PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk and Sinopec signed an agreement to sell bell LNG in China for 2020. This agreement marks an important milestone for PGN to play its role globally as a sub-holding of Indonesian gas.
Sinopec
"We have reviewed the opportunity to take a role and develop the gas and LNG infrastructure along the value chain, ranging from ownership of liquefaction, regasification, ships, energy regeneration or transmission infrastructure, pipelines and city gas facilities," said PGN Syahrial's Director of Business Strategy and Development Muktar.
Syahrial said that China is a country with great potential with a variety of business opportunities that can be explored. Based on energy needs to support economic growth in China, energy imports are inevitable.
China needs global energy sources to fill the gap between energy production and increasing consumption. This condition is the right thing where PGN can help.
"The sale of the LNG portfolio owned by Pertamina and PGN's role as sub-holding gas. "We are very enthusiastic to build cooperation between Sinopec and PGN. Sinopec is one of the biggest energy companies in China. We believe that our goal to sign an LNG purchase agreement is the beginning of what we can collaborate going forward.
The hope is that we can explore the potential of LNG sales and further develop LNG infrastructure with this opportunity, from the terminals, small-scale, bunkers, and so on, "said Syahrial.
In mid-2019, PGN was tasked with Pertamina to manage the end-to-end LNG business in full. Starting with the initiative and development of new LNG business both domestically and globally.
PGN also received a mandate from the government and shareholders to manage and integrating LNG business and gas in Indonesia from midstream to downstream to achieve the most optimal value to all stakeholders.
IN INDONESIA
Indonesia Mulai Ekspor LNG ke China
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Sinopec menandatangani perjanjian jual bell LNG di China untuk tahun 2020. Perjanjian ini menandai milestone penting bagi PGN memainkan perannya secara global sebagai sub holding gas Indonesia.
“Kami sudah meninjau kesempatan untuk mengambil peran dan mengembangkan infrastruktur gas dan LNG sepanjang rantai nilai, mulai dari kepemilikan bidang likuifaksi, regasifikasi, kapal, regenerasi energi atau transmisi infrastruktur, saluran pipa dan fasilitas gas kota,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Muktar.
Syahrial mengatakan bahwa China merupakan negara dengan potensi besar dengan beragam peluang bisnis yang bisa dijelajahi. Berdasarkan kebutuhan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di China, impor energi tidak dapat terelakkan.
China membutuhkan sumber energi global untuk mengisi kesenjangan antara produksi energi dengan konsumsi yang meningkat. Kondisi ini menjadi hal yang tepat di mana PGN dapat membantu.
“penjualan portofolio LNG yang dimiliki Pertamina dan menjalankan peran PGN sebagai sub holding gas. “Kami sangat antusias untuk membangun kerja sama antara Sinopec dan PGN. Sinopec adalah salah satu perusahaan energi terbesar di China. Kami percaya bahwa tujuan kita untuk menandatangangi perjanjian kerja sama jual Beli LNG merupakan awal dari apa bisa kita kolaborasikan ke depan.
Harapannya, kami bisa mengeksplorasi potensi penjualan LNG dan pengembangan infrastruktur LNG secara lebih jauh dengan kesempatan ini, dari mulai terminal, skala-skala kecil, bungker, dan sebagainya,” ungkap Syahrial.
Pada pertengahan 2019, PGN mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG end to-end secara penuh. Di mulai dengan inisiatif dan pengembangan bisnis baru bisnis LNG baik domestik maupun global.
PGN juga menerima mandat dari pemerintah dan pemegang saham untuk mengelola dan mengintergrasi bisnis dan gas LNG di Indonesia dari midstream ke downstream untuk mencapai nilai paling optimal kepada seluruh pemangku kepentingan.
Harian Bangsa, Page-4, Tuesday, Nov 12, 2019