semakin meluasnya konversi dari minyak tanah ke LPG, naiknya konsumsi, dan penurunan produksi LPG domestik. Sama seperti impor minyak mentah, impor produk juga menggunakan skema kontrak berjangka dan pasar spot. 

Investor Daily, Page-9, Saturday, April, 8, 2017

SKK Migas Optimistic Oil and Gas Production Target Reached


6 PROJECT STARTS PRODUCTION

Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) noted that oil production sold (lifting) up to the end of March 31, 2017 reached 787 800 barrels per day (bpd). Achieving that approximately 96.7 percent of the target State Budget (APBN) in 2017 amounted to 815 600 bpd.

"We are optimistic that the target could be achieved, the positive signals seen from Banyu Urip that at the end of March the number of production per day has reached 205 119 bpd, or above the target of 201 155 bpd," said Secretary of SKK Migas Budi Agustyono.

Budi said that in terms of gas, the actual lifting until the end Mareti already above the target. In Budget, gas lifting target is 6,440 MMSCFD, while the realization reached 6503 MMSCFD or 101 percent of the target. "SKK Migas along the PSC continued to pursue a variety of ways so that the target of lifting both for oil and gas can be achieved," he said.

He said that until the end of February 2017, PSC has been the realization of a production area drill 19 development wells, 119 rework activities, and 4,350 wells maintenance. As for the PSC exploration, the activities already carried out a seismic survey is 1, 2 non-seismik surveys, drilling five exploration wells and one re-entry activities of exploration wells.

Up to 31 Maret 2017, investments that have been issued by the PSC amounted to US $ 1.9 billion. The details consist of US $ 1.8 billion of blocks production and the balance of US $ 0.1 billion from oil and gas production is targeted block capable of reaching up to US $ 25.2 billion. Of this amount coming into the state treasury only US $ 10.9 billion. Then the cost recovery of $ 10.5 billion and the remainder being part of the contractor.

He also stated that there are six projects in upstream oil and gas has started production in the first quarter of 2017. These projects are Ario Damar-Sriwijaya Project Contractor Cooperation Contract (PSC) Tropik Energy Pandan, orioles Phase II with Petronas Carigali Muriah PSC Ltd, Ridho KKKS Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP), PHE 12 (WMO), and CPP 2 (WMO).

Agustyono Budi said the six project is currently still in the initial stages so that production is still small onstream. "From onstream between January to March. Over time, we expect production will continue to increase as targeted, "said Budi.

Budi said the Phase II Kepodang no additional production due to the project is a modification of the facility to maintain production-in order to remain at current levels.

Outside of the six projects, two other projects expected to be onstream in April, the East and Paku Musi SKG Elephant. Two projects are operated by Pertamina EP, a gas project with a capacity of 150 MMSCFD production facilities to Eastern Musi SKG and 45 MMSCFD to Paku Elephant. "The support of all parties is needed so that the target onstream in April of two of the project will not be missed," he said.

IN INDONESIAN

6 PROYEK MULAI PRODUKSI


SKK Migas Optimistis Target Produksi Migas Tercapai

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak yang terjual (lifting) sampai dengan akhir 31 Maret 2017 mencapai 787.800 barel per hari (bph). Pencapaian itu sekitar 96,7 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 815.600 bph.

"Kami optimistis target bisa tercapai. Sinyal positif terlihat dari Lapangan Banyu Urip yang pada akhir Maret angka produksi per harinya sudah mencapai 205.119 bph, atau di atas target sebesar 201.155 bph,” kata Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono.

Budi menuturkan dari sisi gas, realisasi lifting sampai akhir Mareti sudah di atas target. Dalam APBN, lifting gas ditargetkan sebesar 6.440 MMSCFD, sedangkan realisasinya mencapai 6.503 MMSCFD atau 101persen dari target. “SKK Migas bersama Kontraktor KKS tetap mengupayakan berbagai cara supaya target lifting baik untuk minyak maupun gas dapat tercapai," ujarnya.

Dikatakanya sampai dengan akhir Februari 2017, KKKS wilayah produksi sudah merealisasikan pengeboran 19 sumur pengembangan, 119 kegiatan kerja ulang, dan 4.350 perawatan sumur. Sedangkan untuk KKKS eksplorasi, kegiatan yang sudah dilakukan adalah 1 survei seismik, 2 survei nonseismik, 5 pengeboran sumur eksplorasi, dan 1 kegiatan re-entry sumur eksplorasi.

Sampai dengan 31 Maret 2017, investasi yang sudah dikeluarkan oleh KKKS adalah sebesar US$ 1,9 miliar. Adapun rinciannya terdiri dari US$ 1,8 miliar dari blok produksi dan sisanya sebesar US$ 0,1 miliar dari blok ini ditargetkan produksi migas mampu meraih hingga US$ 25,2 miliar. Dari jumlah tersebut yang masuk ke kas negara hanya sebesar US$ 10,9 miliar. Kemudian cost recovery sebesar US$ 10,5 miliar dan sisanya menjadi bagian kontraktor.

Dia juga menyatakan bahwa terdapat enam proyek hulu migas telah mulai berproduksi pada kuartal pertama 2017. Proyek-proyek tersebut adalah Proyek Ario Damar-Sriwijaya dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Tropik Energi Pandan, Kepodang Phase II dengan KKKS Petronas Carigali Muriah Ltd, Ridho dengan KKKS Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP), PHE 12 (PHE WMO), dan CPP 2 (PHE WMO).

Budi Agustyono mengatakan enam proyek tersebut saat ini masih berada dalam tahap-tahap awal onstream sehingga produksinya masih kecil. “Mulai onstream antara Januari sampai Maret. Seiring berjalannya waktu, kita berharap produksinya akan terus meningkat sesuai yang ditargetkan,” kata Budi.

Budi menuturkan pada Kepodang Phase II tidak ada penambahan produksi karena proyek tersebut merupakan modifikasi fasilitas untuk mempertahankan produksi- supaya tetap berada pada level saat ini.

Di luar enam proyek tersebut, dua proyek lain diharapkan akan segera onstream di April ini, yaitu SKG Musi Timur dan Paku Gajah. Dua proyek yang dioperasikan oleh Pertamina EP ini merupakan proyek gas dengan kapasitas fasilitas produksi sebesar 150 MMSCFD untuk SKG Musi Timur dan 45 MMSCFD untuk Paku Gajah. “Dukungan semua pihak sangat diperlukan supaya target onstream bulan April dari dua proyek tersebut tidak meleset,” ujarnya.

Investor Daily, Page-9, Saturday, April, 8, 2017

Government Prepares Incentives for Development of EOR



The government will provide financial incentives for further dewatering stage (enhanced oil recovery / EOR) in oil and gas blocks for these activities more massive. EOR is necessary to maintain national oil and gas production from falling significantly in the future.

Director General of Oil and Gas of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja say, oil is still a source of primary energy in Indonesia. EOR is an effort to maintain the national oil and gas production, due to oil and gas reserves are drawn can reach 70% compared to only 30% in the normal way. Because, without any additional efforts or activities EOR oil production which currently amounts to 800 thousand barrels per day (bpd) will continue to drop to 300 thousand bpd in 2025.

To that end, the government will encourage EOR activities by issuing a ministerial regulation on guidelines for the implementation of EOR in the upstream oil and gas activities. "So how can this ministerial regulation provide incentives that are still under the authority of the Ministry of Energy and Mineral Resources, in order EOR road," he said.

To shape incentives, recognized Wiratmaja still under discussion. One form of incentive to consider the additional revenue (split) for oil and gas contractors. While rule-making is still under internal discussion in the Directorate General of Oil and Gas. According to the plan, this policy will apply to existing contracts and new contracts.

Wiratmaja added for new oil and gas contracts, it is considering mimic what is done by Norway. In these countries, once the contract is signed, the EOR program should be included in the development plan proposal. Instead, the government provides additional split for this EOR activities. He said he plans to implement this policy in the country.

"But we are obliged to consider whether or not to do) If the new contract proposal EOR shall incorporate in its proposal, if now only as a sweetener," said he.

Not only about incentives, it also will assign PT Pertamina to implement EOR in particular oil and gas fields. So far, Pertamina is conducting trials using carbon dioxide EOR Gundih Field. As for EOR with the surfactant being tested by Chevron Pacific Indonesia and Medco E & P. Nevertheless, the results of this EOR activities can not be enjoyed in the near future after the regulation issue. This is because the application of EOR takes a long time which is about 8-10 years. Thus, additional production from EOR will be felt in 2024-2026.

According to his calculations, the total incremental recovery until 2050 was recorded at 2.58 billion barrels. "So it took eight years to make us a great production with EOR. Then we must immediately provide legal protection in order to implement this, "said Wiratmaja.

In discussions between Indonesia and Norway, Wiratmaja hoped Indonesia could learn from Norway who has successfully run EOR Moreover, Norway has a more advanced technology. In addition, it also invites the Norwegian oil and gas company to join investment as Indonesia also needs capital to develop its oil and gas potential. "So we hope that there is discussion about how to help Indonesia implement EOR," he said.

Deputy Special Operations Control Unit Upstream Oil and Gas (SKK Migas) Muliawan also emphasized the importance of EOR activities in defense of the national oil and gas production. However, he acknowledges the implementation of EOR is still a lot of challenges.

 "The challenge of the economics, because the cost (EOR) tall. So make the cost of higher oil and gas production, "he said. The provision of incentives by the government is expected to be the solution of this problem. Previously, Daily Acting President Director of PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf said it has run EOR in some of his field.

It has acquired additional oil production of 3 thousand bpd last year and is targeted to rise to 3,372 bpd in 2017's. Currently a subsidiary of Pertamina is also currently working on new EOR projects in the field Jirak.

"The project is still ongoing, the production was 421 barrels. Targeted for completion in 2018, may be in the speed up, "he said. So far, the new company running the EOR with water flooding. He said he is still trying EOR with surfactants because the oil price is still quite low." We will use a surfactant chemical if the price was economical in the range of US $ 70 per barrel, "he said.

IN INDONESIAN

Pemerintah Siapkan Insentif untuk Pengembangan EOR  


Pemerintah akan memberikan insentif untuk kegiatan pengurasan tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) di blok-blok migas agar kegiatan ini semakin masif. EOR diperlukan guna mempertahankan produksi minyak dan gas nasional agar tidak turun signifikan di masa mendatang.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, migas masih menjadi sumber energi primer di Indonesia. EOR merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan produksi migas nasional, karena cadangan migas yang terambil bisa mencapai 70% dibanding cara biasa hanya 30%. Pasalnya, tanpa upaya-upaya tambahan atau kegiatan EOR, produksi minyak yang saat ini sebesar 800 ribu barel per hari (bph) akan terus turun menjadi 300 ribu bph pada 2025.

Untuk itu, pemerintah akan mendorong kegiatan EOR dengan menerbitkan peraturan menteri tentang pedoman pelaksanaan EOR pada kegiatan usaha hulu migas. “Jadi peraturan menteri ini bagaimana bisa memberikan insentif yang masih dalam kewenangan Kementerian ESDM, agar EOR jalan," kata dia.

Untuk bentuk insentifnya, diakui Wiratmaja masih dalam pembahasan. Salah satu bentuk insentif yang dipertimbangkan yakni tambahan bagi hasil (split) bagi kontraktor migas. Sementara pembuatan peraturan ini masih dalam pembahasan di internal Direktorat Jenderal Migas. Rencananya, beleid ini akan berlaku baik untuk kontrak eksisting maupun kontrak baru.

Wiratmaja menambahkan, untuk kontrak migas baru, pihaknya sedang mempertimbangkan meniru apa yang dilakukan oleh Norwegia. Di negara tersebut, begitu kontrak diteken, program EOR harus dimasukkan dalam proposal rencana pengembangan. Sebagai gantinya, pemerintah memberikan split tambahan untuk kegiatan EOR ini. Pihaknya berencana menerapkan kebijakan ini di dalam negeri.

“Tetapi kami sedang pertimbangkan apakah wajib atau tidak untuk dilakukan) Kalau kontrak baru, wajib memasukkan usulan EOR dalam proposalnya, kalau sekarang ini hanya sebagai pemanis saja,” kata dia.

Tidak hanya soal insentif, pihaknya juga akan menugaskan PT Pertamina untuk melaksanakan EOR di lapangan-lapangan migas tertentu. Sejauh ini, Pertamina sedang melakukan uji coba EOR menggunakan karbondioksida di Lapangan Gundih. Sementara untuk EOR dengan surfaktan sedang dicoba oleh Chevron Pacific Indonesia dan Medco E&P. Meski demikian, hasil dari kegiatan EOR ini tidak dapat dinikmati dalam waktu dekat setelah Peraturan Menteri  terbit. Hal ini karena penerapan EOR membutuhkan waktu cukup lama yakni sekitar 8-10 tahun. Sehingga, tambahan produksi dari EOR ini akan terasa pada 2024-2026.

Menurut perhitungannya, total incremental recovery sampai 2050 nanti tercatat sebesar 2,58 miliar barel. “Jadi butuh delapan tahun untuk membuat produksi kita bagus dengan EOR. Maka kita harus segera memberikan perlindungan hukum agar bisa melaksanakan ini,” tegas Wiratmaja.

Dalam diskusi Indonesia-Norwegia, Wiratmaja berharap Indonesia bisa belajar dari Norwegia yang telah sukses menjalankan EOR Apalagi, Norwegia memiliki teknologi yang lebih maju. Selain itu, pihaknya juga mengajak perusahaan migas Norwegia untuk ikut investasi mengingat Indonesia juga membutuhkan kapital untuk mengembangkan potensi migasnya. "Jadi kami harap diskusi ada tentang bagaimana membantu Indonesia untuk menjalankan EOR," ujarnya. 

Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan juga menegaskan pentingnya kegiatan EOR dalam mempertahankan produksi migas nasional. Namun, diakuinya pelaksanaan EOR ini masih banyak tantangan.

 “Tantangannya dari keekonomiannya, karena cost (EOR) tinggi. Jadi membuat cost of production migas lebih tinggi," jelasnya. Pemberian insentif oleh pemerintah diharapkan bisa menjadi solusi dari masalah ini. Sebelumnya, Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, pihaknya sudah menjalankan EOR di beberapa lapangan miliknya.

Pihaknya telah memperoleh tambahan produksi minyak sebesar 3 ribu bph pada tahun lalu dan ditargetkan naik menjadi 3.372 bph pada 2017 ini. Saat ini anak usaha Pertamina juga sedang menggarap proyek EOR baru di Lapangan Jirak.

“Proyeknya masih berlanjut, produksinya masih 421 barel. Ditargetkan selesai pada 2018, semoga bisa di speed up," kata dia. Sejauh ini, perusahaan baru menjalankan EOR dengan water flooding. Pihaknya masih belum mencoba EOR dengan surfaktan karena harga minyak masih cukup rendah. “Kami akan gunakan surfaktan chemical kalau harganya sudah ekonomis di kisaran US$ 70 per barel," katanya. 

Investor Daily, Page-9, Saturday, April, 8, 2017

Saturday, April 8, 2017

Gold & Oil warms


Effects of US attack on Syria

The rising price of gold and crude oil as a result of US missile strikes against Syria are not expected to last long, unless the geopolitical problems there heats up.

Ibrahim, Director of PT Garuda Futures, said that the US attack on Syria triggered buying and against gold and crude oil. As a result, the price of the two commodities to rise above 1%. On Thursday (6/4) night local time, the US launched 59 Tomahawk cruise missiles targeted the Syrian air base. 

    Uncle Sam steps in the initiation by President Donald Trump was aimed at providing a deterrent effect, since the Syrian government launched a chemical weapon that killed 80 victims.

"The price of gold and crude oil rose for a US attack not only involves two parties, but also Russia and Iran as an ally of Syria. The jump in prices occurred due to geopolitical factors, "he said.

In trading on Friday (7/4) at 17:43 GMT, spot gold price rose 12.66 points or 1.01% to the US $ 1,264 per troy ounce (USD 542,158.41 per gram). The price was the highest level since Nov. 9, 2016 or while Trump declared elected as President of the United States.

WTI oil price contract in May 2017 at 17:34 pm heat up 0.68% or 1.32% to the US $ 52.38 per barrel. The price of Brent crude oil contracts in June 2017 increased by 0.61 points or 1.11% to US $ 55.5 per barrel. Strengthening commodity prices, ignoring the rise of the US dollar which is usually inversely proportional. At 17:45 GMT, the dollar index rose 0,13% to 100.8.

According to him, Syria's own influence on the oil market was not too big. Because, even in the Middle East, the country was not included in the OPEC member. However, the geopolitical tensions involving heavy grade oil producers, such as the US, Russia, and Iran. In fact, the problem could spread to other countries in the Middle East.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, said the US missile strikes into Syria sparked buying of investors to haven assets. Typically, the geopolitical risk is increasing the demand for gold, so that makes the price of shine. 

    Market participants were also anticipating the impact of supply constraints for crude oil from the Middle East countries due to the problem in Syria. They also take action to buy on oil even though fundamental factors have not been too positive.

"The market will still see the continuation of the geopolitical risk if the situation worsens, there is the possibility of oil and gold prices to increase," he said. In the next week, Putu predict gold prices move in the range of US $ 1,240-US $ l.285 per troy ounce. The WTI oil price is expected to oncoming limited in the range of US $ 50.7 to US $ 53,8 per barrel.

KNIFE TWO EYED

Economist of PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede said global oil prices simmering like a double-edged knife. On the one hand, state revenues will increase but also could trigger excessive inflation. Josua estimation, any increase in oil prices of US $ 1 per barrel, increased state revenue of Rp 700 billion. 

     The number is allocated to the oil and gas income tax and non-tax revenue. There is a possibility of oil price in the revised state budget, "he said on Friday [7/4). In Budget 2017, the government set the price of oil per barrel of US $ 45. Currently the price is stable above US $ 50 per barrel.

IN INDONESIAN
Efek serangan AS ke Suriah

Emas & Minyak Menghangat


Meningkatnya harga emas dan minyak mentah sebagai dampak dari serangan misil AS terhadap Suriah diperkirakan tidak akan bertahan lama, kecuali kalau masalah geopolitik di sana kian memanas.

     Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan bahwa serangan AS terhadap Suriah memicu investor melakukan aksi beli terhadap emas dan minyak mentah. Alhasil, harga dua komoditas tersebut meningkat di atas 1%. 

    Pada Kamis (6/4) malam waktu setempat, AS meluncurkan 59 rudal penjelajah Tomahawk dengan target pangkalan udara Suriah. Langkah Paman Sam yang di inisiasi oleh Presiden Donald Trump itu bertujuan memberikan efek jera, karena pemerintah Suriah meluncurkan senjata kimia yang menewaskan 80 korban.

“Harga emas dan minyak mentah meningkat karena serangan AS tidak hanya melibatkan dua pihak, tetapi juga Rusia dan Iran sebagai sekutu Suriah. Lonjakan harga terjadi karena faktor geopolitik,” katanya.

Pada perdagangan Jumat (7/4) pukul 17:43 WIB, harga emas spot meningkat 12,66 poin atau 1,01 % menuju US$1.264 per troy ounce (Rp 542.158,41 per gram). Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 9 November 2016, atau saat Trump dinyatakan terpilih sebagai Presiden AS.

Harga minyak WTI kontrak Mei 2017 pada pukul 17:34 WIB memanas 0,68% atau 1,32% menuju US$52,38 per barel. Adapun harga minyak Brent kontrak Juni 2017 meningkat 0,61 poin atau 1,11% menjadi US$ 55,5 per barel. Penguatan harga komoditas itu, mengabaikan kenaikan mata uang dolar AS yang biasanya berbanding terbalik. Pada pukul 17:45 WIB, indeks dolar menguat 0,13% menjadi 100,8.

Menurut dia, pengaruh Suriah sendiri terhadap pasar minyak sebenarnya tidak terlalu besar. Pasalnya, meskipun berada di Timur Tengah, negara itu tidak masuk dalam anggota OPEC. Namun, ketegangan geopolitik itu melibatkan produsen minyak kelas berat, seperti AS, Rusia, dan Iran. Bahkan, masalah bisa merembet ke negara lain di Timur Tengah.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan serangan rudal AS ke Suriah memicu aksi beli investor terhadap aset haven. Biasanya, risiko geopolitik memang meningkatkan permintaan emas, sehingga menjadikan harga bersinar. 

    Pelaku pasar juga mengantisipasi dampak hambatan pasokan minyak mentah dari negara-negara Timur Tengah akibat masalah di Suriah. Mereka pun melakukan aksi beli terhadap minyak meskipun faktor fundamental belum terlalu positif.

“Pasar masih akan melihat kelanjutan risiko geopolitik jika keadaan memburuk, ada kemungkinan harga minyak dan emas kembali meningkat,” ujarnya. Pada pekan depan, Putu memprediksi harga emas bergerak dalam rentang US$1.240-US$l.285 per troy ounce. Adapun harga minyak WTI diperkirakan melaju terbatas di kisaran US$50,7-US$53,8 per barel.

PISAU BERMATA DUA

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan memanasnya harga minyak global bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, penerimaan negara akan meningkat tetapi juga bisa memicu inflasi yang berlebihan. Estimasi Josua, setiap kenaikan harga minyak US$ 1 per barel, penerimaan negara bertambah Rp 700 miliar. 

    Angka tersebut dialokasikan ke dalam Pajak Penghasilan minyak dan gas serta penerimaan negara bukan pajak. Ada kemungkinan harga minyak di APBN direvisi,” katanya, Jumat [7/4).  Dalam APBN 2017, pemerintah menetapkan harga minyak US$ 45 per barel. Saat ini harga stabil di atas US$ 50 per barel. 

Bisnis Indonesia, Page-1, Saturday, April, 8, 2017