google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 All Posts - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, February 8, 2018

PNBP Reduction Difficult to Press Industrial Gas Price


    The government said the reduction of Non-Tax State Revenue (PNBP) up to US $ 4.3 million will only cut the price of gas to industry around US $ 0.3-0.7 per million british/mmbtu. Therefore, the reduction of industrial gas prices will still be reviewed by the Coordinating Ministry for Economic Affairs.

    Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said the discussion to reduce industrial gas prices continues to be done by the government. The reason, from seven industries that are entitled to get low gas prices, until now only realized for three types of industries namely steel industry, fertilizer industry, and petrochemical industry.

    Presidential Regulation No. 40 of 2016 which became the legal basis for the revision of gas prices to industry since last May. With this beleid, the price of gas to certain industries above US $ 6 per mmbtu could potentially be lowered. Industries that can enjoy this price are fertilizer industry, petrochemical, oleochemical, steel, ceramic, glass, and rubber gloves.

    This industry is considered worthy of incentives because of its weak competitiveness and absorb a lot of manpower. Referring to the Presidential Decree, the decline in gas prices is one of which is pursued through the reduction of PNBP taken by the government from gas sales by oil and gas companies.

"But (PNBP) has been reduced, the effect is very small at around US $ 0.3-0.7 per mmbtu and it is not below US $ 6 per mmbtu of gas price," he said.

    Though PNBP is estimated to be cut to US $ 4.3 million if the move is realized. That's why the government then wants to see how much benefit from the PNBP deductions, from the upstream, the government is also difficult to reduce the gas price because the contract has been signed and capital spending has been issued.

"This is again seen, if the state is reduced by US $ 4.3 million, we will get how much. Finance Minister Sri Mulyani considers it, "said Arcandra.

    Arcandra added that the Ministry of Industry has recommended 80 companies to obtain gas at low prices. The total volume of gas for the entire company is only about 21 million cubic feet per day / mmscfd. Currently, 56 companies are being processed. The government will still discuss again the issue of the decline in industrial gas prices.

"Due to the downturn of its PNBP, it is being evaluated from the Coordinating Ministry of Economic Affairs. We'll wait, "he said.

    In addition, it is also still awaiting a decision from Finance Minister Sri Mulyani. In Presidential Regulation 40/2016 mentioned, if the current price of natural gas does not meet the industrial economy, then the government will set a certain price of natural gas.

    Later, the price of this particular gas is determined by looking at the availability of natural gas for industry and economic growth that can be achieved with the utilization of gas in providing added value. Previously, the government has issued Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) No. 40 of 2016 on Gas Prices For Certain Industries.

    In this regulation, there are eight industries that get special gas prices. However, the price of gas for PT Kaltim Parna Industri, PT Kaltim Methanol Industri, and PT Pupuk Kalimantan Timur are still in accordance with the current price formula.

    This is because gas prices for these three industries are still low at around US $ 2,855,865 per mmbtu. As for the other four industries, the gas price formula is changed. For PT Pupuk Kujang Cikampek, gas price from Pertamina EP decreased from US $ 6.62 per mmbtu to US $ 6 per mmbtu and from Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) decreased to US $
5.73 per mmbtu.

    The gas price for PT Pupuk Sriwidjaja Palembang from Pertamina EP decreased from US $ 6.54-6,73 to US $ 6 per mmbtu and JOB PHE-Talisman from US $ 6.56 to US $ 6.48 per mmbtu. Furthermore, for PT Pupuk lskandar Muda, gas prices from JOB PHE North Sumatra B and North Sumatra Offshore fell from US $ 7.54 to US $ 6 per mmbtu.

    Gas price for PT Petrokimia Gresik from Kangean Energy Limited fell from US $ 6.28 to US $ 6 per mmbtu. Finally, PT Krakatoa Steel's gas price from PT Pertamina EP fell from US $ 7.35 to US $ 6 per mmbtu.

IN INDONESIA

Pengurangan PNBP Sulit Tekan Harga Gas Industri


    Pemerintah menyatakan pengurangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga US$ 4,3 juta hanya akan memangkas harga gas ke industri sekitar US$ 0,3-0,7 per million britishthermal unit/mmbtu. Karenanya, pengurangan harga gas industri ini masih akan dikaji Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pembahasan untuk menekan harga gas industri terus dilakukan pemerintah. Pasalnya, dari tujuh industri yang berhak memperoleh harga gas rendah, hingga kini hanya terealisasi untuk tiga jenis industri saja yakni industri baja, industri pupuk, dan industri petrokimia.

    Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 yang menjadi dasar hukum revisi harga gas ke industri sejak Mei lalu. Dengan beleid ini, harga gas ke industri tertentu di atas US$ 6 per mmbtu berpotensi diturunkan. Industri yang dapat menikmati harga ini adalah industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

    Industri ini dinilai layak mendapat insentif karena daya saingnya lemah dan menyerap banyak tenaga kerja. Mengacu Peraturan Presiden tersebut, penurunan harga gas salah satunya diupayakan melalui pengurangan PNBP yang diambil pemerintah dari penjualan gas oleh perusahaan migas.

“Tetapi (PNBP) sudah dikurangi, kecil sekali efeknya sekitar US$ 0,3-0,7 per mmbtu dan itu tidak di bawah US$ 6 per mmbtu harga gasnya,” kata dia.

Padahal PNBP diperkirakan akan terpotong hingga US$ 4,3 juta jika langkah tersebut direalisasikan. Karena itulah pemerintah kemudian ingin melihat seberapa besar manfaat yang diperoleh dari pemotongan PNBP Pasalnya, dari hulu pun, pemerintah juga sulit menekan harga gas karena kontrak sudah ditandatangani dan modal belanja sudah dikeluarkan.

“Ini lagi dilihat, kalau bagian negara berkurang US$ 4,3 juta, nanti kita dapat berapa. Menteri Keuangan Sri Mulyani mempertimbangkan itu,” kata Arcandra.

    Arcandra menambahkan, Kementerian Perindustrian telah merekomendasikan 80 perusahaan untuk memperoleh gas dengan harga rendah. Total volume penguntukan gas seluruh perusahaan ini hanya sekitar 21 juta kaki kubik per hari/mmscfd. Saat ini, sebanyak 56 perusahaan sedang diproses. Pemerintah masih akan membahas lagi masalah penurunan harga gas industri.

“Karena turun PNBP-nya, sedang dievaluasi dari Kementerian Koordinator Perekonomian. Kita tunggu,” katanya.

    Selain itu, pihaknya juga masih menunggu keputusan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam Peraturan Presiden 40/2016 disebutkan, jika harga gas bumi yang ada saat ini tidak memenuhi keekonomian industri, maka pemerintah akan menetapkan harga gas bumi tertentu.

    Nantinya, harga gas bumi tertentu ini ditetapkan dengan melihat ketersediaan gas bumi untuk industri dan pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai dengan pemanfaatan gas dalam memberikan nilai tambah. Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 40 Tahun 2016 tentang Harga Gas Untuk Industri Tertentu.

    Dalam regulasi ini, terdapat delapan industri yang mendapatkan harga gas khusus. Namun, harga gas untuk PT Kaltim Parna Industri, PT Kaltim Methanol Industri, dan PT Pupuk Kalimantan Timur masih sesuai dengan formula harga yang berlaku saat  ini.

    Hal ini karena harga gas untuk ketiga industri ini masih rendah yakni sekitar US$ 2,855,865 per mmbtu. Sementara untuk empat industri lain, formula harga gasnya diubah. Untuk PT Pupuk Kujang Cikampek, harga gas dari Pertamina EP turun dari US$ 6,62 per mmbtu menjadi US$ 6 per mmbtu dan dari Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) turun menjadi US$
5,73 per mmbtu.

    Selanjutnya harga gas untuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dari Pertamina EP turun dari US$ 6,54-6,73 menjadi US$ 6 per mmbtu dan JOB PHE-Talisman dari US$ 6,56 menjadi US$ 6,48 per mmbtu. Selanjutnya, untuk PT Pupuk lskandar Muda, harga gas dari JOB PHE North Sumatera B dan North Sumatera Offshore turun dari US$ 7,54 menjadi US$ 6 per mmbtu.

    Harga gas untuk PT Petrokimia Gresik dari Kangean Energy Limited turun dari US$ 6,28 menjadi US$ 6 per mmbtu. Terakhir, harga gas PT Krakatau Steel dari PT Pertamina EP turun dari US$ 7,35 menjadi US$ 6 per mmbtu.

Investor Daily, Page-9, Friday, Jan 26, 2018

East Kalimantan Block and Attaka Cancel Auctioned



    The government declared that the two expired blocks of East Kalimantan and Attaka were canceled. This is because PT Pertamina is interested in managing these two blocks integrated with the Mahakam Block.

    Secretary General concurrently Acting Director General of Oil and Gas of the Ministry of Energy and Mineral Resources Ego Syahrial said initially, Pertamina is worried about managing these two oil and gas blocks because there are substantial abandonment and site restoration (ASR) burden. But if it is integrated with the Mahakam block, the management of these two blocks can be economical.

"Pertamina must count eight blocks as a whole, not case by case. Initially Pertamina was afraid to manage East Kalimantan Block and Attaka because it was charged ASR funds, but now it would be economical to see it comprehensive, "he said.

    As is known, the government has commissioned the management of eight blocks that ended its contract this year to Pertamina. Of the eight blocks, Pertamina is assured of obtaining the rights of the North Sumatera Offshore Block and Central Block management, as it will be combined with the blocks currently owned by Pertamina.

    Meanwhile, East Kalimantan and Attaka Blocks will be offered by the government to investors in an auction held earlier this year. This has to be done after Pertamina and the existing contractor declared no interest working on it.

    For the remaining four blocks, Pertamina must compete with existing contractors because the government wants the best proposal proposed development plan. These four blocks are Tuban Block, Ogan Komering, South East Sumatera, and Sanga-Sanga. Ogan Komering Block is currently managed by Pertamina with Talisman, while the Tuban Block is managed by Petrochina East Java with Pertamina. Then, the South East Sumatera Block was done by CNOOC and Sanga-Sanga Block by Vico Indonesia.

    Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam is reluctant to specify which blocks are of interest to be managed.

"We talked about eight working areas as a whole, not one by one," he said.

    Earlier this week, his office had sent a letter to the ESDM Ministry related to the eight termination blocks. This letter is said to be related to the management of future termination blocks. In addition, the letter does not address the right to match rights offered to the company.

    Right to match or match the existing contractor's offer given by the government in order to obtain the right of termination block management. This is to ensure the country gets the best offer, so the state revenue from the block is not reduced. 

     The government is targeting the new termination block contract to be signed at the beginning of this year. It is recalled that some blocks will expire in February. Precisely, the Tuban Block will end its contract on February 23, 2018 and Ogan Komering on February 28, 2018.

IN INDONESIA

Blok East Kalimantan dan Attaka Batal Dilelang


    Pemerintah menyatakan bahwa dua blok yang habis kontraknya yaitu East Kalimantan dan Attaka batal dilelang. Hal ini karena PT Pertamina berminat mengelola dua blok ini terintegrasi dengan Blok Mahakam.

    Sekretaris Jenderal merangkap Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, awalnya, Pertamina khawatir mengelola dua blok migas ini karena ada beban dana pascatambang (abandonment and site restoration/ASR) yang cukup besar. Namun jika diintegrasikan dengan Blok Mahakam, pengelolaan kedua blok ini bisa ekonomis.

“Pertamina harus hitung delapan blok secara keseluruhan, bukan case by case. Awalnya Pertamina takut mengelola Blok East Kalimantan dan Attaka karena dibebankan dana ASR, tetapi sekarang akan ekonomis kalau lihatnya komprehensif,” kata dia.

    Seperti diketahui, pemerintah telah menugaskan pengelolaan delapan blok yang berakhir kontraknya pada tahun ini kepada Pertamina. Dari delapan blok itu, Pertamina dipastikan memperoleh hak pengelolaan Blok North Sumatera Offshore dan Blok Tengah, karena akan digabungkan pengelolaannya dengan blok yang saat ini dimiliki Pertamina.

    Sementara Blok East Kalimantan dan Attaka sempat akan ditawarkan pemerintah kepada investor dalam lelang yang digelar awal tahun ini. Hal ini terpaksa dilakukan setelah Pertamina dan kontraktor eksisting menyatakan tidak berminat
menggarapnya.

    Untuk sisa empat blok lainnya, Pertamina harus bersaing dengan kontraktor eksisting karena pemerintah menginginkan tawaran proposal rencana pengembangan yang terbaik. Keempat blok ini adalah Blok Tuban, Ogan Komering, South East Sumatera, dan Sanga-Sanga. Blok Ogan Komering saat ini dikelola Pertamina bersama Talisman, sernentara Blok Tuban digarap Petrochina East Java bersama Pertamina. Kemudian, Blok South East Sumatera dikerjakan oleh CNOOC dan Blok Sanga-Sanga oleh Vico Indonesia.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam enggan merinci blok mana saja yang diminati untuk dikelola.

“Kami bicaranya delapan wilayah kerja secara keseluruhan, tidak satu per satu,” tutur dia.

    Sebelumnya, pada awal pekan ini, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM terkait delapan blok terminasi tersebut. Surat ini disebutnya terkait dengan pengelolaan blok-blok terminasi ke depannya. Selain itu, surat tersebut tidak membahas soal hak right to match yang ditawarkan ke perseroan.

    Hak right to match atau menyamai tawaran kontraktor eksisting diberikan pemerintah agar bisa memperoleh hak pengelolaan blok terminasi. Hal ini untuk memastikan negara mendapat penawaran terbaik, sehingga pendapatan negara dari blok tersebut tidak berkurang. 

    Pemerintah menargetkan kontrak baru blok terminasi ini bisa diteken pada awal tahun ini. Hal ini mengingat, beberapa blok akan berakhir kontraknya pada Februari. Tepatnya, Blok Tuban akan berakhir kontraknya pada 23 Februari 2018 dan Ogan Komering pada 28 Februari 2018.

Investor Daily, Page-9, Friday, Jan 26, 2018

Saturday, February 3, 2018

Oil Resurgence Needs Government Response



    Rising oil prices have a positive impact on the state's revenues from oil and gas. However, it will also press the trade balance and push inflation.

    The average world oil price this year will be higher than last year. Pressure on the State Budget Expenditure (APBN) 2018 is expected to be managed. However, there are things that need to be anticipated, namely the pressure on the economy at large. Deputy Director of the Institute for Eko Listiyanto, Eko Listiyanto, Development of Economics and Finance (EFE) said in a press statement in Jakarta on Thursday (25/1) that the increase of oil price has positive impact on several aspects. Positive impacts include increased state revenues from oil and gas.

    However, there are pressures that arise, especially outside the state budget. Rising oil prices will directly push inflation. That is, there is potential for public consumption will be reduced so that ultimately reduce household consumption as the basis of economic growth.

    The rise in oil prices, according to Eko, will also boost demand for US dollar (US) in the country. Therefore, Indonesia is a net importer of oil. At a time when exports are still trying to stabilize, the condition is at risk of pressuring the balance of the foreign exchange market. In the end, the rupiah exchange rate against the US dollar could be depressed. Increased oil imports, also will occur so as to suppress the trade balance.

"Investment will also be affected. Investment needs energy. For the industry, distribution requires trucks or boats that require energy, "Eko said.

    In order to anticipate pressure from rising oil prices, Indef recommends the government to immediately announce mitigation measures. This is important to provide certainty to the business world.

Assumption
    Researcher Indef Abdul Manap Pulungan added that if Indonesia's crude oil price rises 1 US dollar per barrel above the assumption, state revenues will increase by Rp 200 billion to Rp 900 billion from the 2018 state budget target. This increase will be seen in tax revenue or state revenues instead tax (PNBP).

"But at the same time, the yield on state treasury letters will also rise Rp 1.4 trillion-Rp 2.4 trillion to compensate for inflation," he said.

    Separately, lecturer at the Faculty of Earth and Trisakti University of Technology, Pri Agung Rakhmanto, argues that oil price fluctuations will basically always benefit Indonesia as long as the domestic fuel price is right. True is meant when the price within the range of subsidies set by the government.

    The government's three-month price adjustment policy, according to Pri Agung, is the right way to make the domestic fuel price (BBM) fitting. The problem is, the last adjustment made by the government in August 2016. Furthermore, the government never adjust again.

"If the three-month adjustment is consistently executed, we will not be in trouble now. Since there has not been any adjustment since August 2016 until now, so if we want to adjust it right now weighing because the difference is wide. Around Rp 1,400 per liter, "he said.

    The solution, according to Pri Agung, there are three ways. First, it imposes a deficit in the allocation of subsidies to Pertamina as it has been done so far. Second, the fuel subsidy budget is added. Third, the price should be adjusted gradually. Of course, this choice will inevitably have to include political considerations, "said Pri Agung.

    The government and the House of Representatives set the average price of Indonesia's crude oil this year to US $ 48 per barrel, based on Bloomberg's page yesterday, World WTI oil price of 66.25 US dollars per barrel. As for Brent type 71.01 US dollars per barrel.

IN INDONESIA

Gejolak Minyak Butuh Respon Pemerintah


    Kenaikan harga minyak berdampak positif terhadap pendapatan negara dari minyak dan gas bumi. Namun, juga akan menekan neraca perdagangan dan mendorong inflasi.

    Rata-rata harga minyak dunia tahun ini akan lebih tinggi daripada tahun lalu. Tekanan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 diperkirakan akan terkelola. Namun, ada hal yang perlu diantisipasi, yakni tekanan terhadap perekonomian secara luas. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (25/1), menyatakan, kenaikan harga minyak bumi memberikan dampak positif pada beberapa aspek. Dampak positif itu di antaranya kenaikan pendapatan negara dari minyak dan gas bumi.

    Namun, ada tekanan yang muncul, terutama di luar APBN. Kenaikan harga minyak secara langsung akan mendorong inflasi. Artinya, ada potensi konsumsi masyarakat akan berkurang sehingga pada akhirnya menekan konsumsi rumah tangga sebagai basis pertumbuhan ekonomi.

    Kenaikan harga minyak, menurut Eko, juga akan mendorong permintaan dollar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri. Sebab, Indonesia adalah importir bersih minyak. Di saat ekspor yang masih berusaha stabil, kondisi itu berisiko menekan keseimbangan pasar valuta asing. Pada akhirnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa tertekan. Peningkatan impor minyak, juga akan terjadi sehingga menekan neraca perdagangan.

”Investasi juga akan terdampak Investasi butuh energi. Untuk industri, distribusi membutuhkan truk atau kapal yang memerlukan energi,” kata Eko.

    Dalam rangka mengantisipasi tekanan akibat kenaikan harga minyak, Indef merekomendasikan pemerintah untuk segera mengumumkan langkah mitigasi. Hal ini penting untuk memberikan kepastian terhadap dunia usaha.

Asumsi

    Peneliti Indef Abdul Manap Pulungan, menambahkan, jika harga minyak mentah Indonesia naik 1 dollar AS per barrel di atas asumsi, penerimaan negara akan bertambah Rp 200 miliar hingga Rp 900 miliar dari target APBN 2018. Kenaikan ini akan terlihat pada penerimaan pajak ataupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

”Namun pada saat yang sama, imbal hasil surat perbendaharaan negara juga akan naik Rp 1,4 triliun-Rp 2,4 triliun untuk mengompensasi inflasi,” katanya.

    Secara terpisah, dosen Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, Pri Agung Rakhmanto, berpendapat, gejolak harga minyak pada dasarnya akan selalu menguntungkan Indonesia sepanjang harga BBM dalam negeri benar. Benar yang dimaksud adalah manakala harga dalam jangkauan subsidi yang ditetapkan pemerintah.

    Kebijakan penyesuaian harga per tiga bulan yang sempat dilakukan pemerintah, menurut Pri Agung, adalah cara yang tepat untuk membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri pas. Persoalannya, penyesuaian terakhir dilakukan pemerintah pada Agustus 2016. Selanjutnya, pemerintah tidak pernah menyesuaikan lagi.

”Kalau penyesuaian per tiga bulan konsisten dijalankan, kita tidak akan kesulitan seperti sekarang. Karena tidak pernah ada penyesuaian sejak Agustus 2016 sampai sekarang, maka kalau saat ini mau langsung disesuaikan akan berat karena selisihnya lebar. Sekitar Rp 1.400 per liter,” ujarnya.

    Solusinya, menurut Pri Agung, ada tiga cara. Pertama, membebankan kekurangan alokasi subsidi ke Pertamina sebagaimana dilakukan selama ini. Kedua, anggaran subsidi BBM ditambah. Ketiga, harga harus disesuaikan secara bertahap. Tentu pilihan ini mau tidak mau harus memasukkan pertimbangan politik,” ujar Pri Agung.

    Pemerintah dan DPR menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia tahun ini 48 dollar AS per barrel, Berdasarkan laman Bloomberg, kemarin, harga minyak dunia jenis WTI 66,25 dollar AS per barrel. Adapun jenis Brent 71,01 dollar AS per barrel.

Kompas, Page-17, Friday, Jan 26, 2018

Gas Prices Four Industries Still Difficult Down



    The ESDM Ministry proposes that the PNBP for 80 companies be lowered or eliminated

    The government is still looking for ways to reduce gas prices for seven specific industries that have been set in Presidential Decree (Perpres) no. 40 of 2016. So far, only three industrial sectors whose gas prices are now up to US $ 6 per mmbtu are steel, fertilizer and potrochemicals.

    While four other industries namely ceramics, glass, rubber gloves and oleochyemical have not also received a decrease in gas prices. Despite pledges of decline in gas prices for the four industries has been set since two years ago.

    Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), Arcandra Tahar revealed, one way to reduce gas prices by lowering Non-Tax State Revenue (PNBP) for the four industries.

"We evaluate, in the Presidential Regulation, the gas price is lowered by one option through the decrease of PNBP," said Arcandra on Tuesday (23/1) night at his office.

    According to him, the PNBP reduction option can be done by the government because of the potential loss of non-tax revenues. However, the government still needs to evaluate the multiplier effect that can be obtained by eliminating PNBP.
Of the 80 companies that potentially get a decrease in gas prices, there is a potential decrease of PNBP of US $ 4.3 million.

"Approximately US $ 4.3 million per year with a reduction between US $ 0.3 to US $ 0.7 per mmbtu," said Arcandra.

    Meanwhile, the amount of gas allocated to the 80 companies is 21 mmscfd.

"The industry that asks for the price of gas to go down is being processed, as many as 56, which puts the number 80 companies with a total of 21 mmscfd of gas is small," said Arcandra.

    However, the decrease of PNBP is not guaranteed that the gas price could drop to a maximum of US $ 6 per mmbtu. This price reduction is like a government promise in Presidential Decree (Perpres) No. 40 year 2016. Arcandra sepaka, he saw the decrease or omission of PNBP very small effect on gas prices.

"The small effect and the price can not be below US $ 6 per mmbtu," explained Arcandra, Wednesday (24/1) in the Public Hearing of BPH Migas on the Pricing of Natural Gas for Household.

    On the other hand, the government also can not reduce gas prices in the upstream sector. For gas prices in the upstream already have a contract first.

"Moreover, the upstream is subtracted, the contract is already, capex also has," added Arcandra.

    The minister may downgrade other than PNBP actually ESDM ministry has issued Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources No. 58/2017 on Selling Price of Das Bumi through Pipe on Downstream Gas Business Activity. The regulation said the margin of gas sales should fall by 7%. So far, gas sales margin can reach 25%.

    And again the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources is also not able to make industrial gas prices can go down, let alone still be able to be realized 18 months ahead since the rule was published.

"The release of the regulation can not yet guarantee industrial gas prices could fall," said Secretary General of the ESDM Ministry Ego Syahrial.

    Meanwhile, Elisa Sinaga, Chairman of the Association of Indonesian Ceramic Industry Association (Asaki) said the clause of Minister of Energy and Mineral Resources Regulation no. 58/2017 it regulates three gas prices. Namely the price of industrial gas, the price of gas society, and the price of gas transport users. But in the issue of industrial gas prices, the minister may decide the price of gas.

"Well what we want, use that clause form according to the Presidential Regulation," he said.

    According to him, if see Presidential Regulation no. 40/2016 it is asking industrial gas price of US $ 6 per mmbtu.

"But if not able, so prove it can go down compared to previous prices," he said.

    As is known today the price of industrial gas US $ 9 per mmbtu to US $ 12 per mmbtu

IN INDONESIA

Harga Gas Empat Industri Masih Sulit Turun


Kementerian ESDM mengusulkan agar PNBP bagi 80 perusahaan diturunkan atau dihilangkan

    Pemerintah masih terus mencari cara menurunkan harga gas bagi tujuh industri tertentu yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 40 Tahun 2016. Sejauh ini baru tiga sektor industri yang harga gas kini maksimal US$ 6 per mmbtu yaitu baja, pupuk dan potrokimia.

    Sementara empat industri lain yaitu keramik, kaca, sarung tangan karet dan oleochyemical belum juga mendapatkan penurunan harga gas. Meskipun janji penurunan harga gas untuk empat industri tersebut sudah ditetapkan sejak dua tahun lalu.

    Wakil Menteri Energi dan SumberDaya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengungkapkan, salah satu cara menurunkan harga gas dengan menurunkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bagi empat industri tersebut.

"Kami mengevaluasi, dalam Peraturan Presiden disebutkan harga gas diturunkan salah satu opsi lewat penurunan PNBP, "kata Arcandra pada Selasa (23/1) malam di Kantornya.

    Menurut dia, opsi penurunan PNBP tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah karena potensi kehilangan PNBP yang tidak besar. Namun, pemerintah masih perlu melakukan evaluasi terkait multiplier effect yang bisa didapat dengan menghilangkan PNBP. Dari 80 perusahaan yang berpotensi mendapat penurunan harga gas, terdapat potensi penurunan PNBP sebesar US$ 4,3 juta.

"Sekitar US$ 4,3 juta per tahun dengan pengurangan antara US$ 0,3 sampai US$ 0,7 per mmbtu," kata Arcandra.

Sementara itu untuk jumlah gas yang dialokasikan kepada 80 perusahaan itu sebesar 21 mmscfd.

"Industri yang minta harga gas turun itu sedang diproses, sebanyak 56, yang mengajukan jumlahnya 80 perusahaan dengan jumlah total gas 21 mmscfd. ini kecil ," jelas Arcandra.

    Namun penurunan PNBP belum tentu menjamin harga gas bisa turun hingga maksimal US$ 6 per mmbtu. Penurunan harga ini seperti janji pemerintah dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2016. Arcandra sepaka, ia memandang penurunan atau penghilangan PNBP sangat kecil berpengaruh terhadap harga gas.

“Kecil efeknya dan harga tidak bisa di bawah US$ 6 per mmbtu," jelas Arcandra, Rabu (24/1) dalam acara Publik Hearing BPH Migas tentang Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga.

    Di sisi lain, pemerintah juga tidak bisa menurunkan harga gas di sektor hulu. Sebab harga gas di hulu sudah memiliki kontrak terlebih dulu.

"Apalagi, hulunya dikurangkan. Kontraknya sudah, capex juga sudah," tambah Arcandra.

    Menteri bisa turunkan selain PNBP sebenarnya kementerian ESDM sudah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No 58/2017 tentang Harga Jual das Bumi Melalui Pipa pada Kegiatan Usaha Hilir Gas. Aturan itu menyebutkan margin penjualan gas turun harus 7%. Selama ini margin penjualan gas bisa mencapai 25%.

    Dan lagi Peraturan Menteri ESDM itu juga tidak mampu membuat harga gas industri bisa turun, apalagi masih akan bisa direalisasikan 18 bulan ke depan sejak aturan itu terbit.

"Keluarnya aturan itu belum bisa. menjamin harga gas industri bisa turun," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial.

    Sementara itu, Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, klausul Peraturan Menteri ESDM No. 58/2017 itu mengatur tiga harga gas. Yakni harga gas industri, harga gas masyarakat, dan harga gas pengguna transportasi. Tapi dalam persoalan harga gas industri, menteri dapat memutuskan harga gas.

"Nah yang kami mau, gunakanlah klausul itu membentuk sesuai Peraturan Presiden," kata dia.

    Menurutnya, jika melihat Peraturan Presiden No. 40/2016 itu memang meminta harga gas industri US$ 6 per mmbtu.

"Tapi kalau tidak mampu, ya buktikan saja bisa turun dibandingkan harga sebelumnya," ungkap dia.

    Seperti diketahui saat ini harga gas industri US$ 9 per mmbtu sampai US$ 12 per mmbtu

Kontan, Page-14, Thursday, Jan 25, 2018

Criminal Investigation Agency Checks Honggo Palace


    
Police Headquarters Investigator ransacked the home of former Managing Director of TPPI Honggo Wendratno, Wednesday (24/1) night. Honggo is still a fugitive status after being named a suspect in a condensate sale corruption case involving PT TPPI and SKK Migas.

the Suspect Honggo Wendratno

"Tonight there was a search on the suspect's house HW (condensate case)," said Head of Public Information Division of the Public Relations Division of Police Headquarters, Commissioner of the Police, Martinus Sitompul, through a written statement, Jakarta, Wednesday (24/1).

    The Honggo house, which was ransacked in Jalan Martimbang III, no 3, South Jakarta, Wednesday (24/1). The house was luxurious like a palace. The building is magnificent, spacious, and the furnishings are luxurious.

    Head of Sub Directorate III of TPPU Police Criminal Investigation Unit Kombes Pol Jamaludin said, if he together with his men find Honggo, will bring the concerned.

"Tonight will bring Honggo's brother. There are 25 people from our team come accompanied by Head of the local people. This is our assignment Letter, we ask permission, accompanied, "Jamaludin said at home Honggo while requesting permission to the local RW.

    RW 005 Chairman Sugandi Saputra said he did not meet Honggo very often. Himself revealed, last saw Honggo at the time of the 2014 Regional Head Election.

"If you meet every Pilkada, last elections 2014," said Sugandi on location.

    He also said, Not only in Martimbang III, Honggo has a very luxurious house that has two levels. But also still have three more houses that are not far from Martimbang III.

"In Martimbang I there is 1 house, Martimbang II there are 2 houses and Martimbang III 1 house," he said.

    Until 21:00 last night, Police Bareskrim led by Jamaludin still conduct searches on the suspect's house for a condensate sale corruption case involving PT TPPI and SKK Migas, Honggo Wendratno.

Want to Spell 2 Suspects

    Kabareskrim Police Komjen Pol Ari Dono Sukmanto said at this time he still strive to stage two cases of condensate sales corruption involving PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia and SKK Migas with a complete suspect. Because until now it can only catch two of the three suspects in the case.

"We still try the three suspects, there is still coordination with the prosecutor's office, if possible if the two suspects first, we can arrest the two suspects first," said Ari in Hall of PTIK / STIK, Kebayoran Baru, South Jakarta, Wednesday (24/1).

    If the police only delegate two suspects only, namely Raden Priyono and Djoko Harsono to the prosecutor's office, Ari worried the public will think negatively on his side because at this time the former Director of TPPI Honggo Wendratno is still at large.

"Later people will judge the various kinds, it is true he said two suspects, the one darkened. That's not good either. The result of coordination of the term we hope the public does not justify us, do not aggravate the situation, "he said.

    He asserted, Police seriously solve this case because it has long been processed. And it will also completely complete all files and suspects after being declared complete alias (P21) by the Attorney General.

"In the sense that the government has been serious and law enforcement officers who have been repairing for so long have we prove that prosecutors see that this is enough, we raise the case, it is considered complete and can be submitted but because there is no person, yes we complete the file," he said .

     The Criminal Investigation Agency will coordinate with the Prosecutor if it can submit two suspects to the AGO first. And it was done while it did a search for Honggo who is still a fugitive whose info is in Singapore.
 
"In principle we will submit a complete three suspects. But since the two suspects are ready, the one gaping is not there, we try first straight away, lest we be judged negatively like that. We try to get three suspects, later in this search effort we can not be found, we will coordinate with the prosecutor, whether we are willing to two suspects first, "he said.

Allegedly Using False Identity
 
    Previously, Head of Public Relations Division of Police Headquarters Inspector General of Police Setyo Wasisto admitted he had coordinated the loss of Honggo Wendratmo with Singapore police attache.

"I have contact with the police attache there, that he has ensured that there is no document that supports Honggo is in Singapore, but we must check again, because it does not rule out him using another identity," said Setyo at Police Headquarters, South Jakarta, Monday (22/1).

    Setyo explained, Police detected the disguise of Honggo identity during a stopover in Singapore for treatment. But when in kroscek, concerned successfully disguise the trail and anchored to another place. Police are now losing track of Honggo.

"If the information concerned is sick there, already checked by the attache was not found. The document also does not exist, Honggo document out of Singapore there is also no, "said Setyo.

    As is known, condensate sales corruption cases involving PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia and SKK Migas had been abandoned in the Criminal Investigation Agency (Bareskrim) more than two years. Though the case files that have been prepared investigators Directorate of Economic and Special Crime (Dittipideksus) Bareskrim has four times delegated.

    Since May 2015, Investigators have already established three people as suspects in this condensate case. They are Raden Priyono, Djoko Harsono, and Honggo Wendratno. However, the only detained investigators Raden Priyono and Djoko Harsono. 

    While Honggo Wendratno has not been arrested for undergoing post-operative heart health care in Singapore. However, Singapore through the Facebook account of the Singapore Embassy for Indonesia denied the existence of Honggo in Singapore.

"Honggo Wendratno is not in Singapore. We have conveyed this to the Indonesian authorities on previous occasions. Singapore has given full assistance to Indonesia in this case, in accordance with our law and international obligations, "the official statement of Singapore's Foreign Ministry, as quoted from Singapore Embassy's Facebook account for Indonesia, Saturday (13/1) night.

    Unlawful acts committed by suspects are the Corruption Criminal of Condensate Processing of State Section. They are considered unlawful because the processing is without a cooperation contract, take and process and sell condensate part of the state that harm the state finances. As audited by the State Audit Board of the Republic of Indonesia, the state losses amounted to USD 2,717,894,359.49 or Rp 38 trillion.

IN INDONESIA

Badan Reserse Kriminal Geledah Istana Honggo


    Penyidik Mabes Polri menggeledah rumah eks Direktur Utama TPPI Honggo Wendratno, Rabu (24/1) malam. Honggo masih berstatus buron setelah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus korupsi penjualan kondensat yang melibatkan PT TPPI dan SKK Migas.

“Malam ini ada penggeledahan di rumah tersangka HW (kasus kondensat),” kata Kepala Bagian Penerangan  Umum Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polisi Republik Indonesia Komisari Besar Polisi Martinus Sitompul melalui keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (24/1).

    Rumah Honggo yang digeledah di Jalan Martimbang III, no 3, Jakarta Selatan, Rabu (24/1). Rumah itu mewah bagai istana. Bangunannya megah, luas, dan perabotannya mewah.

    Kepala Sub Diretorat III TPPU Badan Reserse Kriminal Polri Kombes Pol Jamaludin mengatakan, jika dirinya bersama anak buahnya menemukan Honggo, akan membawa yang bersangkutan.

“Malam ini akan membawa saudara Honggo. Ada 25 orang tim dari kami masuk didampingi Kepala Warga setempat. Ini Surat tugas kami, kami mohon izin.didampingi,” kata Jamaludin saat di rumah Honggo sambil meminta izin terhadap RW setempat.

Ketua RW 005 Sugandi Saputra mengatakan, dirinya tidak terlalu sering bertemu Honggo. Dirinya mengungkapkan, terakhir melihat Honggo pada saat Pemilu Kepala Daerah 2014 lalu.

“Kalau ketemu setiap Pilkada, terakhir Pilkada 2014,” ujar Sugandi di lokasi.

    Dia juga menuturkan, Bukan hanya di Martimbang III, Honggo mempunyai rumah yang berukuran sangat mewah yang memiliki dua tingkat. Tapi juga masih mempunyai tiga rumah lagi yang jaraknya tidak jauh dari Martimbang III.

"Di Martimbang I ada 1 rumah, Martimbang II ada 2 rumah dan Martimbang III 1 rumah,” katanya.

    Sampai pukul 21.00 tadi malam, Bareskrim Polri yang dipimpin langsung oleh Jamaludin masih melakukan penggeledahan terhadap rumah tersangka atas kasus korupsi penjualan kondensat yang melibatkan PT TPPI dan SKK Migas, Honggo Wendratno.

Ingin Limpahkan 2 Tersangka

    Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan saat ini dirinya tetap mengupayakan tahap dua kasus korupsi penjualan kondensat yang melibatkan PT TPPI dan SKK Migas dengan tersangka yang lengkap. Karena sampai saat ini pihaknya hanya bisa menangkap dua dari tiga orang tersangka dalam kasus tersebut.

“Kita tetap upayakan tiga tersangka, masih ada koordinasi dengan kejaksaan, kalau memungkinkan kalau bisa dua tersangka dulu, kita tangkap dua tersangka dulu,” kata Ari di Aula PTIK/ STIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/1).

    Jika polisi hanya melimpahkan dua tersangka saja, yaitu Raden Priyono dan Djoko Harsono kepada kejaksaan, Ari khawatir masyarakat akan berpikir negatif terhadap pihaknya karena saat ini eks Direktur Utama TPPI Honggo Wendratno masih buron.

“Nanti masyarakat akan menilai macam-macam, benar katanya dua orang tersangka, yang satu digelapkan. Hal itu tidak bagus juga. Hasil koordinasi istilahnya kita berharap publik tidak menjustifikasi kita, jangan memperburuk situasi,” ujarnya.

    Dia menegaskan, Polri serius menyelesaikan kasus ini karena sudah lama diproses. Dan pihaknya juga akan benar-benar melengkapi seluruh berkas dan tersangka usai dinyatakan lengkap alias (P21) oleh Kejaksaan.

“Dalam artian pemerintah sudah serius dan aparat penegak hukum yang sudah sekian lama perbaikan-perbaikan sudah kita buktikan bahwa Jaksa melihat bahwa ini sudah cukup, kita naikkan kasusnya, dianggap lengkap dan bisa diserahkan tapi karena belum ada orangnya, ya kita lengkapi berkasnya,” ucapnya.

    Badan Reserse Kriminal akan berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan apabila pihaknya bisa menyerahkan dua tersangka terlebih dahulu kepada Kejaksaan. Dan itu dilakukan sambil pihaknya melakukan pencarian terhadap Honggo yang sampai saat ini masih buron yang info-nya berada di Singapura.

“Pada prinsipnya kita akan serahkan lengkap tiga orang tersangka. Tapi karena yang dua orang tersangka sudah siap, yang satu tersanga tidak ada, kita upayakan dulu langsung, jangan sampai kita dinilai negatif seperti itu. Kita upayakan untuk bisa tiga orang tersangka, nanti kira-kira dalam upaya pencarian ini kita belum bisa ditemukan, nanti kita koordinasi bersama Jaksa, apakah memang kita berkenan untuk dua orang tersangka dulu,” katanya.

Diduga Menggunakan Identitas Palsu

    Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengaku dirinya telah berkoordinasi mengenai hilangnya Honggo Wendratmo dengan atase polisi Singapura.

“Saya sudah kontak dengan atase polisi sana, bahwa dia sudah emmastikan bahwa tidak ada dokumen yang mendukung bahwa Honggo ada di Singapura, tetapi kita harus periksa lagi, karena tidak menutup kemungkinan dia menggunakan identitas lain,” kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (22/1).

    Setyo menjelaskan, Polisi mendeteksi penyamaran identitas Honggo saat singgah di Singapura untuk berobat. Namun saat di kroscek, yang bersangkutan berhasil menyamarkan jejak dan berlabuh ke tempat lain. Polri pun kini kehilangan jejak Honggo.

“Kalau informasinya yang bersangkutan sakit di sana, sudah di cek oleh atase ternyata tidak ditemukan. Dokumennya juga tidak ada, dokumen Honggo keluar dari Singapura ada dimana juga tidak ada,” kata Setyo.

    Seperti diketahui, kasus korupsi penjualan kondensat yang melibatkan PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia dan SKK Migas sempat terbengkalai di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) lebih dari dua tahun. Padahal berkas perkara yang telah disusun penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim telah empat kali dilimpahkan.

    Sejak Mei 2015, Penyidik sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus kondensat ini. Mereka adalah Raden Priyono, Djoko Harsono, dan Honggo Wendratno. Namun, yang ditahan penyidik hanya Raden Priyono dan Djoko Harsono. 

    Sementara Honggo Wendratno belum ditahan karena menjalani perawatan kesehatan pascaoperasi jantung di Singapura. Akan tetapi, Singapura melalui akun Facebook Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia membantah keberadaan Honggo di Singapura.

“Honggo Wendratno tidak ada di Singapura. Kami telah menyampaikan hal ini kepada pihak berwenang Indonesia pada kesempatan sebelumnya. Singapura telah memberikan bantuan penuh kepada Indonesia dalam kasus ini, sesuai dengan undang-undang kami dan kewajiban internasional,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Singapura, seperti dikutip dari akun Facebook Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia, Sabtu (13/1) malam.

    Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para tersangka adalah Tindak Pidana Korupsi Pengolahan Kondensat Bagian Negara. Mereka dinilai melawan hukum karena pengolahan itu tanpa dilengkapi kontrak kerjasama, mengambil dan mengolah serta menjual kondensat bagian negara yang merugikan keuangan negara. Sebagaimana telah dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia kerugian negara mencapai sebesar USD 2.717.894.359,49 atau Rp 38 Triliun.

Duta Masyarakat, Page-1, Thursday, Jan 25, 2018

Pertagas and PG Integration Targeted Completed March



    The Ministry of State-Owned Enterprises (SOEs) targets the business uniting of PT Pertagas, a subsidiary of PT Pertamina (Persero), with PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) in a gas sub-holding, to be realized by the end of March 2018.

    Deputy of Mining Business, Strategic Industries, and Media Ministry of State-Owned Enterprises, Harry Sampurno, said that the valuation process is still conducted by the oil and gas holding team.

"The Valuation must be completed in March," he said at the Ministry of SOE Building, Jakarta.

    Pertagas and PGN integration are still waiting for the Government Regulation (PP) on holding state-owned enterprises which are expected to come out next week.

"The draft Government Regulation has reached the hands of the President, still waiting to be signed," he said.

    According to Harry, to realize the formation of gas sub-holding, 56.6% of PGN's shares to Pertamina will be done through the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) of PGN scheduled on January 25, 2018.

"The transfer of PGN shares to Pertamina is part of the formation of state-owned oil and gas holding company. So, PGN and Pertagas are sub-holding the gas business in the two companies," Fajar said.


Nicke Widyawati

    Director of Human Resources of Pertamina Nicke Widyawati added that gas sub-holding is one part of big design of state-owned oil and gas holding. According to the dawn although the establishment of oil and gas holding is still in the implementation stage, gas sub-holding can already be realized first.

    Nicke Widyawati explains the purpose of gas business integration between Pertagas and PGN covering the creation of efficiency, effectiveness, and investment capability in the future.

    In the oil and gas holding structure, besides gas sub-holding, sub-holding of refinery and petrochem will also be established.

IN INDONESIA

Integrasi Pertagas dan PG Ditargetkan Selesai Maret


    Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan penyatuan bisnis PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina (persero), dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (persero) dalam satu sub-holding gas, akan terealisasi pada akhir Maret 2018.

    Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, saat ini proses valuasi masih dikerjakan tim transaksi holding migas.

“Valuasinya itu harus selesai Maret,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.

    Integrasi Pertagas dan PGN masih menunggu Peraturan Pemerintah (PP) tentang holding BUMN yang diperkirakan keluar pada pekan depan.

“Rancangan Peraturan Pemerintah sudah sampai di tangan Presiden, masih menunggu ditandatangani,” ujarnya.

    Menurut Harry untuk merealisasikan pembentukan sub-holding gas tersebut terlebih dahulu dilakukan pengalihan 56,6.% saham PGN ke Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PGN yang dijadwalkan pada 25 Januari 2018.

“Pengalihan saham PGN ke Pertamina bagian dari pembentukan holding company BUMN migas, Jadi, PGN dan Pertagas menjadi sub-holding yang menangani bisnis gas di dua perusahaan itu,” kata Fajar.

    Direktur SDM Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, sub-holding gas ialah salah satu bagian dari desain besar holding BUMN migas. Menurut fajar meskipun pembentukan holding Migas masih dalam tahap implementasi, sub-holding gas sudah bisa terlebih dulu direalisasikan.

    Nicke Widyawati menjelaskan tujuan integrasi bisnis gas antara Pertagas dan PGN meliputi terciptanya efisiensi, efektivitas, serta kemampuan investasi di masa datang.

    Dalam struktur holding migas tersebut, selain sub-holding gas, juga akan dibentuk sub-holding marketing serta sub-holding refinery and petrochem.

Media Indonesia, Page-17, Wednesday, Jan 24, 2018

House of Representatives Supports Pertamina Manage Mahakam Block



    Pertamina is believed to be able to manage the Mahakam Block, post-managing of Total Indonesians earlier this year. Therefore, Pertamina has the experience and technology capable to re-increase the production of the block has been declining.

"I'm sure, let alone managed by SOEs. They have a sense of responsibility to continue to increase production to provide benefits for the people of Indonesia, "said Vice Chairman of Commission VII DPR Herman Khaeron in his written statement in Jakarta.
Mahakam block
 
    According to Herman, whoever manages the block, it must do the development of oil wells. If not, of course production will continue to decline. For this reason he is convinced, because in Pertamina's work plan related to the management of Mahakam block, among others emphasize on increasing or maintaining average daily production.

"The work plan was submitted by the SOEs at the time of the takeover. We believe in their commitment, "Herman continued.

    Herman's belief is also based on various experiences in block management over the years. Including the Madura Block proved to be improved production. In addition, of course human resources (HR) which has been proven reliable in the field.

"Human resources remain and they have been proven. This is just a transition management and for that we believe in the ability of Pertamina "he said.

    Since the transfer of management earlier this year, Pertamina does take concrete steps. Including, certainty will drill a new well in Handil Square, one from the working area (WK) Mahakam.

    From Handil Field, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) will increase its supply especially crude oil. The current supply of Handil Mix Crude type ranges from 17,000 barrels per day (BPH). PHM does target 69 drilling wells this year.

    In the work plan and budget (WP & B) is targeted at 42,000 barrels per day or BPH. While 916 million cubic feet per day (MMscfd) for gas. In addition to drilling, 132 workover wells, and 5623 repair wells will also be done.

    Separately, members of the National Energy Council (DEN) Tumiran also consider the possibility of managing the Mahakam block by Pertamina. Instead of managing it, that is the hard work of the Government that Pertamina must respond to with its commitment.

"It's positive. Going forward, we can learn from here that the old areas that have been completed the contract period, we leave it to Pertamina. Because all for the country, "said Tumiran.

    Related to the current production decline, according to Tumiran is a natural thing considering the age of the Mahakam block is already old. But all should give confidence because it could be increased production is done through the addition of new wells blocked it.

"If there is any oil decline, we see the reservoir problem. However, with their experience, of course they know what to do to re-increase production. Therefore, we must all be optimistic, "continued Tumiran.

IN INDONESIA

Dewan Perwakilan Rakyat Dukung Pertamina Kelola Blok Mahakam


    Pertamina diyakini mampu mengelola Blok Mahakam, pasca alih kelola dari Total lndonesie awal tahun ini. Sebab, Pertamina memiliki pengalaman dan teknologi yang mampu untuk kembali menaikkan produksi blok tersebut yang sudah menurun.

”Saya yakin, apalagi dikelola oleh BUMN. Mereka memiliki rasa tanggungjawab untuk terus meningkatkan produksi sampai memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

    Menurut Herman, siapa pun yang mengelola blok tersebut, memang harus melakukan development terhadap sumur minyak. Jika tidak, tentu produksi akan terus mengalami penurunan. Untuk itulah dia yakin, karena dalam rencana kerja Pertamina terkait pengelolaan Blok Mahakam, antara lain menekankan pada peningkatan atau mempertahankan produksi rata-rata harian.

”Rencana kerja tersebut disampaikan BUMN itu pada saat pengambilalihan. Kita percaya pada komitmen mereka,” lanjut Herman.

Kepercayaan Herman juga didasarkan atas berbagai pengalaman dalam pengelolaan blok selama ini. Termasuk di antaranya Blok Madura yang terbukti bisa ditingkatkan produksinya. Selain itu, tentu saja sumber daya manusia (SDM) yang selama ini terbukti andal di lapangan.

”SDM tetap dan mereka sudah terbukti. Ini hanya peralihan manajemen dan untuk itu kita percaya pada kemampuan Pertamina" kata dia.

    Sejak alih kelola awal tahun ini, Pertamina memang melakukan berbagai langkah konkret. Termasuk di antaranya, kepastian akan mengebor sumur baru di Lapangan Handil, satu dari wilayah kerja (WK) Mahakam.

    Dari Lapangan Handil, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan meningkatkan pasokan khususnya minyak mentah. Adapun saat ini pasokan jenis Handil Mix Crude berkisar 17.000 barel per hari (BPH). PHM memang menargetkan 69 pengeboran sumur sepanjang tahun ini.

    Dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) ditargetkan sebesar 42.000 barel per hari atau BPH. Sementara 916 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas. Selain pengeboran, 132 workover sumur, dan 5 .623 perbaikan sumur juga akan dilakukan.

    Terpisah, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran juga menganggap positif alih kelola Blok Mahakam oleh Pertamina. Alih kelola tersebut, yaitu buah kerja keras Pemerintah yang harus direspons Pertamina dengan komitmennya.

”Ini positif. Ke depan, kita bisa belajar dari sini bahwa wilayah-wilayah tua yang sudah selesai masa kontrak, kita serahkan saja kepada Pertamina. Karena semua untuk negara,” ujar Tumiran.

    Terkait penurunan produksi saat ini, menurut Tumiran adalah hal yang wajar mengingat usia Blok Mahakam memang sudah tua. Namun semua harus memberikan kepercayaan karena bisa saja peningkatan produksi dilakukan melalui penambahan sumur-sumur baru diblok tersebut.

”Kalau pun ada penurunan minyak, itu kita lihat masalah reservoirnya. Namun, dengan pengalamannya, tentu mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk kembali meningkatkan produksi. Makanya, kita semua harus optimistis,” lanjut Tumiran.

Koran Sindo, Page-19, Wednesday, Jan 24, 2018

End of January, Auction Winners of Oil and Gas Block Auction Announced



    The government will announce the winners of the 2017 oil and gas block auction by the end of this month. At this auction, there are five oil and gas blocks that investors are interested in.

"Good news in the near future that the auction is still gross split by the end of this month is over, it will be announced who the winner is," said Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (EMR) Archandra Tahar.

    According to him, the government deliberately speed up the auction process that was held since mid-2017 this. Hopefully, with the auction winner announced soon, the exploration of oil and gas blocks offered can be done faster.

"The auction is accelerated to make production faster, so that the exploration process can be accelerated," explained Archandra.

    Previously, Archandra stated that there were 13 companies that accessed 20 documents at auction in 2017. While total oil and gas blocks offered last year, including conventional and non-conventional oil and gas blocks, contain 15 blocks. Of the 15 oil and gas blocks, five blocks are in demand by investors.

    This is evident from the existence of six companies that return the tender documents. In detail, Mubadala Petroleum (SE Asia) Ltd is interested in taking the Andaman I Block. Then, Repsol Exploracion SA, EMP Tbk and Consortium Premiere Oil Far East Ltd, Mubadala Energy (SE Asia), and Kris Energy fight the Andaman II Block. Next, PT Tansri Madjid Energy is eyeing the Merak-Lampung Block. Finally PT Saka Energi Indonesia is interested to work on Pekawai Block and West Yamdena.

    Under the initial plan, after the investor submits the document, the opening of the participation document will be conducted in the second week of January, followed by administrative evaluation and technical document in the third week. Then, the evaluation and assessment of financial documents by the public accounting firm will be conducted from the third week of January to the third week of February.

    Furthermore, the team's recommendations for proposed winners are targeted to be completed by the third week of February. Referring to this schedule, the announcement of the winner of the new work area will be conducted in the fourth week of February. Then proceed with the signing of the contract around March.

    Regarding whether the company that became one-on-one enthusiasts on a particular block will be the winner, Archandra reluctantly replied. "Wait a minute, wait. End of month is announced, accelerated, "he said.

    As for the 2018 auction period, there will be 25 oil and gas blocks to be offered to investors. However, in the exposure to the House of Representatives Commission VII, government data shows there are 40 oil and gas blocks offered this year. But based on the evaluation, Archandra revealed, only 25 oil and gas blocks are interesting to be auctioned.

"Around March 16-17 new auctioned," he said. Unfortunately, he did not specify any of these 25 blocks of oil and gas. Unconventional oil and gas blocks will not be offered as attractive yet with current oil prices.

IN INDONESIA

Akhir Januari, Pemenang Lelang Blok Migas Diumumkan


    Pemerintah akan mengumumkan pemenang lelang blok migas periode 2017 pada akhir bulan ini. Pada lelang ini, terdapat lima blok migas yang diminati oleh investor.

“Good news sebentar lagi yang lelang masih gross split akhir bulan ini selesai, akan diumumkan siapa pemenangnya,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar.

    Menurutnya, pemerintah sengaja mempercepat proses lelang yang digelar sejak pertengahan 2017 ini. Harapannya, dengan pemenang lelang segera diumumkan, eksplorasi blok migas yang ditawarkan ini bisa lebih cepat dilakukan.

“Lelang dipercepat supaya produksinya lebih cepat, agar proses eksplorasi bisa dipercepat,” jelas Archandra.

    Sebelumnya, Archandra menyatakan, adanya 13 perusahaan yang mengakses 20 dokumen pada lelang 2017. Sementara total blok migas yang ditawarkan pada tahun lalu, termasuk blok migas konvensional maupun nonkonvensional, terdapat 15 blok. Dari 15 blok migas ini, lima blok diminati oleh investor.

    Hal ini terlihat dari adanya enam perusahaan yang mengembalikan dokumen lelangnya. Rincinya, Mubadala Petroleum (SE Asia) Ltd berminat mengambil Blok Andaman I. Kemudian, Repsol Exploracion SA, EMP Tbk, dan Konsorsium Premiere Oil Far East Ltd, Mubadala Energy (SE Asia), dan Kris Energy memperebutkan Blok Andaman II. Berikutnya, PT Tansri Madjid Energy mengincar Blok Merak-Lampung. Terakhir PT Saka Energi Indonesia berminat menggarap Blok Pekawai dan West Yamdena.

    Berdasarkan rencana awal, setelah investor memasukkan dokumen, pembukaan dokumen partisipasi akan dilakukan pada minggu kedua Januari, dilanjutkan evaluasi administrasi dan dokumen teknis pada minggu ketiga. Kemudian, evaluasi dan penilaian dokumen keuangan oleh kantor akuntan publik akan dilakukan dari minggu ketiga Januari hingga minggu ketiga Februari.

    Selanjutnya, rekomendasi tim untuk usulan penetapan pemenang ditargetkan selesai pada minggu ketiga Februari. Mengacu pada jadwal ini, pengumuman pemenang wilayah kerja baru akan dilakukan pada minggu keempat Februari. Kemudian dilanjutkan penandatanganan kontrak sekitar Maret.

    Terkait apakah perusahaan yang menjadi satu-satu peminat pada blok tertentu akan menjadi pemenang, Arcandra enggan menjawab. “Tunggu dulu, tunggu. Akhir bulan diumumkan, dipercepat,” tuturnya.

    Sementara untuk lelang periode 2018, akan ada 25 blok migas yang akan ditawarkan kepada investor. Namun dalam paparan kepada Komisi VII DPR RI, data pemerintah menunjukkan terdapat 40 blok migas yang ditawarkan pada tahun ini. Namun berdasarkan evaluasi, Arcandra mengungkapkan, hanya 25 blok migas yang menarik untuk dilelang.

“Sekitar 16-17 Maret baru dilelang,” kata dia. Sayangnya, dia tidak merinci mana saja 25 blok migas ini. Blok migas non-konvensional dipastikan tidak akan ditawarkan lantaran belum menarik dengan harga minyak saat ini.

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Jan 24, 2018

Government Regulation on Oil and Gas Holding is Targeted Immediately



    The Government Regulation on which the legal formation of oil and gas holding is targeted will be completed in the near future. Once the regulation comes out, the government will transfer 57.3% of its shares in PT PGN (Persero) Tbk to PT Pertamina (Persero) which becomes the holding holding of oil and gas.

    Deputy for Mining Business, Strategic Industries and Media Ministry of State Enterprises Fajar Harry Sampurno said the Government Regulation Draft (RPP) was deliberately formulated as the legal basis for the establishment of oil and gas holding. Currently, the RPP has been prepared and discussed in the Ministry of Justice and Human Rights, and has been returned to the Secretariat of State. The RPP has also been signed by the Minister of SOEs and the Minister of Finance.

"This is sent to the President. We hope this week has been signed by the President, "said Harry.

    Harry explained, the formation of this holding begins with the transfer of government shares of 57.3% in PGN to Pertamina. On Thursday (25/1) planned to hold Extraordinary General Meeting of Shareholders (RUPS) PGN to request approval of shareholders of the share transfer plan.

"The GMS is in fact the shareholder approval process for the transfer of government shares. The GMS does not have to wait for the Government Regulation to be signed by the President, "he said.

    The next process Pertamina will be tasked with preparing a strategic holding plan, in which subholding will be formed. One of the subholding formed for subholding gas. For this gas subholding, PT Pertamina Gas (Pertagas) is planned to be merged with PGN.

"Minister of SOE expects to finish all of March, this is just for (subholding) gas. The other sub-holding will be Pertamina's business, "said Harry.
Nicke Widyawati

    Meanwhile, Director of Human Resources (SDM) of Pertamina Nicke Widyawati added, there will be four subholdings under the holding that is being formed. The four subholdings are upstream, processing, marketing, and gas. Pertamina subsidiaries that have the same field will be integrated into the subholding. That way can be gained from the side of efficiency and effectiveness. Nicke Widyawati said integration was done with the acquisition or merger.

"So the structure of Pertamina as a holding oil and gas, eventually the final form it is a strategic holding, under it there are some subholding," said Nicke Widyawati.

    In line with Harry, Nicke also said, sublinging gas by integrating Pertagas to PGN is targeted to be completed in March. Subholding gas will take care of the entire gas business from midstream to downstream.

    However, for the company that is the mother of subholding gas is still in the maturation stage. The formation of this sub-holding called it will be done gradually. Because it does not want the holding of this holding disrupt the activities of companies that have been running for this.

"There are customers who are served, we do not want to disturb it. The operations team will detail the stages. We agree on the final structure like that, "said Nicke.

    PGN Corporate Secretary Rachmat Hutama added that his side has socialized to the workers about the plan of oil and gas holding, including the benefits of this plan. It also confirmed that the merger of these two companies will certainly not be accompanied by the rationalization of workers.

"The rationalization plan does not exist. The incorporation or entry of a business entity to another enterprise will not have an impact on the rationalization of the worker, "he said.

Increase Investment

    Furthermore, Harry said, the main objective of oil and gas holding is to streamline the efficiency, effectiveness, and ability for future investment.

"Lastly, with the entry of PGN assets to Pertamina, of course, the Minister of SOEs is expected to make Pertamina leverage bigger," he said.

    Furthermore, the integration of the gas sector companies benefits society and enhances the use of environmentally friendly energy. Because the formation of gas sub-holding is expected to make gas prices more affordable and the availability of gas supplies.

"Then there is no duplication of pipeline construction. Now Pertagas and PGN are building in the same area for the same investment, it can be integrated, "he said.

    Executive Director of Reforminer Institute Komaidi Notonegoro also hopes that oil and gas holding can generate national gas infrastructure improvements. Because, only certain areas that have a pretty good gas infrastructure, namely West Java, East Java, and parts of Sumatra.

"In addition, it is still relatively less," he said.

    In contrast, Public Policy Observer Agus Pambagio does not agree that infrastructure improvements are overcome by the establishment of holding. The reason, referring to the study of Center for Energy Studies UGM, no funding will be easier when the assets of two SOEs combined. This is considering the risk of bankruptcy in line with the potential increase in financial burden.

    This study concludes that the oil and gas holding plan is further evaluated and not implemented in a hurry. The government is advised to pay attention to several things, including compliance with the constitution and ensuring top management important branches covering people's livelihoods, as well as new energy governance systems through both oil and gas holding and strengthening of government institutions should be able to accelerate gas infrastructure development.

    According to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), until last year, the length of the installed gas pipeline was recorded as long as 10,671 km. The length of this gas pipeline is targeted to grow every year and reach 17,584 km by 2020. The pipeline consists of open access pipes of 5,665 km, dedicated downstream of 7,095 km, dedicated upstream of 4,697 km, and own pipe for 127 km.

IN INDONESIA

Peraturan Pemerintah Holding Migas Ditargetkan Segera Terbit


    Peraturan Pemerintah yang menjadi landasan hukum pembentukan holding migas ditargetkan selesai dalam waktu dekat. Begitu regulasi keluar, pemerintah akan mengalihkan 57,3% saham yang dimilikinya di PT PGN (Persero) Tbk ke PT Pertamina (Persero) yang menjadi induk holding migas.

    Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tersebut sengaja disusun sebagai dasar hukum pembentukan holding migas. Saat ini, RPP itu sudah selesai disusun dan dibahas di Kementerian Hukum dan HAM, serta telah dikembalikan ke Sekretariat Negara.  RPP tersebut juga sudah ditandatangani oleh Menteri BUMN dan Menteri Keuangan.

“Ini dikirimkan ke Presiden. Kami harapkan minggu ini sudah ditandatangani Presiden,” kata Harry.

    Harry menjelaskan, pembentukan holding ini diawali dengan diserahkannya saham pemerintah sebesar 57,3% di PGN kepada Pertamina. Pada Kamis (25/1) rencananya akan digelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PGN untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana pengalihan saham tersebut.

“RUPS itu sebenarnya proses persetujuan pemegang saham untuk pengalihan saham pemerintah. RUPS tidak harus menunggu Peraturan Pemerintah ditandatangani Presiden,” ujarnya.

    Proses berikutnya Pertamina akan ditugaskan menyiapkan rencana strategic holding, di mana akan dibentuk subholding. Salah satu subholding yang dibentuk yakni untuk subholding gas. Untuk subholding gas ini, rencananya PT Pertamina Gas (Pertagas) akan digabungkan dengan PGN.

“Menteri BUMN harapkan selesai semua Maret, ini hanya untuk (subholding) gas. Sub-holding lainnya itu nanti urusan Pertamina,” tutur Harry.

    Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, nantinya bakal ada empat subholding di bawah holding yang sedang dibentuk. Keempat subholding itu yakni hulu, pengolahan, pemasaran, dan gas. Anak usaha Pertamina yang memiliki bidang yang sama akan diintegrasikan ke dalam subholding tersebut. Dengan begitu dapat diperoleh keuntungan dari sisi efisiensi dan efektifitas. Nicke Widyawati  menyebut integrasi dilakukan dengan akuisisi atau merger.

“Jadi struktur Pertamina sebagai holding migas, nanti bentuk akhirnya itu adalah strategic holding, di bawahnya ada beberapa subholding,” kata Nicke Widyawati.

    Senada dengan Harry, Nicke juga mengatakan, subholding gas dengan mengintegrasikan Pertagas ke PGN ditargetkan selesai pada Maret mendatang. Subholding gas akan mengurus seluruh bisnis gas dari midstream hingga downstream.

    Namun, untuk perusahaan yang menjadi induk subholding gas ini masih dalam tahap pematangan. Pembentukan sub-holding ini disebutnya akan dilakukan secara bertahap. Pasalnya pihaknya tidak ingin pembentukan holding ini mengganggu kegiatan perusahaan yang telah berjalan selama ini.

“Ada customer yang dilayani, kita tidak ingin mengganggu itu. Tim operasi yang akan detailkan tahapannya. Kami sepakat final structure-nya seperti itu,” tutur Nicke.

    Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke pekerja soal rencana pembentukan holding migas ini, termasuk manfaat dari rencana ini. Pihaknya juga menegaskan bahwa penggabungan dua perusahaan ini dipastikan tidak akan dibarengi dengan rasionalisasi pekerja.

“Rencana rasionalisasi tidak ada. Penggabungan atau masuknya suatu badan usaha ke badan usaha lain tidak akan Iangsung ada impact rasionalisasi pekerja,” kata dia.

Menggenjot Investasi

    Lebih lanjut Harry menuturkan, tujuan utama pembentukan holding migas untuk mengerjar efisiensi, efektititas, dan kemampuan untuk investasi di masa depan.

“Yang terakhir, dengan masuknya aset PGN ke Pertamina, tentu saja yang diharapkan Menteri BUMN supaya menjadikan leverage Pertamina lebih besar,” ujarnya.

    Selanjutnya, integrasi perusahaan sektor gas memberi manfaat bagi masyarakat serta meningkatkan pemanfaatan energi ramah lingkungan. Pasalnya pembentukan sub-holding gas ini diharapkan mampu membuat harga gas lebih terjangkau dan tersedianya pasokan gas.

“Kemudian tidak terjadi duplikasi pembangunan pipa. Sekarang Pertagas dan PGN membangun di daerah yang sama untuk investasi yang sama, ini bisa diintegrasikan,” ujarnya.

    Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro juga berharap holding migas dapat menghasilkan perbaikan infrastruktur gas nasional. Pasalnya, baru wilayah tertentu yang memiliki infrastruktur gas cukup bagus, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian Sumatera.

“Selain itu, masih relatif kurang,” ujarnya.

    Sebaliknya, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio tidak sepakat perbaikan infrastruktur diatasi dengan pembentukan holding. Pasalnya, mengacu pada kajian Pusat Studi Energi UGM, tidak ada perolehan pendanaan akan lebih mudah ketika aset dua BUMN digabungkan. Hal ini mengingat adanya resiko kebangkrutan seiring dengan potensi kenaikan beban keuangan.

    Kajian ini menyimpulkan agar rencana pembentukan holding migas dievaluasi lebih lanjut dan tidak diterapkan terburu-buru. Pemerintah disarankan memperhatikan beberapa hal, diantaranya kesesuaian dengan konstitusi dan menjamin pengelolaan atas cabang penting yang mencakup hajat hidup orang banyak, serta sistem tata kelola energi yang baru baik melalui holding migas
maupun penguatan kelembagaan pemerintah harus mampu mengakselerasi pembangunan infrastruktur gas.

    Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga tahun lalu, panjang pipa gas yang telah terpasang tercatat sepanjang 10.671 km. Panjang pipa gas ini ditargetkan terus bertambah setiap tahunnya dan mencapai 17.584 km pada 2020. Pipa tersebut terdiri dari pipa open acces 5.665 km, dedicated hilir 7.095 km, dedicated hulu 4.697 km, dan pipa untuk kepentingan sendiri 127 km.

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Jan 24, 2018

Construction of Tangguh Train-3 On Track



    BP Indonesia declared the construction of a Tangguh Train-3 liquefied natural gas (LNG) refinery in Bintuni Bay, West Papua has been running according to the schedule. The project is targeted to start operating in 2020.

    Head of Country BP Indonesia Darmawan Syamsu said the construction of Tangguh Train-3 Refinery has been running. It is now working on planting the foundations and opening camps for workers.

"'As targeted are all construction operations targeted by 2020,' he said

    Unfortunately he was reluctant to specify in what month exactly this Train-3 started to operate. As reported previously, the contractor working on this project is a consortium of PT Tripatra Engineering. While for the drilling of the well is scheduled to begin 2018-2019. This refinery and drilling work will be integrated so that it is completed at the same time.

    The Tangguh Train Development Project will add one new LNG processing facility (Train 3) and an additional production capacity of 3.8 million tonnes per annum (million ton per annum / mtpa) which will make the total capacity of Tangguh LNG plant to 11.4 mtpa. The project will also add two offshore platforms, 13 new production wells, a new LNG loading dock, and other supporting infrastructure.

    Related to the supply of gas for electricity in Papua, Darmawan once revealed, remains committed to channeling 20 million cubic feet per day / mmscfd. BP also remains committed to supply gas for fertilizer plants to be built in West Papua. Based on the commitment, gas for this fertilizer must flow in 2019.

"We see it is possible if it is completed in 2019 sooner, if the infrastructure is ready, we give from the existing," he explained. Currently, the Tangguh refinery operates with a capacity of 7.6 mtpa.

    The investment value of the Tangguh Train-3 LNG Plant reaches US $ 8 billion, BP has secured a loan of US $ 3.7 billion to cover this investment requirement. The Tangguh Project loan facility is conducted through Trustee Borrowing Scheme (TBS) method with HSBC (New York) as trustee and HSBC (Jakarta) as domestic bank account.

    This funding has received approval from the Government of Indonesia's Foreign Commercial Loan (PKLN) team. As much as 75% of LNG production from Tangguh Train-3 refinery is sold to PT PLN (Persero). PLN will receive 688 cargoes from Tangguh LNG Plant during 2016-203, ie 12 cargoes in 2016, 20 cargoes per year during 2017-2019 and 44 cargoes in the period of 202-2033. Other LNG buyers are Kansai Electric Power Company of 1 million tons per year.

    BP holds a 37.16% stake in the project. Other Tangguh Train contract partners are MI Berau BM (16.30%), CNOOC Muturi Ltd. (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12.23%), KG Berau / KG Wiriagar (10.00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%), and Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (3.06%).

IN INDONESIA

Konstruksi Kilang Tangguh Train-3 Sesuai Jadwal


    BP Indonesia menyatakan konstruksi kilang gas alam cair/LNG Tangguh Train-3 di Teluk Bintuni, Papua Barat sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2020.

    Head of Country BP Indonesia Darmawan Syamsu mengatakan, konstruksi Kilang Tangguh Train-3 sudah berjalan. Pihaknya kini sedang mengerjakan penanaman pondasi dan pembukaan camp untuk para pekerja.

"‘Sesuai target semuanya konstruksi. Operasi targetnya pada 2020,” kata dia

    Sayangnya dia enggan merinci pada bulan apa tepatnya Train-3 ini mulai beroperasi. Seperti diberitakan sebelumnya, kontraktor yang menggarap proyek ini yakni konsorsium PT Tripatra Engineering. Sementara untuk pengeboran sumur dijadwalkan dimulai 2018-2019. Pengerjaan kilang dan pemboran ini akan diintegrasikan sehingga selesai pada saat bersamaan.

    Proyek Pengembangan Train Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru (Train 3) dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (million ton per annum/mtpa) yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

    Terkait pasokan gas untuk kelistrikan di Papua, Darmawan pernah mengungkapkan, tetap berkomitmen menyalurkan sebesar 20 juta kaki kubik per hari/mmscfd. BP juga tetap berkomitmen akan memasok gas untuk pabrik pupuk yang akan dibangun di Papua Barat. Berdasarkan komitmen, gas untuk pupuk ini harus mengalir pada 2019.

“Kami melihatnya ada kemungkinan kalau lebih cepat selesai pada 2019, kalau infrastruktur sudah siap, kami berikan dari eksisting,” jelasnya. Saat ini, Kilang Tangguh beroperasi dengan kapasitas sebesar 7,6 mtpa.

    Nilai investasi Kilang LNG Tangguh Train-3 mencapai US$ 8 miliar, BP telah memperoleh pinjaman sebesar USS 3,7 miliar untuk menutup kebutuhan investasi ini. Fasilitas pinjaman Proyek Tangguh dilakukan melalui metode Trustee Borrowing Scheme (TBS) dengan HSBC (New York) sebagai wali amanat (trustee) dan HSBC (Jakarta) sebagai akun bank dalam negeri.

    Pendanaan ini telah mendapatkan persetujuan dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Pemerintah Indonesia. Sebanyak 75% produksi LNG dari Kilang Tangguh Train-3 dijual ke PT PLN (Persero). PLN nantinya akan menerima 688 kargo dari Kilang LNG Tangguh selama 2016-203, yakni sebanyak 12 kargo pada 2016, 20 kargo per tahun selama 2017-2019, dan 44 kargo pada periode 202-2033. Pembeli LNG lainnya yakni Kansai Electric Power Company sebesar 1 juta ton per tahun.

    BP memegang 37,16% saham di proyek tersebut. Mitra-mitra kontrak Train Tangguh lainnya adalah MI Berau BM (16,30%), CNOOC Muturi Ltd. (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12,23%), KG Berau/ KG Wiriagar (10,00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (3,06%).

Investor Daily, Page-9, Wednesday, Jan 24, 2018