google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Thursday, January 18, 2018

Pertamina Needs Natuna Consultation



Business partnership opportunities come to PT Pertamina (Persero). Not only interested in entering Mahakam, PetroChina Indonesia is also interested to invest in East Natuna Block. Even Panda State company was ready to conduct a joint study.

PetroChina's offer could be a huge fortune. Because the oil and gas blocks (oil and gas) in the South China Sea region has long not begun its development. The main problem of the East Natuna Block is the high content of carbon dioxide (CO2). Conditions that led to the development of blocks to be uneconomical.

But instead of directly welcoming the offer earlier, Pertamina said it needs to coordinate with the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) first.

"Of course it may have a desire, but of course we will consult with ESDM (said Syamsu Alam, Upstream Director of PT Pertamina (Persero).

Whereas the permission from the government has actually been given. The government has awarded the development of East Natuna Block to Pertamina. Including the possibility to establish business partnerships with fellow oil and gas companies.

East Natuna Block

In other words, Pertamina has control on the East Natuna Block.

"East Natuna Block Needs to be assigned to Pertamina, please seek Pertamina partners," said Tunggal, Director of Upstream Oil and Gas Business Development Ministry of Energy and Mineral Resources.

President PetroChina Indonesia Gong Bencai

A day earlier, President PetroChina Indonesia Gong Bencai said East Natuna is an interesting oil and gas block. Because since emerging the concept of one bond and one street or one belt one road, investment in Indonesia get important attention for China.

The concept of one belt one road is the idea of Chinese President Xi Jinping. The goal is for the cooperation of the economic area through a single path. PetroChina is not worried about the CO2 content that makes East Natuna Block uneconomical.

    The company claims to have a technology that can separate the CO2 content. The trial of CO2 content separation technology has taken place in one of PetroChina's oil and gas blocks in China.

"We've tried on blocks with high CO2 content in China and have good results," Gong Bencai claims.

While in Indonesia, PetroChina began to test the CO2 separator technology in Jabung Block. The results will be known in the next few years. Implementation of these technologies requires funds of US $ 40 million.

IN INDONESIA

Pertamina Perlu Konsultasi Natuna


Peluang kemitraan bisnis datang menghampiri PT Pertamina (Persero). Tidak hanya tertarik masuk Mahakam, PetroChina Indonesia juga berminat investasi di Blok East Natuna. Bahkan perusahaan Negeri Panda itu siap melakukan joint study.

Tawaran PetroChina bisa menjadi keberuntungan yang sangat besar. Sebab blok minyak dan gas (migas) di kawasan Laut China Selatan itu sudah lama tidak dimulai pengembangannya. Masalah utama Blok East Natuna adalah kandungan karbondioksida (CO2) yang tinggi. Kondisi itu menyebabkan pengembangan blok menjadi tidak ekonomis.

Namun alih-alih langsung menyambut tawaran tadi, Pertamina mengatakan perlu berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terlebih dahulu. 

“Tentu boleh saja mempunyai keinginan tersebut, tetapi tentu akan kami konsultasikan dengan ESDM( kata Syamsu Alam, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero). 

Padahal ijin dari pemerintah sebenarnya sudah diberikan. Pemerintah telah menyerahkan pengembangan Blok East Natuna kepada Pertamina. Termasuk kemungkinan untuk menjalin kemitraan bisnis dengan sesama perusahaan migas.

Dengan kata lain, Pertamina memiliki kendali pada Blok East Natuna. 

"Blok East Natuna Perlu sudah ditugaskan ke Pertamina, silakan Pertamina mencari mitra,” kata Tunggal, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM.

Sehari sebelumnya, President PetroChina Indonesia Gong Bencai mengatakan, East Natuna adalah blok migas yang menarik. Karena sejak muncul konsep satu ikatan dan satu jalan atau one belt one road, investasi di Indonesia mendapatkan perhatian penting bagi China.

Konsep one belt one road merupakan ide dari Presiden China Xi Jinping. Tujuannya untuk kerjasama kawasan ekonomi melalui satu jalur. Adapun PetroChina tidak khawatir dengan kandungan CO2 yang menjadikan Blok East Natuna tidak ekonomis. Perusahaan tersebut mengaku sudah memiliki teknologi yang bisa memisahkan kandungan CO2. Uji coba teknologi pemisahan kandungan CO2 telah berlangsung di salah satu blok migas Petrochina di China. 

"Kami sudah coba di blok dengan kandungan CO2 yang tinggi di China dan punya hasil yang bagus," klaim Gong Bencai.

Sementara di Indonesia, PetroChina mulai mengujicobakan teknologi pemisah CO2 di Blok Jabung. Hasilnya akan diketahui dalam beberapa tahun ke depan. Penerapan teknologi tersebut membutuhkan dana sebesar US$ 40 juta.

Kontan, Page-14, Friday, Jan 12, 2018

Shrinking Oil and Gas Reserves



The replacement ratio of oil and gas reserves in 2017 only reached 55.33% below the target of 60%. Thus, the realization of oil and gas reserve replacement ratio in 2017 is only 92.2% and the target.

The Reserve Replacement Ratio (RRR) ratio is a comparison between the discovery of new oil and gas reserves and oil and gas reserves produced. With so realization of oil and gas reserves reached 92.2% of the target.

With a reserve replacement ratio of 55.33%, it means that the discovery of new oil and gas reserves is only 55.33% of total oil and gas produced in 2017. Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), Indonesia's oil and gas reserves in 2017 did not reach the target.

However, the Ministry of Energy and Mineral Resources is still optimistic that the gross profit sharing scheme could increase the exploration activities that could add oil and gas reserves this year.

Ego Syahrial

The implementer of the task Director General of Oil and Gas Ministry of ESDM Ego Syahrial admitted that the discovery of new oil and gas wells did not increase so that the target of replacement ratio of oil and gas reserves last year was not achieved.

"So, supposing, we are suctioning a barrel, but the replacement is only 0.6 barrels. So, there is indeed a decrease in production, "he said.

On the other hand, Deputy Head of SKK Migas Sukandar also briefly explained that the target of unexpected oil and gas reserves is also related to the unplanned plan of development (POD) in 2017. The three unfinished oil and gas development plans in 2017 will be completed this year.

"Of the three PoD results are good, can add 3 tcf [trillion cubic feet / trillion cubic feet]," he said.

Ego explained, the target substitution of oil and gas reserves is not achieved does not mean the oil and gas reserves in the country is up. The reason is, Indonesia still has 128 oil and gas basins, and only 45% have been explored optimally.

'"The majority of potential oil and gas reserves are located in eastern Indonesia which until now has not been done," he said.

He said that with policy changes such as profit sharing contracts with cost recovery returns to gross splits are expected to intensify exploration activities along with more efficient contractor performance.

Director of Upstream Oil and Gas Supervision at the Ministry of ESDM Tunggal said the government hopes that the RRR target could be above 100%, but to be able to achieve it depends on exploration activities to find new oil and gas reserves.

IN INDONESIA

Cadangan Migas Menyusut


Rasio pengganti cadangan minyak dan gas bumi sepanjang 2017 hanya teralisasi 55,33 % di bawah target 60%. Dengan begitu realisasi rasio pengganti cadangan migas pada 2017 hanya sebesar 92,2% dan target.

Rasio penggantian cadangan migas atau Reserve Replacement Ratio (RRR) merupakan perbandingan antara penemuan cadangan migas baru dan cadangan migas yang diproduksi. Dengan begitu realisasi cadangan migas mencapai 92,2% dari target.

Dengan tingkat rasio pengganti cadangan sebesar 55,33%, artinya penemuan baru cadangan migas hanya 55,33% dari total migas yang diproduksi pada 2017. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi cadangan migas Indonesia pada 2017 tidak mencapai target.

Namun, Kementerian ESDM masih optimis dengan skema kontrak bagi hasil kotor atau gross split bisa meningkatkan kegiatan eksplorasi yang bisa menambah cadangan migas pada tahun ini.

Pelaksana tugas (PLt) Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengakui, bahwa penemuan sumur migas baru tidak bertambah banyak sehingga target rasio pengganti cadangan migas pada tahun lalu tidak tercapai.

“Jadi, ibaratnya, kita sedot 1 barel, tetapi penggantinya hanya 0,6 barel. Jadi, memang ada penurunan produksi," ujarnya.

Di sisi lain, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar pun sempat menjelaskan target cadangan migas yang tidak tercapai itu juga terkait dengan adanya tiga rencana pengembangan (plan of development/POD) yang tidak terealisasi pada 2017. Ketiga rencana pengembangan migas yang belum selesai pada 2017 itu akan diselesaikan pada tahun ini.

“Dari tiga PoD itu hasilnya bagus, bisa menambah 3 tcf [trillion cubic feet/triliun kaki kubik],” ujarnya.

Ego menjelaskan, target pengganti cadangan migas tidak tercapai bukan berarti cadangan minyak dan gas di Tanah Air sudah habis. Pasalnya, Indonesia masih memiliki 128 cekungan migas, dan hanya 45% yang sudah dieksplorasi secara maksimal.

'“Mayoritas potensi cadangan migas pun berada di Indonesia bagian timur yang sampai saat ini belum diapa-apakan,” ujarnya.

Dia menyebutkan, dengan adanya perubahan kebijakan seperti kontrak bagi hasil dengan pengembalian biaya operasional (cost recovery) menjadi gross split diharapkan mampu menggiatkan aksi eksplorasi seiring dengan kinerja kontraktor yang lebih efisien.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Tunggal mengatakan, pemerintah berharap agar target RRR bisa di atas 100%, tetapi untuk bisa mencapai itu tergantung dengan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru.

Bisnis Indonesia, Page-30, Friday, Jan 12, 2018

Donggi Senoro LNG Maintains Operational Performance



PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) operating the Donggi Senoro LNG Plant in Banggai District, Central Sulawesi, is able to maintain both operational and social performance.

"Three years of operation, Donggi Senoro LNG refinery stabilizes production performance with achievement in 2017 which again exceeded the target," said Director of Corporate Affairs DSLNG Aditya Mandala.

In 2017, according to him, the achievement of performance is supported by a good safety record that is the number of working hours safe without work accident as much as 23.470926 hours.

DSLN Operations Director G Kurniawan Rahardjo added that the record delivered DSLNG received the Patra Karya Nirbhaya Utama award from the Ministry of Energy and Mineral Resources on August 26, 2017.

"The award received two consecutive years confirms the commitment to implement a quality policy, health, safety and environmental (KSLH) that qualified in the corporate environment," he said.

DSLNG also received the ISO14001: 2015 Certificate from TUV Rheinland on December 22, 2017, after going through a series of audits.

"The certification applicable to the process and production of LNG, condensate and its supporting facilities shows international recognition of the company's KBLH system," Kurniawan said.

The Donggi Senoro LNG refinery also succeeded in maintaining the Blue rating in the 2017 Corporate Performance Rating Program (Proper) Rating from the Ministry of Environment and Forestry (KLHK).

IN INDONESIA

Donggi Senoro LNG Pertahankan Kinerja Operasional


PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) yang mengoperasikan Kilang LNG Donggi Senoro di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, mampu mempertahankan kinerja operasional maupun sosial dengan baik.

"Tiga tahun beroperasi, Kilang Donggi Senoro LNG memantapkan kinerja produksi dengan pencapaian tahun 2017 yang kembali melampaui target," ujar Direktur Urusan Korporasi DSLNG Aditya Mandala.

Pada 2017, menurut dia, pencapaian kinerja didukung rekor keselamatan kerja yang baik yakni jumlah jam kerja aman tanpa kecelakaan kerja sebanyak 23.470926 jam.

Direktur Operasi DSLN G Kurniawan Rahardjo menambahkan rekor itu mengantarkan DSLNG menerima penghargaan Patra Karya Nirbhaya Utama dari Kementerian ESDM pada 26 Agustus 2017.

"Penghargaan yang diterima dua tahun berturut-turut ini mengukuhkan komitmen penerapan kebijakan mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (KSLH) yang mumpuni di lingkungan perusahaan,” tuturnya.

DSLNG juga menerima Sertifikat ISO14001: 2015 dari TUV Rheinland pada 22 Desember 2017, setelah melalui serangkaian audit.

"Sertififikat yang berlaku untuk proses dan produksi LNG, kondensat dan fasilitas pendukungnya itu menunjukkan pengakuan internasional atas sistem KBLH yang diterapkan perusa-haan," kata Kurniawan.

Kilang Donggi Senoro LNG juga berhasil mempertahankan peringkat Biru dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Investor Daily, Page-9, Thursday, Jan 11, 2018

2020, PetroChina Boosts Oil Production 80 Thousand BPH



PetroChina Indonesia targets to become the 4th largest oil and gas producer in Indonesia by 2020. Therefore, the oil and gas company from China will boost its oil production to 80 thousand barrels per hr (bpd).

President PetroChina Indonesia Gong Bencai

President PetroChina Indonesia Gong Bencai said the parent company of China National Petroleum Company, still makes Indonesia as one of the investment destination countries in the energy sector. For that side, it will be more aggressive investment in Indonesia that is by continuing operation of oil and gas blocks that manage, following auction which held by the government or buys shares (farm in) on oil and gas blocks that are worked on other oil and gas companies.

"In 2020, we are targeting total production to reach 80 thousand bpd for oil and 600 mmscfd (million standard cubic feet per day) for gas," Gong Bencai said.

It is also ready to boost investment funds in Indonesia from the average of US $ 300 billion per year.

"Our investment will be even greater starting next year," he added.

One of PetroChina's efforts to boost oil and gas production is by increasing the oil and gas blocks it manages. According to Gong, the same as last year, it will follow the auction of oil and gas blocks that will be held by the government in this year. It does not object to the scheme for gross splits in a production sharing contract (PSC). PetroChina appreciates the new scheme.

"Gross split gives more flexibility about costs and decision making," he said.

CNPCI Executive

Several blocks targeted by PetroChina through the auction are East Kalimantan Block and Attaka Block. Vice President of Supply Chain Management and Support Operations PetroChina Gusminar added, it has submitted a letter of interest to the government stating that PetroChina is interested in following the auction of the two blocks.

"We are awaiting the auction process and are still discussing with the government," he said.

Not only that, PetroChina is also interested in acquiring shares in other company managed blocks, some of which are Mahakam Block and Kasuri Block. According to Gusminar, his side has expressed interest in farm in Mahakam block to PT Pertamina (Persero).

But because Pertamina is still discussing the same thing with Total E & P Indonesie and Inpex Corporation, it is still awaiting reply from Pertamina. It hopes there will be a decision about the offer this year as well.

"We want (chip in) 15-20%, but Pertamina and Total are still discussing, so we are unofficial meeting first," he explained.

Another block is the Kasuri Block managed by Genting Oil Malaysia. It hopes to become the holder of the majority participation rights as well as the operator of the block. The reason, Genting Oil is intended to sell part of its participation to PetroChina.

Currently, discussions between his side and Genting Oil have reached commercial discussion. So it hopes the process the acquisition could be completed this year as well. PetroChina also intends to increase ownership of the participation section in South Jambi B Block which is being undertaken with ConocoPhillips.

He said ConocoPhillips, currently holding operatorship, was not interested in developing the block. "So PetroChina will propose as an operator to the government, so production in the block can be improved," he said.
Related to the Tuban Block, which has completed its contract this year, PetroChina as the holder of the existing participation right is still interested in continuing its management. Gusminar said, his side has submitted a proposal of a development plan to the government last year.

In the proposal, his party filed remains the owner of 100% participation rights at Mudi Field and 20% at Lapangan Sukowati. Currently, it is still waiting for a response from the government.

"Pertamina also submitted its own proposal, but the government also asked us to submit a proposal which may be in cooperation with Pertamina," he said.

Continue to rise

Meanwhile, PetroChina also continues to boost oil and gas production from oil and gas blocks owned in Indonesia.

"This year we are targeting total oil and gas production of around 100 thousand boepd (barrel oil equivalent per day/barrel of oil equivalent per day)," said Gong.

The target is higher than last year's realized oil and gas production of around 90 thousand boepd. In Jabung Block where PetroChina becomes operator, its oil and gas production keeps rising. In the last year, General Manager of Jabung PetroChinaYu Guoyi explained, oil and gas production of Jabung Block was boosted 5 thousand boepd to 55 thousand boepd. This year it aims to return add 5 thousand boepd.

"So this year the oil and gas production of Jabung Block is targeted at 60 thousand boepd," he said.

To that end, it will operate two new fields in this block, namely Sabar Field and Field Harvest. Later, the Sabar Field will produce 17 mmscfd of gas. While Field of Harvest will produce oil of 3 thousand BPD.

In addition, PetroChina will reactivate the development of Bangko Block. Field Manager Jabung Zhu Fumin explained that currently gas production in the block is only 7 bph. However, it will re-work the four old wells in the block within the next two months. This activity is expected to boost oil production Block bangko up to 600 bph.

"In Bangko there is also a gas prospect that is now being made POP (put on production) and POD (proposal of development/development plan), is expected to produce 5-10 mmscfd," he explained.

Currently, it is looking for buyers of this gas, one of them local enterprises. If it and BUMD can sign gas sales agreement (GSA) this year, then this new prospect can be produced in 2019. What is clear, PetroChina does not want this asset idle.

As is known, PetroChina holds the right of participation in nine oil and gas blocks, Jabung Block, Tuban, "Bird's Head, Bangko, West Jambi II, Strait Panjang, South Jambi B, and Madura. Since 2002, PetroChina has invested more than US $ 5 billion, paid taxes of more than US $ 3 billion, and provided revenue sharing to the country of more than US $ 9.5 billion.

East Natuna Block

Working East Natuna Block

PetroChina Indonesia is interested to join PT Pertamina (Persero) to work on East Natuna Block. Both companies are currently conducting joint studies. President of PetroChina Indonesia Gong Bencai said that his party is interested to cooperate with Pertamina to work on East Natuna Block and is doing joint study.

Moreover, PetroChina's research laboratory has large carbon dioxide processing technology in the field.

"We are being tested in Block Jabung, it will probably be known the result in the next few years," he said. If the test is successful, the technology can be used in the East Natuna Block. Admittedly, East Natuna Block requires a considerable investment fund, which is about US $ 40 billion.

China National Petroleum Company (CNPC)

However, it does not matter. The reason, China National Petroleum Company (CNPC) has a policy that makes Indonesia become one of the main destination countries of investment.

"Our parent company, CNPC, still sees Indonesia as one of the energy investment objectives," he said.

As is known, last year, ExxonMobil declared out of the consortium of East Natuna Block developers because it is considered uneconomical with the current conditions. This makes Pertamina the only company still interested to continue the development of the East Natuna Block.

However, formerly Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said the company is unlikely to work on the East Natuna Block development alone. Caused costs and risks to be borne by the company will be too large. Therefore with ExxonMobil not continuing to invest in the East Natuna Block to form a new consortium to be one solution.

"Such possibilities [will form a new consortium]," he said.

ExxonMobil is not the first company to surrender from the East Natuna Block development. Initially, Pertamina took ExxonMobil, Total SA, and Petronas to work on this block. Then in 2012, Petronas declared surrendered from the consortium and was replaced by PTT Thailand. Last year, Pertamina claimed that Total SA had resigned from the consortium.

With the pullback of ExxonMobil, the Thailand PTT is the only surviving partner. As is known, despite having large gas reserves, the content of carbon dioxide in East Natuna Block is also very high. This block reserve is estimated to be very large, reaching 222 trillion cubic feet.

But the carbon dioxide content is also quite high, reaching 72% so only 46 trillion cubic feet can be taken. The government first appointed Pertamina to develop the Natuna D-Alpha Block in the Letter of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 3588/11 / MEM / 2008 dated June 2, 2008, on Natuna D Alpha Gas Status (before being changed to East Natuna).

Furthermore, at the beginning of this year, the government re-affirmed the assignment of East Natuna Block management to Pertamina. After that, Pertamina consortium and its partners signed the principle of agreement (POA) East Natuna Block on August 19, 2011.


The signing is intended to continue the preparation process of the cooperation contract. The POA that expired at the end of 2015 was then extended by 30 months because the Transient Mist Remediation (TMR) has not been completed.


IN INDONESIA

2020, PetroChina Menaikkan Produksi Minyak 80 Ribu BPH


PetroChina Indonesia menargetkan bisa menjadi produsen migas terbesar ke-4 di Indonesia pada 2020. Untuk itu, perusahaan migas dari Tiongkok itu akan menggenjot produksi minyaknya menjadi 80 ribu barel per han (bph).

President PetroChina Indonesia Gong Bencai mengatakan, induk perusahaannya China National Petroleum Company, masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi di sektor energi. Untuk itu pihaknya akan semakin agresif berinvestasi di Indonesia yaitu dengan melanjutkan operasi blok-blok migas yang dikelolanya, mengikuti lelang yang digelar pemerintah, maupun membeli saham (farm in) di blok migas yang digarap perusahaan migas lain.

"Di 2020, kami menargetkan total produksi bisa mencapai 80 ribu bph untuk minyak dan 600 mmscfd (million standard cubic feet per day) untuk gas," kata Gong Bencai.

Pihaknya juga siap mendongkrak dana investasinya di Indonesia dari selama ini rata-rata US$ 300 miliar per tahun. 

“Investasi kami akan lebih besar lagi mulai tahun depan," tambahnya.

Salah satu upaya PetroChina untuk menggenjot produksi migasnya yakni dengan menambah blok migas yang dikelolanya. Menurut Gong, sama seperti tahun lalu, pihaknya akan mengikuti lelang blok migas yang akan digelar pemerintah pada tahun ini. Pihaknya tidak keberatan dengan skema bagi hasl kotor (gross split) dalam kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC). PetroChina justru mengapresiasi adanya skema baru ini.

"Gross split lebih memberikan fleksibilitas mengenai biaya-biaya dan pengambilan keputusan," ujarnya.

Beberapa blok yang diincar PetroChina melalui lelang itu adalah Blok East Kalimantan dan Blok Attaka. Vice President Supply Chain Management and Operations Support PetroChina Gusminar menambahkan, pihaknya sudah menyerahkan letter of interest kepada pemerintah yang menyatakan bahwa PetroChina berminat mengikuti lelang kedua blok tersebut.

"Kami sedang menunggu proses lelang dan masih diskusi dengan pemerintah," tuturnya.

Tidak hanya itu, PetroChina juga berminat mengakuisisi saham di blok yang dikelola perusahaan lain, beberapanya yakni Blok Mahakam dan Blok Kasuri. Menurut Gusminar, pihaknya sudah menyampaikan minatnya untuk farm in di Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero).

Namun karena Pertamina masih membahas hal yang sama dengan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation, pihaknya masih menunggu jawaban dari Pertamina.

Pihaknya berharap bisa ada keputusan soal tawaran tersebut pada tahun ini juga. 

"Kami ingin (chip in) 15-20%, tetapi Pertamina dan Total masih diskusi, jadi kami unofficial meeting dulu,“ jelas dia.

Blok lain yang diincar yakni Blok Kasuri yang dikelola oleh Genting Oil Malaysia. Pihaknya berharap bisa menjadi pemegang hak partisipasi mayoritas sekaligus operator blok tersebut. Pasalnya, Genting Oil memang berniat menjual bagian partisipasi yang dimilikinya kepada PetroChina. 

Saat ini, diskusi antara pihaknya dan Genting Oil sudah mencapai pembahasan komersial. Sehingga pihaknya berharap proses akuisisi tersebut bisa selesai pada tahun ini juga. PetroChina juga berniat menambah kepemilikan bagian partisipasi di Blok South Jambi B yang dikerjakan bersama ConocoPhillips. 

Dikatakannya, ConocoPhillips yang saat ini memegang operatorship, sudah tidak tertarik mengembangkan blok tersebut. "Sehingga PetroChina akan mengajukan sebagai operator ke pemerintah, sehingga produksi di blok itu bisa ditingkatkan,” kata dia.

Terkait Blok Tuban yang selesai kontraknya pada tahun ini, PetroChina sebagai pemegang hak partisipasi eksisting masih berminat melanjutkan pengelolaannya. Gusminar menuturkan, pihaknya sudah memasukkan proposal rencana pengembangan kepada pemerintah pada tahun lalu. 

Dalam proposal itu, pihaknya mengajukan tetap menjadi pemilik hak partisipasi 100% di Lapangan Mudi dan 20% di Lapangan Sukowati. Saat ini, pihaknya masih menunggu jawaban dari pemerintah.

"Pertamina juga submit proposal sendiri. Tetapi pemerintah juga meminta kami memasukkan proposal. Mungkin akan dikerjasamakan dengan Pertamina," ujarnya.

Terus Naik

Sementara itu, PetroChina juga terus menggenjot produksi migas dari blok-blok migas yang dimilikinya di Indonesia. 

"Tahun ini kami targetkan produksi migas total sekitar 100 ribu boepd (barrel oil equivalent per day/barel setara minyak per hari)," kata Gong. 

Target tersebut lebih tinggi dari realisasi produksi migas tahun lalu yang tercatat sekitar 90 ribu boepd. Di Blok Jabung di mana PetroChina menjadi operator, produksi migasnya terus naik. Pada tahun lalu, General Manager Jabung PetroChinaYu Guoyi memaparkan, produksi migas Blok Jabung berhasil digenjot 5 ribu boepd menjadi 55 ribu boepd.  Tahun ini pihaknya menargetkan bisa kembali menambah 5 ribu boepd.

"Jadi tahun ini produksi migas Blok Jabung ditargetkan sebesar 60 ribu boepd," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengoperasikan dua lapangan baru di blok ini, yakni Lapangan Sabar dan Lapangan Panen. Nantinya, Lapangan Sabar akan menghasilkan gas 17 mmscfd. Sementara Lapangan Panen akan memproduksi minyak sebesar 3 ribu bph. 

Selain itu, PetroChina akan mereaktivasi pengembangan Blok Bangko. Field Manager Jabung Zhu Fumin menjelaskan, saat ini produksi gas di blok tersebut hanya 7 bph. Namun, pihaknya akan melakukan kerja ulang empat sumur tua di blok ini dalam dua bulan ke depan. Kegiatan ini diharapkan bisa menggenjot produksi minyak Blok bangko hingga menjadi 600 bph.

"Di Bangko juga ada prospek gas yang sekarang sedang dibuat POP (put on production) dan POD (proposal of development/rencana pengembangan), diharapkan bisa menghasilkan 5-10 mmscfd," paparnya.

Saat ini pihaknya sedang mencari pembeli gas ini, salah satunya BUMD setempat. Jika pihaknya dan BUMD bisa meneken perjanjian jual beli gas (gas sales agreement/ GSA) pada tahun ini, maka prospek baru ini dapat diproduksi pada 2019. Yang jelas, PeteoChina tidak menginginkan aset ini didiamkan.

Seperti diketahui, PetroChina memegang hak partisipasi di sembilan blok migas, Blok Jabung, Tuban,” Kepala Burung, Bangko, West Jambi II, Selat Panjang, South Jambi B, dan Madura. Sejak 2002, PetroChina tercatat telah mengeluarkan investasi lebih dari US$ 5 miliar, menyetor pajak lebih dari US$ 3 miliar, dan memberikan dana bagi hasil ke negara lebih dari US$ 9,5 miliar.

Garap Blok East Natuna

PetroChina Indonesia berminat untuk bergabung dengan PT Pertamina (Persero) menggarap Blok East Natuna. Kedua perusahaan itu kini tengah melakukan kajian bersama. Presiden PetroChina Indonesia Gong Bencai mengatakan, pihaknya memang tertarik bekerja sama dengan Pertamina untuk mengerjakan Blok East Natuna dan sedang melakukan kajian bersama. 

Apalagi, laboratorium riset PetroChina memiliki teknologi pemrosesan karbondioksida di lapangan besar.

"Kami sedang tes di Blok jabung, mungkin akan diketahui hasilnya beberapa tahun mendatang," kata dia. Jika tes tersebut sukses,
teknologi tersebut bisa digunakan di Blok East Natuna. Diakuinya, Blok East Natuna membutuhkan dana investasi cukup besar, yakni sekitar US$ 40 miliar. 

Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah. Pasalnya, China National Petroleum Company (CNPC) memiliki kebijakan yang menjadikan Indonesia menjadi Salah satu negara tujuan utama investasi.

"Induk usaha kami, CNPC, masih melihat Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi energi," ujarnya.

Seperti diketahui, pada tahun lalu, ExxonMobil menyatakan keluar dari konsorsium pengembang Blok East Natuna karena dinilai tidak ekonomis dengan kondisi saat ini. Hal ini membuat Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan yang masih berminat melanjutkan pengembangan Blok East Natuna.

Namun, sebelumnya Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan perseroan tidak mungkin mengerjakan pengembangan Blok East Natuna sendirian. Disebabkan biaya dan resiko yang harus ditanggung perseroan akan terlalu besar. Maka dari itu dengan ExxonMobil tidak melanjutkan investasi di Blok East Natuna membentuk konsorsium baru menjadi salah satu solusi.
“Kemungkinan seperti itu [akan membentuk konsorsium baru],” kata dia.

ExxonMobil bukan perusahaan pertama yang menyerah dari pengembangan Blok East Natuna. Awalnya, Pertamina menggandeng ExxonMobil, Total SA, dan Petronas untuk menggarap blok ini. Kemudian pada 2012, Petronas menyatakan menyerah dari konsorsium dan digantikan oleh PTT Thailand. Selanjutnya pada tahun lalu, Pertamina mengklaim Total SA telah mengundurkan diri dari
konsorsium. 

Dengan mundurnya ExxonMobil, maka PTT Thailand menjadi satu-satunya mitra yang masih bertahan. Seperti diketahui, meski memiliki cadangan gas besar, kandungan karbondioksida di Blok East Natuna juga sangat tinggi. Cadangan blok ini memang diperkirakan sangat besar, yakni mencapai 222 Triliun kaki kubik.

Namun kandungan karbondioksidanya juga cukup tinggi, yaitu mencapai 72%, sehingga hanya 46 triliun kaki kubik saja yang dapat diambil. Pemerintah pertama kalinya secara resmi menunjuk Pertamina untuk mengembangkan Blok Natuna D-Alpha dalam Surat Menteri ESDM No 3588/1 1/ MEM/ 2008 tertanggal 2 Juni 2008 tentang Status Gas Natuna D Alpha (sebelum berganti menjadi East Natuna). 

Selanjutnya, pada awal tahun ini, pemerintah kembali menegaskan penugasan pengelolaan Blok East Natuna kepada Pertamina.  Setelah itu, konsorsium Pertamina dan mitranya menandatangani prinsip-prinsip kesepakatan (principle of agreement/POA) Blok East Natuna pada 19 Agustus 2011.


Penandatanganan ini dimaksudkan untuk melanjutkan proses persiapan kontrak kerja sama. POA yang berakhir pada akhir 2015 ini kemudian diperpanjang 30 bulan karena Transient Mist Remediation (TMR) belum selesai.

Investor Daily, Page-9, Thursday, Jan 11, 2018

PetroChina Unlock Five Sleep Blocks



PetroChina began to intensively work on its assets in Indonesia. This step after their two main blocks Tuban East Java and Jabung Sumatra continue to experience a decrease in natural production (natural decline).

PetroChina plans to activate five blocks that have been sleeping alias not developed. The five blocks are West Jambi II, Strait Block, South Jambi B Block, Madura Block and Bird Head-Salawati Basin Block.

Gusmiran, Vice President of Supply Chain Management & Operation Support of Petro-China Indonesia, said the five blocks have not been done since PetroChina's management focus on Jabung Block.

To increase the production of the five blocks owned, PetroChina will perform the activities as cement and rework (workover).

"With the new management, we want to be more aggressive again," he said.

Presiden PetroChina Indonesia Gong Bencai 

Meanwhile, President of PetroChina Indonesia Gong Bencai added that this year PetroChina will undertake the activities of drilling 16 new wells, 17 wells rework and well service of 123 wells.

In addition to maintaining Jabung block, PetroChina will invest in Bangko Block. In order to maximize production, PetroChina will undertake rework so that there is an increase of oil production from 7 barrels of oil per day (bopd) to 600 bopd.

PetroChina also plans to complete the plan of development (POD) for the discovery of gas reserves of 5 million to 10 million cubic feet. If the POD process has been approved and the buyer of gas, then the gas field construction process in Bangko Block could start this year.

With PetroChina's efforts, it is expected that total production this year can reach 100,000 barrels of oil equivalent per day (boepd). This amount increased by 5.2% compared to last year's Petro-China production of around 95,000 boepd.

To finance these activities, PetroChina has prepared capital expenditure (capex) this year of US $ 59.9 million. In addition, also prepared operation expenditure (opex) of US $ 286.23 million.

The number is increasing compared to last year. In 2017 the amount of capex of US $ 43.9 million and opex in that year amounted to US $ 201.9 million.

IN INDONESIA

PetroChina Aktifkan Lima Blok Tidur


PetroChina mulai gencar menggarap aset-asetnya di Indonesia. Langkah ini setelah dua blok utama mereka yakni Tuban Jawa Timur dan Jabung Sumatra terus mengalami penurunan produksi alamiah (natural decline).

PetroChina rencananya akan mengaktifkan lima blok yang selama ini tertidur alias tidak dikembangkan. Kelima blok tersebut adalah West Jambi II, Blok Selat Panjang, Blok South Jambi B, Blok Madura dan Blok Kepala Burung-Salawati Basin.

Gusmiran, Vice President Supply Chain Management & Operation Support Petro-China Indonesia mengatakan, kelima blok tersebut selama ini tidak dikerjakan karena manajemen PetroChina fokus pada Blok Jabung.

Untuk meningkatkan produksi kelima blok yang dimiliki tersebut, PetroChina akan melakukan kegiatan sesimik dan pengerjaan ulang (workover). 

"Dengan manajemen baru, kami ingin lebih agresif lagi," ujarnya.

Sementara itu Presiden PetroChina Indonesia Gong Bencai menambahkan, tahun ini PetroChina akan melakukan kegiatan berupa pengeboran 16 sumur baru, pengerjaan ulang 17 sumur dan perawatan sumur (well service) sebanyak 123 sumur.

Selain masih mempertahankan blok Jabung, PetroChina akan berinvestasi di Blok Bangko. Agar berproduksi maksimal, PetroChina akan melakukan pengerjaan ulang sehingga ada peningkatan produksi minyak dari 7 barrels of oil per day (bopd) menjadi 600 bopd.

PetroChina juga berencana menyelesiakan plan of development (POD) untuk penemuan cadangan gas sebesar 5 juta sampai 10 juta kaki kubik. Jika proses POD sudah disetujui dan mendapatkan pembeli gas, maka proses konstruksi lapangan gas di Blok Bangko bisa dimulai pada tahun ini.

Dengan upaya PetroChina tersebut, diharapkan total produksi tahun ini dapat mencapai 100.000 barel oil equivalent per day (boepd). Jumlah ini meningkat sekitar 5,2% dibandingkan produksi Petro-China sepanjang tahun lalu sekitar 95.000 boepd.

Untuk membiayai kegiatan tersebut, PetroChina sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini sebesar US$ 59,9 juta. Selain itu disiapkan pula operation expenditure (opex) sebesar US$ 286,23 juta.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2017 jumlah capex sebesar US$ 43,9 juta dan opex di tahun itu sebesar US$ 201,9 juta.

Kontan, Page-14, Thursday, Jan 11, 2018

SKK Migas Does Not Sell Gas Price US $ 3 per mmbtu



Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) will not accept the Masela gas price bid of US $ 3 per mmbtu from domestic buyers.

Not only the Masela Block, the decision also applies to all gas prices from various gas fields in Indonesia. Not without basis, SKK Migas refers to the offer of gas prices from overseas bidders higher than local bidders. For example the price of gas in Bintuni Bay West Papua with an indicative offer price of US $ 5.2 per mmbtu.

"I went to China all the way there, where it costs US $ 6.2," said Amien Sunaryadi, Head of SKK Migas.

Therefore, SKK Migas argues that the local bidder for the Masela gas price of US $ 3 per mmbtu just wants to find nesting. It is possible that the bidder is a gas broker who then resells the purchased gas. Therefore rather than selling gas at low prices, SKK Migas chose to seek out its own gas buyers.

"For upstream oil and gas, if you bid US $ 3, we will find buyers themselves," said Amien.

Just so you know, the government has set the production capacity of liquefied natural gas (LNG) Masela Block reaches 9.5 MTPA and gas pipe of 150 mmscfd. The gas field production target in Maluku is in 2029.

IN INDONESIA

SKK Migas Tidak Mau Menjual Harga Gas US$ 3 per mmbtu


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak akan menerima tawaran harga gas Blok Masela sebesar US$ 3 per mmbtu dari pembeli domestik. 

Tidak hanya Blok Masela, keputusan tersebut juga berlaku untuk semua harga gas dari berbagai lapangan gas di Indonesia. Bukan tanpa dasar, SKK Migas mengacu pada tawaran harga gas dari penawar luar negeri yang lebih tinggi dibandingkan penawar lokal. Sebagai contoh harga gas di Teluk Bintuni Papua Barat dengan tawaran harga indikatif sebesar US$ 5,2 per mmbtu. 

"Saya pergi ke China jauh-jauh ke sana, di sana harganya US$ 6,2," tegas Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas.

Maka dari itu, SKK Migas berpendapat, penawar lokal harga gas Blok Masela sebesar US$ 3 per mmbtu hanya ingin mencari kenutungan. Tidak menutup kemungkinan penawar tersebut adalah perantara gas yang kemudian menjual kembali gas yang dibeli. Oleh karenanya daripada menjual gas pada harga rendah, SKK Migas memilih untuk mencari pembeli gas sendiri. 

"Bagi hulu migas, kalau menawar US$ 3, kami akan cari pembeli sendiri," tegas Amien.

Asal tahu, pemerintah sudah menetapkan kapasitas produksi liquefied natural gas (LNG) Blok Masela mencapai 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 mmscfd. Adapun target produksi lapangan gas di Maluku tersebut pada tahun 2029.

Kontan, Page-14, Thursday, Jan 11, 2018

PetroChina Wants Master Mahakam Bloc



Mahakam block continues to release new news. The latest news comes to PetroChina eyeing the Block management section. The Chinese oil and gas company is eyeing a 15% -20% shareholding in Mahakam. Claiming to be ready to invest in (in-house), until now, there is still no official decision.

"We discussed recently, these weeks," said Gusmiran, Vice President of Supply Chain Management & Operation Support of PetroChina Indonesia.


PetroChina

Only, PetroChina has signed a memorandum of understanding (MOU) with Pertamina since November 2017. Under the agreement, PetroChina will develop oil and gas blocks in Indonesia including the Mahakam Block.

According to Gusmiran, although PetroChina's intention to enter the Mahakam block has been granted permission from Pertamina, it still needs to be discussed between the SOE with Total EP Indonesie (France) and Inpex Japan Corporation. Only the two companies are still difficult to negotiate for shared ownership.


The Mahakam Block

Although, the Government of Indonesia has approved Total EP and Inpex can get 39% stake in Mahakam Block. When PetroChina steps into the Mahakam Block is realized, this will not affect Pertamina's position as a controller. PetroChina enters the Mahakam through the Total EP and Inpex sections.

In order to manage the Mahakam block, PetroChina has to spend a huge amount of money. Based on the valuation of Mahakam assets calculated by the Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Unit (SKK Migas), the estimated asset of Mahakam as of December 31, 2017, is US $ 9.43 billion. If it takes 15% -20% of the shares, Petrochina must spend between US $ 1.4 billion - US $ 1.88 billion.

SKK Migas noted that the proven reserves of the Mahakam Block as of January 1, 2016, are 4.9 tcf of gas, 57 million barrels of oil and 45 million barrels of condensate. As of November 2017, the Mahakam Block produces 52,000 barrels of oil and condensate oil per day. 

 Meanwhile, gas production is 360 million cubic feet of natural gas per day. Previously, Syamsu Alam Director Hulu Pertamina once said other than Total EP and Inpex, there are some companies that are interested to enter the Mahakam Block.

IN INDONESIA

PetroChina Ingin Menguasai Blok Mahakam


Blok Mahakam terus merilis berita baru. Terbaru muncul kabar PetroChina mengincar bagian Pengelolaan blok tersebut. Perusahaan minyak dan gas bumi dari Tiongkok ini mengincar kepemilikan saham 15%-20% di Mahakam. Mengaku siap melakukan penyertaan modal (farm in), hingga kini, masih belum ada keputusan resmi. 

"Kami membahas belum lama ini, pekan-pekan inilah,” kata Gusmiran, Vice President Supply Chain Management & Operation Support PetroChina Indonesia.

Hanya, PetroChina sudah melakukan penandatangan memorandum of understanding (MOU) dengan Pertamina sejak November 2017. Dalam kesepakatan itu, PetroChina akan mengembangkan blok-blok migas di Indonesia termasuk Blok Mahakam.

Menurut Gusmiran, walaupun niat PetroChina masuk ke Blok Mahakam telah mendapat ijin dari Pertamina, masih perlu pembicaraan antara BUMN tersebut dengan Total EP Indonesie (Perancis) dan Inpex Corporation Jepang. Hanya kedua perusahaan tersebut masih sulit negosiasi unutk bagian kepemilikan saham.

Meski, Pemerintah Indonesia sudah merestui Total EP dan Inpex bisa mendapat 39% saham Blok Mahakam. Bila langkah PetroChina masuk ke Blok Mahakam terealisasi, ini tidak akan mempengaruhi posisi Pertamina sebagai pengendali. PetroChina masuk ke Mahakam melalui bagian Total EP dan Inpex.

Untuk dapat mengelola blok Mahakam, PetroChina harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Berdasarkan valuasi aset Mahakam yang dihitung Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), estimasi aset Mahakam per 31 Desember 2017 segede US$ 9,43 miliar. Jika mengambil 15%-20% saham, Petrochina harus mengeluarkan dana antara US$ 1,4 miliar - US$ 1,88 miliar.

SKK Migas mencatat, cadangan terbukti Blok Mahakam per 1 Januari 2016 sebesat 4,9 tcf gas, 57 juta barel minyak dan 45 juta barrel kondensat. Hingga November 2017, Blok Mahakam memproduksi minyak dan kondensat 52.000 barel minyak per hari. 

     Sementara, produksi gas 360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Sebelumnya, Syamsu Alam Direktur Hulu Pertamina pernah bilang selain Total EP dan Inpex, ada beberapa perusahaan yang berminat masuk ke Blok Mahakam.

Kontan, Page-1, Thursday, Jan 11, 2018